Kejadian
3:1-7
Kehidupan manusia pertama di taman Eden yang begitu indah,
bahagia, nyaman, damai, sukacita, tidaklah dinikmati untuk selamanya, seperti yang Tuhan harapkan dan
rencanakan untuk kehidupan manusia. Pada akhrinya manusia harus terusir dari
taman yang begitu menyenangkan itu yang telah dirancang Allah bagi mereka
dengan begitu indah, setelah manusia menentukan pilihan untuk lebih tunduk dan
taat kepada bujuk rayu Iblis dari pada tunduk dan taat kepada perintah Allah
untuk tidak memakan buah pohon pengetahuan itu. “Lalu TUHAN Allah
memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh
kaumakan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan
yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya,
pastilah engkau mati "Kejadian 2:16-17.
Saya pikir Allah sudah terlalu
baik kepada manusia dengan memberikan kebebasan untuk memakan semua buah jenis
pohon yang ada dalam taman dengan bebas, hanya satu saja “permintaan” Tuhan
kepada manusia yaitu supaya tidak memakan buah pohon pengetahuan yang akan
membawa kematian. Semestinya manusia pertama bisa memahami hal ini kalau saya
boleh perbandingkan kebebasan yang diberikan kepada manusia dengan larangan
Tuhan 1000:1, Sebenarnya tidak ada alasan bagi manusia untuk tidak mau tunduk
kepada perintah Tuhan, apalagi intrsuksi dari Tuhan sangat jelas bahwa kalau
buah pohon pengetahauan itu dimakan jelas konsekuensi harus “mati”. Manusia
pertama tidak taat dengan satu larangan saja dari Tuhan, Manusia pertama gagal
dengan satu ujian saja dari Tuhan.
Ada banyak orang yang bertanya
kenapa Tuhan menempatkan pohon pengetahuan di taman sehingga membuat manusia jatuh
ke dalam dosa. Tidak sedikit orang yang mempersalahkan Tuhan karena pertanyaan
ini, dengan mengatakan “Tuhan tidak adil”, “Tuhan bukanlah Allah yang baik bagi
ciptaan-Nya” karena bagi pemikiran sebenarnya secara tidak langsung Allah
membunuh manusia ciptaan-Nya sendiri, sudah tahu manusia pasti jatuh dengan
memakan buah pohon pengetahuan itu, tetapi kenapa justru ditempatkan pohon itu
di taman. Untuk menjawab pertanyaan ini, pertama dulu kita harus memahami
bahwa, Manusia yang diciptakan Tuhan bukanlah manusia robot yang sudah diprogram
begitu rupa, sehingga tidak perlu kehendek bebas untuk memilih. Manusia
diciptakan dengan memilki kehendak bebas untuk memilih. Dalam hal ini Ingrid
listiati mengatakan bahwa “manusia selain diciptakan dengan akal budi, juga diberi
kehendak bebas. Akal budi dan kehendak bebas inilah yang juga terdapat pada
para malaikat, dan kita ketahui bahwa ada sejumlah malaikat yang juga yang
memilih untuk tidak taat kepada Allah”[1].
Apa itu kehendak bebas..??
“Kehendak bebas (free will ) adalah suatu karunia yang diberikan Tuhan kepada
manusia, karunia ini adalah suatu karunia yang besar pengaruhnya dalam diri
manusia, suatu karunia yang membuat manusia dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan kehendaknya, manusia sendiri bisa untuk memutuskan apa yang hendak dia
lakukan, apakah dia mau untuk mengikuti kehendak Tuhan ataukah kehendaknya
sendiri”[2]. Manusia berhak untuk menentukan
pilihan atas hidupnya antara tundak terhadap kuasa dosa atau memilih untuk
tunduk dan taat kepada Tuhan pencipta-Nya.
Tentunya akan timbul satu pertanyaan
baru kenapa Tuhan memberi kehendak bebas kepada manusia..?, “Tuhan
inginkan dari kita manusia suatu tanggapan, suatu kesadaran untuk mengikutiNya,
suatu perbuatan yang kita lakukan adalah untukNya, dia tidak mengatur kita
seperti boneka/robot dalam kehidupan ini, memang Dia selalu membimbing kita,
Dia selalu mengawasi kita, Dia selalu memberikan kita pandangan yang muncul
dalam suara hati kita jika kita ingin melakukan suatu perbuatan/pilihan. Disinilah
Tuhan berperan, Dia mau manusia mengikuti kata kecilNya itu, suara hati itu
yang mana itu adalah suaraNya, tapi kadang kita terlalu sibuk dan tidak
mendengarkannya sehingga kita sering mengambil suatu keputusan dengan tidak
penuh pertimbangan, lama-lama suara hati ini akan menjadi lebih kecil suaranya
sehingga hampir tidak ada, berbeda dengan orang yang mendengarkannya, semakin
didengarkan suara hati itu semakin lama menjadi besar dan setiap melakukan
suatu perbuatan yang tidak baik timbulah pelarangan sebelumnya dari hatinya
yang mana Tuhan sebenarnya yang berkata”[3].
Jadi sangat jelas Tuhan mau manusia
percaya kepadanya bukan karena keterpaksaan, Allah mau suatu ketaan yang murni,
dengan sebuah pertimbagan dan kesadaran yang tinggi untuk memilih.
Demikian halnya dengan soal
kenapa Tuhan menaruh pohon pengetahauan tentang yang baik dan yang jahat..?
pastinya Tuhan menempatkan pohon itu sebagai ujian bagi ketaatan manusia, jhon
Wesley Brill mengatakan hal ini bahwa “Allah menempatkan pohon itu karena Ia
hendak menguji manusia apakah manusia mentaati apa yang dipesankan Allah
kepadanya. Kalau manusia mentaati peraturan itu maka tentu ia akan mendapat
pahala, dan kalau tidak taat tentu ia
akan mendapat hukuman”[4]
. Bagaimana kita tahu bahwa seorang anak sekolah kelas 1 SD, sudah layak naik
di kelas 2 SD, tentunya harus melewati ujian dulu. Demikianlah kira-kira
gambaran alasan mengapa Tuhan menempatkan Pohon pengetahuan ditaman.
Kelihatannya ujian ini begitu sederhana tetapi konsekuensi amatlah besar yang
akan mempengaruhi seluruh kehidupan
manusia itu sendiri. Sekali lagi Allah mau manusia yang dia ciptakan
taat kepada-Nya bukan karena terpaksa,atau karena telah “diprogram dengan komputer sorgawi”
tapi Allah mau manusia tunduk dan taat kepadanya karena sebuah plihan sadar
manusia, untuk itu Allah harus meletakan sebuah “pohon ujian” bagi manusia
ditaman eden.
Iblis memakai Ular ciptaan Tuhan
sendiri yang konon paling cerdik dari segala binatang yang dijadikan oleh TUHAN
Allah, untuk membujuk, merayu, dan akhirnya jatuh dalam dosa (Kejadian 3:1).
Berbagai pandangan tentang ular yang
dikisahkan dalam kejadian sebagai ikon dalam kejatuhan manusia, apakah
diartikan secara harafiah, atau hanya bentuk dari Antropomorfisme..? menurut
hemat saya, ular yang diceritakan dalam kejadian pasal 3 ini adalah benar-benar
ular, hal ini didukung dari pandangan Anthony A. Hoekema yang mengatakan “
Jadi, kita harus memahami ular di Kejadian 3 sebagai seekor ular actual yang
benar-benar berbicara (melalui kekuataun jahat Iblis), tetapi yang merupakan
alat Setan. Dengan kata lain, setan memakai ular sebagai alatnya untuk membawa
orang tua pertama kita berdosa kepada Allah”[5].
Semakin jelas lagi dengan kita memperhatikan bahwa ular juga mendapat hukuman
dari Tuhan Lalu berfirmanlah TUHAN Allah kepada ular itu: "Karena engkau
berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara
segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah
akan kaumakan seumur hidupmu” Kejadian 3:14.
Sejenak kita merenung dan
bertanya, kenapa Iblis tidak memakai burung yang bisa berkicau, atau anjing
yang bisa menggonggong, kenapa harus memakai ular..?. Menarik untuk kita
perhatikan, Alkitab dengan jelas menerangkan kepada kita bahwa Ular adalah binatang yang paling cerdik dari segala binatang (Kejadian 3:1). Satu
pelajaran penting yang bisa kita petik dari sini bahwa salah satu strategi
jitunya Iblis untuk menjatuhkan manusia dalam dosa adalah dengan memanfaatkan
orang-orang cerdas, orang-orang pintar, pemimpin-pemimpin yang punya pengaruh,
sekilas kita melihat kebelakang dalam sejarah bagaimana Iblis memakia orang-
oarng cerdas, pintar dan pemimpin yang berkuasa. Iblis memakai firaun untuk
membantai semua anak laki-laki yang baru
lahir bagi bani Israel, Iblis memakai horedes dengan membantai anak-anak
dibawah umur 2 tahun di bangsa Israel dalam usahanya membunuh bayi Yesus.
Iblis memakai para Ahli taurat, dan orang
farisi untuk menyalibkan Yesus. Iblis memakai Yudas seorang bendarahara yang
pintar untuk menjual Yesus. Iblis memakai Kaisar Nero untuk membantai orang
Kristen di Roma. Iblis memakai Hitler Untuk membantai 6.000.000 orang Yahudi.
Iblis memakain Osama Bin laden sebagai dalang
dalam pembunuhan massal dengan membom gedung pentagon AS. Masih banyak
lagi orang-orang pintar yang berpengaruh diperalat oleh Iblis dalam rencananya
menggagalkan setiap rencan Tuhan dalam kehidupan manusia. Ada banyak
orang-orang pintar, bahkan doktor-doktor teologi sekalipun dipakai Iblis untuk
memutar balikan kebenaran Allah, bahkan tidak sedikit menjadi ateis, dan
murtad.
Strategi Jitu Iblis berikutnya
adalah dengan menggunakan ayat Firman Tuhan, tapi yang sudah diputar balikan.
Iblis memulai dengan pertanyaan pancingan yang begitu ahli, rapi dan penuh
dengan jebakan “Ular itu berkata kepada perempuan itu: "Tentulah Allah
berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"
Kejadian 3:1b. Firman Tuhan juga dikutib Iblis untuk mencobai Yesus , saat
berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam. Tetapi Yesus mematahkan setiap
strateginya. Sungguh disayangkan Hawa tidak berhasil mematahkan siasat Iblis
dengan benar, sehingga terbuka kesempatan bagi Iblis untuk melanjutkan tipu
muslihatnya, berikut jawaban hawa untuk menanggapi pertanyaan siasat Iblis, “Lalu
sahut perempuan itu kepada ular itu: "Buah pohon-pohonan dalam taman ini
boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman,
Allah berfirman: Jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati”
Kejadian 3:2-3.
Sekilas kita memperhatikan
jawaban Hawa, kelihatannya benar, tapi kalau kita teliti dengan baik kalimat
jawabanya, kita akan segera mendapati bahwa Hawa menambah Firman dari yang
seharusnya, “jangan kamu makan ataupun raba buah itu, nanti kamu mati”.
Seharusnya Firman Tuhan berkata “Janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari
engkau memakannya, pastilah engkau mati. Hawa menambahkan kata “raba”. Kelihatannya
begitu sepele, tetapi itu sangat
memudahkan serangan mematikan dari Iblis untuk langkah berikutnya. Iblis telah
menangkap satu point penting, mengetahui sisi kelemahannya si Hawa yang tidak
begitu tau Firman. Tentunya Iblis sangat jago dalam Firman, itu sebabnya dengan
mudah dia mengetahui kelemahan si Hawa. Hal ini menjadi perhatian penting bagi
kita bahwa, Iblis memakai para nabi-nabi palsu, hamba-hamba Tuhan yang sering
menyampaikan, tapi diselewengkan dengan maksud dan tujuan tertentu. Memang
kelihatannya sepele, seakan tidak ada dampak negative secara langsung, tapi sekali lagi itu adalah perangkap yang
mematikan dari Iblis, untuk memudahkan serangan gila berikutnya.
Tidak lama setelah Hawa
memberikan jawaban yang tidak tepat, dengan menambahkan firman dari yang
seharusnya, Kemudian Iblis melayangkan serangan jitunya, berikut argumen mematikan
dari Iblis “Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu: "Sekali-kali
kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya
matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang
baik dan yang jahat"Kejadian 3:4-5.
Iblis memutar balikan Firman dari “pastilah engkau mati” menjadi “sekali-kali
kamu tidak akan mati”, Suatu pernyataan argument yang begitu meyakinkan si Hawa
tentunya, yang sudah mulai masuk dalam perangkapnya. Setelah itu Iblis
menyerang dengan senjata pamungkasnya yaitu, popularitas, keinginan untuk
berkuasa dan menyamai Allah, dan itulah yang pernah dilakukanya dahulu yaitu ingin menyamai Allah, tapi dia
gagal total. Keinginan ini disuntikan dalam pemikiran si Hawa.
Jelas saja Hawa tidak berdaya
dengan tawaran ini, pastinya hatinya mulai terpikat olah tawaran yang kedenganrannya menggiurkan ini dalam
pemikirannya, dengan berpikir dan berpikir, mempertimbangkannya dalam-dalam. Pastinya
terjadi peperangan yang hebat dalam area pemikiran Hawa pada saat itu, antara
taat kepada Firman Allah untuk tidak memakan buah itu dengan konsekuensi yang
mematikan, atau memakan buah itu dengan segudang keberuntungan yang akan
diperoleh. Memang harus diakui bahwa pikiran kita manusia adalah arena
peperangan antara melakukan yang baik atau melakukan yang jahat, antara taat
kepada Allah atau taat kepada bujuk rayunya Iblis. Marthin Luther pernah
berkata bahwa “Kita tidak bisa melarang burung pipit untuk terbang dengan bebas diatas kepala kita, tetapi kita bisa
melarangnya untuk bertengger di atas kepala kita”. Apa arti dari ungkapan
ini..? Marthin Luther pasti tau juga bahwa pikiran arena pertempuran yang
sangat hebat, sudah pasti godaan dari Iblis akan datang menyerang kita setiap
saat dengan berbagai tawaran yang menggiurkan.
Iblis tidak pernah menawarkan hal-hal yang
biasa kepada manusia sebagi perangkap, tetapi selalu yang kelihatannya waow, fantastic,
memukau, memikat hati.Marthin Luther mau berkata bahwa, jangan godaan itu “bertengger”
lama di atas kepala kita, sebab kita tidak akan bisa melawan Iblis untuk
berargumen masalah Firman. Seharusnya ketika godaan lewat melintasi pemikiran
kita, segera saja di tolak pemikiran itu dengan memaki kuasa nama Yesus dan
kuasa Firman Tuhan. Hawa membiarkan godaan itu “bertengger” lama dalam
pemikirannya, mempertimbangkanya, sehingga akhirnya mulai terjerat, terpikat. “Perempuan
itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya,
lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil
dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang
bersama-sama dengan dia, dan suaminyapun memakannya” Kejadian 3:6.
Ketika pencobaan datang menggoda dalam pemikiran kita jangalah kita berusaha untuk melawan atau berdebat denganya, sebab kita tidak akan pernah bisa menang, lebih jelasnya Rick Warren mengatakan "Karena pencobaan selalu dimulai dengan sebuah pikiran, cara tercepat untuk menetralkan daya tariknya ialah mengalihkan perhatian anda kepada sesuatu yang lain. Jangan melawan pemikiran tersebut, ganti saja saluran pikiran anda dan pusatkanlah pada suatu ide yang lain. Inilah langkah pertama untuk mengalahkan pencobaan."[6] Hawa dan banyak orang Kristen yang telah jatuh dalam dosa telah salah menggunakan strategi melawan pencobaan, dengan mencoba melawan dan beragumen dengan pikiran harusnya tinggal mengalihkan perhatian kita ke suatu hal lain, sehingga kita tidak lagi memikirkan godaan itu.
Lebih lanjut Rick Warren mengatakan "Mengabaikan sebuah pencobaan jauh lebih efektif ketimbang melawannya. Begitu pikiran anda ada pada sesuatu yang lain, pencobaan kehilangan kuasanya. Jadi ketika pencobaan menelpon anda, janganlah berdebat dengannya, tutup saja teleponnya ! Kadang ini berarti secara fisik meninggalkan situasi yang menggoda, Inilah waktu di mana melarikan diri itu baik. Bangkit dan matikan televisi. menyingkirlah dari sebuah kelimpok yang sedang bergosip. Tinggalkan bioskop di tengah-tengah pemutaran film. Untuk menghindari sengatan, menjauhlah dari lebahnya. Lakukan apapun yang diperlukan untuk mengalihkan perhatian anda pada sesuatu yang lain."[7]
Menarik sekali sebuah solusi yang ditawarakan oleh Rick Warren dalam mengalahkan setiap pencobaan atau godaan. Bahwa kita harus lari dari godaan, hal ini didukung oleh kisah nyata dalam cerita Alkitab bagaimana Yusuf melarikan diri dari istri potifar yang sedang birahi pada Yusuf. "Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah. Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku. " Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari " Kejadian 39:11-12.Tidak ada cara yang terbaik untuk mengalahkan godaan selain dari pada lari dan lari. Kita tidak terlalu cukup kuat untuk tahan berdiri melawan godaan. Itulah sebanya firman mengingatkan kita dalam Matius 26:44 ""Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Iblis berhasil memikat hati si Hawa dengan tawaran yang menggiurkan, menjadi seperti Allah, Hawa terpikat dengan mendengar, melihat, berpikir, menghayal. Godaan Iblis berhasil menguasai area pemikiran Hawa, dan bahkan menang, tinggal tunggu eksekusi dari tindakan nyata dari si Hawa.Dan benar saja dalam waktu yang tidak begitu lama, Akhirny Hawa mengaktualkan apa yang ada dalam pemikirannya yang telah kuasai oleh godaan iblis dengan mengambil buah itu dan memakanya. Hawa sudah terperangkap dan jatuh ketangan Iblis, tentunya tidak cukup hanya jatuh, tetapi segera dimanfaatkan dijadikan Alat untuk menjatuhkan si Adam. Sebab Iblis tidak puas hanya Hawa saja yang Jatuh dalam dosa, Dia menghendaki Adam harus jatuh dalam dosa juga. Jelas saja Hawa tentunya membujuk si Adam untuk memakan buah pengetahuan itu, akhirnya keduanya jatuh dalam dosa yang sangat mengerikan dan mematikan.
Ketika pencobaan datang menggoda dalam pemikiran kita jangalah kita berusaha untuk melawan atau berdebat denganya, sebab kita tidak akan pernah bisa menang, lebih jelasnya Rick Warren mengatakan "Karena pencobaan selalu dimulai dengan sebuah pikiran, cara tercepat untuk menetralkan daya tariknya ialah mengalihkan perhatian anda kepada sesuatu yang lain. Jangan melawan pemikiran tersebut, ganti saja saluran pikiran anda dan pusatkanlah pada suatu ide yang lain. Inilah langkah pertama untuk mengalahkan pencobaan."[6] Hawa dan banyak orang Kristen yang telah jatuh dalam dosa telah salah menggunakan strategi melawan pencobaan, dengan mencoba melawan dan beragumen dengan pikiran harusnya tinggal mengalihkan perhatian kita ke suatu hal lain, sehingga kita tidak lagi memikirkan godaan itu.
Lebih lanjut Rick Warren mengatakan "Mengabaikan sebuah pencobaan jauh lebih efektif ketimbang melawannya. Begitu pikiran anda ada pada sesuatu yang lain, pencobaan kehilangan kuasanya. Jadi ketika pencobaan menelpon anda, janganlah berdebat dengannya, tutup saja teleponnya ! Kadang ini berarti secara fisik meninggalkan situasi yang menggoda, Inilah waktu di mana melarikan diri itu baik. Bangkit dan matikan televisi. menyingkirlah dari sebuah kelimpok yang sedang bergosip. Tinggalkan bioskop di tengah-tengah pemutaran film. Untuk menghindari sengatan, menjauhlah dari lebahnya. Lakukan apapun yang diperlukan untuk mengalihkan perhatian anda pada sesuatu yang lain."[7]
Menarik sekali sebuah solusi yang ditawarakan oleh Rick Warren dalam mengalahkan setiap pencobaan atau godaan. Bahwa kita harus lari dari godaan, hal ini didukung oleh kisah nyata dalam cerita Alkitab bagaimana Yusuf melarikan diri dari istri potifar yang sedang birahi pada Yusuf. "Pada suatu hari masuklah Yusuf ke dalam rumah untuk melakukan pekerjaannya, sedang dari seisi rumah itu seorangpun tidak ada di rumah. Lalu perempuan itu memegang baju Yusuf sambil berkata: "Marilah tidur dengan aku. " Tetapi Yusuf meninggalkan bajunya di tangan perempuan itu dan lari " Kejadian 39:11-12.Tidak ada cara yang terbaik untuk mengalahkan godaan selain dari pada lari dan lari. Kita tidak terlalu cukup kuat untuk tahan berdiri melawan godaan. Itulah sebanya firman mengingatkan kita dalam Matius 26:44 ""Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah."
Iblis berhasil memikat hati si Hawa dengan tawaran yang menggiurkan, menjadi seperti Allah, Hawa terpikat dengan mendengar, melihat, berpikir, menghayal. Godaan Iblis berhasil menguasai area pemikiran Hawa, dan bahkan menang, tinggal tunggu eksekusi dari tindakan nyata dari si Hawa.Dan benar saja dalam waktu yang tidak begitu lama, Akhirny Hawa mengaktualkan apa yang ada dalam pemikirannya yang telah kuasai oleh godaan iblis dengan mengambil buah itu dan memakanya. Hawa sudah terperangkap dan jatuh ketangan Iblis, tentunya tidak cukup hanya jatuh, tetapi segera dimanfaatkan dijadikan Alat untuk menjatuhkan si Adam. Sebab Iblis tidak puas hanya Hawa saja yang Jatuh dalam dosa, Dia menghendaki Adam harus jatuh dalam dosa juga. Jelas saja Hawa tentunya membujuk si Adam untuk memakan buah pengetahuan itu, akhirnya keduanya jatuh dalam dosa yang sangat mengerikan dan mematikan.
Satu pertanyaan penting yang
mungkin mengajak kita berpikir sejenak adalah, kenapa Hawa yang di goda, kenapa
bukan si Adam saja. Paling tidak Iblis pasti sudah menyelidiki sisi kelamahan Hawa dan Adam
, serta mengadakan perhitungan dengan matang. Kalau Adam yang digoda terlebih
dahulu dia akan kesulitan, karena Adamlah yang menerima Firman Tuhan secara
langsung dari Allah, dan pastinya banyak tau tentang Firman. Sementara dia
mendengar Firman tentang larangan terhadap buah pengetahuan itu dari Adam
suaminya yang mungkin tidak begitu jelas, sehingga ditambah-tambah.
Iblis akan bekerja siang dan malam tanpa kenal
lelah, untuk mencari tahu sisi kelemahan kita, entah itu di makanan, firman,
popularitas, kesuksesan, uang, harta, wanita, sex dan lain sebagainya. Oleh
sebab itu biarlah kita tetap waspada setiap saat, seperti kata Rasul Petrus “Sadarlah
dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis , berjalan
keliling sama seperti singa
yang mengaum-aum dan mencari orang
yang dapat ditelannya” I Petrus 5:8. Tentunya tidak cukup hanya sekedar sadar
dan berjaga-jaga saja, tetapi juga harus mengandakan perlawanan, jangan mau terbuai dengan rayuan
mautnya, lebih lanjut Rasul Petrus berkata “Lawanlah dia dengan iman yang
teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung
penderitaan yang sama” I Petrus 5:8.
Amin !
God Bless :)
By: Hadiran Halawa, S.Th
Catatan:
1.Listiati Inggrid, Mengapa manusia Jatuh Dalam Dosa (www.katolisitas.org )
2. Kehendak Bebas, (pondokrenungan@gmail.com)
3. Ibid.
4. Wesley Brill. J, Dasar Yang Teguh (Cetakan kelima,
Bandung, Kalam Hidup), halaman 183.
5. A. Hoekema Anthony, Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah,
(2010, Cetakan ketiga Momentum),halaman 166.
6. Warren Rick, The Purpose Driven Life, (2005, Cetakan Pertama, Gandum Mas), halaman 218.
7. Ibid. halaman 219
6. Warren Rick, The Purpose Driven Life, (2005, Cetakan Pertama, Gandum Mas), halaman 218.
7. Ibid. halaman 219
Tidak ada komentar:
Posting Komentar