Rabu, 23 Desember 2020

PERJUMPAAN DENGAN TUHAN

Oleh: Hadiran Halawa


Natal sejatinya berbicara tentang perjumpaan antara pencipta dan ciptaan, Tuhan dengan manusia ciptaan. Tuhan tidak hanya puas berjumpa dengan manusia melalui Firman-Nya lewat perantaraan para nabi, melalui kemah suci, tabut perjanjian. Juga tidak puas hanya melalui  Teofani dalam wujud malaikat, wujud balatentara Hakim,  dan wujud benda “semak terbakar”. Allah sepenuhnya ingin berjumpa dengan manusia untuk menyatakan kasih-Nya dan satu-satunya cara adalah dengan berinkarnasi menjadi sama dengan manusia ciptaan. Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah yang sejati dalam rupa manusia. Ibrani 1:3.

Tuhan datang mencari dan menjumpai manusia ciptaanNya yang telah jatuh dalam dosa, telah hilang dari kasih-Nya. Untuk dikembalikan dalam rencanaNya yang semula, kembali dalam persekutuan kasih-Nya. Bukan manusia yang mencari Allah, tetapi Allah yang datang mencari dan menjumpai kita. Manusia berdosa tidak akan pernah bisa dan sanggup mencari Allah, tanpa Allah terlebih dahulu mencarinya. Dibuktikan sejak manusia pertama yang telah jatuh dalam dosa. Dalam anugerahNya Tuhan yang datang mencari adam dan hawa yang telah bersembunyi dari hadapan Allah, karena takut telah melakukan dosa.

Orang Yahudi mengharapakan kedatangan mesias yang dinubuatkan oleh para nabi itu dalam rupa raja yang berkuasa, yang kuat, berpasukan, megah, berwibawa, seperti layaknya raja-raja di dunia. Mereka berharap untuk dibebaskan dari penderitaan dan kesusahan hidup karena berada dibawah penjajahan romawi. Mereka mengharapkan dengan kedatangan mesias mereka bisa diebebasakan dan dimerdekakan. Tetapi harapan itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. justru Tuhan menyatakan dirinya dalam wujud seorang bayi lemah, tidak berdaya, tidak lahir dalam kemuliaan raja menurut dunia, tetapi dalam kesederhanaan.

Allah telah berinisatif untuk datang menjumpai manusia, Bagian manusia adalah meresponi kasih Allah. Manusia pertama yang mau meresponi panggilan kasih Allah dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam peristiwa natal  selain dari pada Yusuf dan Maria adalah Para gembala. Mereka mendengar berita kelahiran itu begitu singkat, namun mereka dengan segala kerinduan segera pergi untuk membuktikan berita yang baru saja mereka dengar. Mereka datang kepada Tuhan dengan segala keberadaan mereka sebagai orang-orang yang sederhana. Mereka datang ke kandang yang hina hanya dengan satu tujuan atau motivasi, yaitu berjumpa dengan Tuhan Yesus. Dan akhirnya mereka berjumpa dengan Maria dan Yusuf serta bayi Yesus, sang Putra Natal Yang Kudus, mereka mengalami Natal (Lukas 2:16).

Kemudian orang yang mengalami perjumpaan dengan Mesias yang lahir itu adalah Orang majus dari timur. Mereka ini adalah kaum terpelajar. Ahli perbintangan dari Timur (Babel) yang harus meninggalkan segala sesuatu dan bertanya-tanya karena rindu bertemu dengan Bayi Natal dengan tujuan untuk menyembah Dia -- Tuhan Yesus (Matius 2:2). Mereka bertemu dengan Tuhan Yesus lalu sujud menyembah Dia -- mereka mengalami Natal. Firman Tuhan berkata, "Mereka membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan, dan mur." (Matius 2:11)

Tuhan tidak pilih bulu dalam menyatakan kasihnya kepada manusia, termasuk dalam perjumpaan dengan diriNya. Sebenarnya ada golongan lain yang tau tentang kelahiran Mesias dan mereka ada didaerah itu yaitu orang farisi dan ahli taurat, mereka ini adalah rohaniawan yang selalu mempelajari dan  menyelidiki kitab suci setiap hari. Mereka juga  tau tentang nubuatan tentang mesias dan penggenapannya. Harusnya dari ukuran kacamata manusia merekalah orang pertama yang pantas dan layak berjumpa dengan Tuhan. Tapi sayang sekali mereka tidak mengalami perjumpaan dengan Mesias yang lahir itu.

Selain itu ada Juga Raja Herodes yang memerintah saat itu mendenggar berita kelahiran mesias sang raja. Harusnya orang seperti raja herodes yang layak dan mendapat kehormatan besar menurut ukuran manusia untuk menyambut kelahiran raja diatas segala raja. Tetapi sangat disayangkan  bukannya ikut menyambut dan mau  berjumpa dengan Mesias dengan hati yang tulus, justru merasa terancam kedudukannya, merasa tersaingi, sehingga merancang sesuatu hal yang jahat untuk membunuh bayi Yesus

Perjumpaan Dengan Tuhan Tidak Meniadakan Krisis

Kehadiran Allah dalam dunia melalui peristiwa natal tidak meniadakan masalah atau krisis yang terjadi saat itu. Orang-orang Yahudi tetap mengalami kesusahan dan penderitaan, tetap menjadi bangsa jajahan romawi. Yusuf dan maria yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, tidak menjadikan mereka manusia yang tanpa persolan hidup. Justru masalah yang mereka hadapi bertambah berat. Raja Herodes dalam kebengisannnya meradang karena orang majus tidak mampir diistananya setelah mereka melihat bayi Yesus.

Herodes yang takut kehilangan jabatan atau takhatanya memerintahkan prajuritnya untuk membunuh semua.. yah semua anak laki-laki dikawasan bethlehem, ia berharap bayi Yesus termasuk di dalamnya. Bisa bayangkan bagaimana rasa  dukacita yang teramat dalam dialami oleh keluarga yahudi yang memiliki anak bayi laki-laki yang dibunuh saat itu. Yusuf dan maria harus melewati proses yang menyakitkan mengusingkan Yesus untuk sementara waktu ke  mesir guna menghindari pembunuhan terhadap bayi Yesus.

Demikian halnya dalam kita mengiring Yesus, mengalami perjumpaan mengikut Kritus tidaklah meniadakan Krisis dalam hidup kita, Bahkan justru terkadang krisis bertambah besar kita alami sebagai konsekuensi iman kita terhadap Kristus.Ada banyak tokoh-tokoh dalam Alkitab, pahlwan iman, tokoh-tokoh kekristenan yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, namun mereka harus mengalami krisis kehidupan.

Perjumpaan Dengan Tuhan Membawa Perubahan Hidup

Perjumpaan dengan Tuhan membentuk iman dan karakter kita. Alkitab memberitahu kita bahwa orang-orang yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan mengalami perubahan hidup yang luar biasa. Musa telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Pengalaman penglihatan semak yang terbakar telah mengubahkan hidup musa dari seorang yang minder, gagap berbicara menjadi seorang pemimpin yang tangguh, cakap, berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Yakub telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan saat dia bergumul dengan Tuhan semalaman dan telah mengubahkan hidup yakub si penipu menjadi Israel, pejuang Allah. Yesaya mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Gideon mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Paulus, Perempuan Samaria, Zakheus dan banyak tokoh Alkitab lainnya yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan hidup mereka diubahkan.

Orang yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan bukan hanya saja melihat kemuliaan Tuhan dan mengalami  segala berkat-Nya,  tetapi juga sanggup untuk melewati kesulitan dan kesusahan hidup sehebat apapun. Yusuf dan Maria yang telah berjumpa dengan Tuhan harus menjalani proses kehidupan yang sulit menjadi seorang pengungsi di negeri orang, mereka melarikan diri menghindari pembantaian bengis Herodes. Kehidupan pengungsi adalah kehidupan yang terus bergerak, dengan begitu banyak resiko yang tak terbayangkan antara hidup dan mati.

Orang majus dari Timur yang telah mengalami perjumpaan dengan bayi Yesus, membuat mereka berani memutuskan untuk tidak kembali ke istana Herodes meskipun telah diminta oleh Herodes supaya mereka kembali ke istananya, tetapi mereka berani mengikuti dan taat terhadap penerangan dari Tuhan lewat mimpi.

Tidak ada orang yanng telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang tidak diubahkan. Mungkin masih ingat ketika pertama kali mengalami perjumpaan dengan Tuhan mungikin melalui mimpi, kuasa supranatural, melaui firman Tuhan, atau melaluin proses kehidupan seperti ayub. Dan sejak saat itu kita menjadi orang yang berbeda, menjadi orang yang tidak sama lagi seperti sebelumnya. Adalah sangat penting bagi semua gembala, pendeta untuk membawa jemaat mengalami perjumpaan dengan Tuhan sehingga mengalami perubahan hidup. Ada banyak orang percaya yang belum mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi.

Perjumpaan Dengan Tuhan Mengubahkan Orientasi Hidup

Perjumpaan saya dengan Tuhan melalui persekutuan doa semalam suntuk tahun 2003 disebuah gereja, telah mengubahkan hidup saya. Sejak malam itu saya menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya, kerinduan dan kehasuan saya akan Tuhan semakin besar. Bukan hanya itu orientasi hidup saya telah berubah, yang tadinya fokus untuk mengejar ambisi pribadi dalam dunia, saat itu berubah dengan memberi diri untuk mau melayani Tuhan menjadi seorang hamba Tuhan.

Para gembala yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan Alkitab mencatat “Maka kembalilah gembala-gemabala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya itu sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Luk 2:20. Saya percaya para gembala ini hidup mereka telah diubahkan, tidak lagi hanya berpikir tentang ternak gembalaan mereka tetapi sekarang tujuan hidupnya untuk memuliakan Allah.

 

Tuhan Memberkati !!!