Oleh: Hadiran Halawa
Gereja tidak dapat dipisahkan dengan
kehidupan masyarakat dunia yang menjadi ladang pelayanannya. Gereja ada
bukanlah untuk hidup bagi diri sendiri, atau komunitas. Dalam sejarahnya gereja
lahir dan bertumbuh tidak terlepas dari hakekatnya untuk melayani sesama.
Gereja hadir dalam setiap pergumulan kehidupan manusia di dunia ini dari masa
ke masa, termasuk didalamnya bencana alam, wabah sakit penyakit, krisis ekonomi
dan lain-lain.
Yesus dalam pelayanan-Nya di bumi
sering sekali bersentuhan dengan orang-orang yang mengalami kesusahan dan
penderitaan. Yesus menjadi sahabat bagi mereka yang tidak beruntung, bagi
mereka yang miskin dan terlantar. Yesus menegaskan panggilan pelayanan-Nya di
bumi ketika mengutip kitab Yesaya pasal 60
seperti yang tertulis dalam Lukas 4:18: “Roh Tuhan ada padaKu, oleh
sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang
miskin; dan Ia telah mengutus Aku, untuk memberitakan pembebasan kepada orang
tawanan, dan penghlihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang
yang tertindas, untuk memberikan tahun rahmat Tuhan telah datang.
Dengan semangat panggilan pelayanan
Yesus yang telah Ia wariskan kepada gereja masa kini, maka penulis tergerak
untuk mengkaji peran gereja dalam menghadapi virus corona dan krisis ekonomi.
Gereja tidak bisa menutup mata melihat keadaan dunia secara khsususnya bangsa
Indonesisa yang sedang berjuang menghadapi Virus corona dan Krisis ekonomi.
Dalam tulisan ini penulis mencoba menguraikan Apa yang gereja dapat lakukan
detengah-tengah penderitaan dunia akibat Virus Corona dan krisis ekonomi.
ARTI VIRUS CORONA
Koronavirus atau coronavirus (istilah
populernya: virus korona, virus corona, atau virus Corona)
adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocoronavirinae dalamkeluarga Coro naviridae dan ordo Nidovirales.
Kelompok virus ini yang dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia (termasuk manusia).
Pada manusia, koronavirus menyebabkan infeksi saluran
pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun
beberapa bentuk penyakit seperti SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya
lebih mematikan. Manifestasi klinis yang muncul cukup beragam pada spesies
lain: pada ayam,
koronavirus menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas,
sedangkan pada sapi dan babi menyebabkan diare. Belum
ada vaksin atau obat
antivirus untuk mencegah atau mengobati infeksi koronavirus pada
manusia.
Koronavirus merupakan virus
beramplop dengan genom RNA utas tunggal plus dan nukleokapsid berbentuk
heliks simetris. Jumlah genom koronavirus berkisar antara 27–34
kilo pasangan basa, terbesar di antara virus RNA yang
diketahui. Nama koronavirus berasal dari bahasa
Latin corona yang artinya mahkota, yang mengacu pada tampilan
partikel virus (virion): mereka memiliki pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari.(1)
VIRUS CORONA DAN DAMPAKNYA
Sudah
lima bulan pandemic virus Corona
telah menginfeksi penduduk dunia dan
sudah 2 bulan Indonesia terserang oleh wabah ini. Virus yang mematikan
ini telah merenggut nyawa banyak orang diseluruh dunia terutama para orang tua
yang telah lanjut usia dan juga yang sudah punya penaykit kronis bawaan. Berdasarkan
data Worldometers yang diperbaharui per pukul 22.19 WIB, tanggal 27 April 2020,
total jumlah kasus positif corona di dunia telah menembus angka 3 juta pasien.
Pada Senin malam (27/4/2020), jumlah kasus positif corona di dunia telah
mencapai 3.019.246 pasien. Sedangkan angka kematian akibat Covid-19 totalnya
mencapai 208.112 jiwa.
Di Indonesia update terbaru yang diumumkan Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 pada Senin sore (27/4/2020). Sebanyak 9.096
kasus positif Covid-19 tersebut ditemukan di 288 kabupaten/kota yang tersebar
di 34 provinsi. Total pasien positif yang meninggal dunia telah mencapai 765
jiwa (8,41 persen) dan yang berhasil sembuh mencapai 1.151 orang (2).
Angka orang yang terinfeksi virus
corona semakin bertambah tiap-tiap harinya seakan berpacu dengan waktu.
Sehingga ada banyak orang yang mulai bertanya kapan Covid-19 ini akan berakhir
?. Ada banyak pakar yang telah mencoba memprediksi berakhirnya virus corona
ini. Salah satu yang sudah tak sabar adalah presiden Amerika Serikat, Donald
Trump. Minggu lalu, Trump berkata bahwa wabah ini akan berakhir pada bulan
April ketika musim panas dimulai. Namun, apa kata para ahli? Pakar epidemiologi
dari China, Zhong Nangshan, yang bertanggung jawab melawan wabah SARS pada 2003
sependapat dengan Trump. (3)
Tidak ketinggalan juga pesan nubuatan
yang telah disampaikan oleh beberapa hamba Tuhan yang terkenal diapakai dalam
karunia nubuatan, menubuatkan bahawa covid-19 akan berakhir pertengahan april
atau sesudah perayaan paskah. Namun semua prediksi para ahli dan nubuatan
hamba-hamba Tuhan meleset. Pada kenyataannya covid-19 semakin ganas menyerang
penduduk dunia ini hingga saat ini.
Tidak ada satupun yang dapat memprediksi dengan tepat kapan virus corona ini akan berakhir. Dari sisi iman kita sebagai orang percaya tentu akan berkata bahwa hanya Tuhanlah yang tau kapan covid-19 akan berakhir,
karena Tuhan adalah maha tau, dan segala sesuatu ada dalam kontrol-Nya dan kedaulatan-Nya.
Virus corona telah menjadi sebuah
momok ketakutan bagi dunia. Berbagai daya upaya telah dilakukan untuk
menghambat dan mencegah virus corona ini. Para tim medis telah berjuang
mati-matian digaris depan untuk melawan virus ganas ini. Tidak sedikit diantara
mereka yang gugur dimedan perjuangan. Telah banyak doa yang telah dipanjatkan
kepada Tuhan untuk menghentikan virus corona, walaupun belum ada hasil secara
kasat mata, namun saya percaya bahwa Tuhan menjawab doa dengan caraNya.
Seorang Teolog baptis yang bernama Jhon
Piper, memandang virus corona ini dari
sudut pandang kedaulatan Allah. Dalam Tulisannya Jhon Piper berkata “Mengapa
saya katakan berita tentang kedaulatan Allah atas virus corona, dan atas hidup
saya sebagai sebuah ajaran yang manis di dengar ? Rahasianya, telah saya
katakan, adalah mengetahui bahwa kedaulatan yang dapat menghentikan wabah virus
corona, meski sekarang tidak melakukannya, adalah kedaulatan yang sama yang
memelihara jiwa-jiwa yang sekarang ada di dalamnya (4).
Virus Corona bagaikan sebuah misteri yang
sulit dipecahkan secara akal manusia. Bahkan sampai saat ini belum ada obat
vaksin yang berhasil diuji coba untuk membasmi virus corona. Walaupun beberapa
ahli menyatakan telah menemukan vaksin seperti di Israel, China dan America
namun sampai saat ini belum ada yang bisa menjamin telah lulus uji coba ke
manusia. Untuk menguji vaksin temuan para ahli ini juga tidak memakan waktu
yang hanya sedikit, dibutuhkan waktu berbulan-bulan bahkan mungkin tahunan.
Tentu kita berdoa supaya prosesnya bisa lebih cepat sehingga bisa mulai
digunakan untuk membasmi Covid-19.
Demikian juga penyebab dari virus corona, belum ada yang bisa memastikan dari mana sumber dan apa penyebabnya. Yang hanya kita tahu bahwa pada tanggal 11 Januari 2020, sebuha virus baru yang bernama corona (Covid-19) dilaporkan membunuh korban pertamanya di provinis Wuhan, Cina. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO mengumumkan pandemi global.
Demikian juga penyebab dari virus corona, belum ada yang bisa memastikan dari mana sumber dan apa penyebabnya. Yang hanya kita tahu bahwa pada tanggal 11 Januari 2020, sebuha virus baru yang bernama corona (Covid-19) dilaporkan membunuh korban pertamanya di provinis Wuhan, Cina. Pada tanggal 11 Maret 2020, WHO mengumumkan pandemi global.
Berbagai asumsi tentang asal muasal
virus corona yang mematikan ini. Ada yang berpendapat bahwa corona virus ini berasal dari orang yang
memakan hewan liar seperti ular dan kelelawar. Sebab, sejumlah kasus virus
corona pertama diduga berasal dari pasar seafood dan hewan liar di Wuhan, Cina.
"Ini kemungkinan berasal dari beberapa hewan dan melompat ke manusia,"
kata Dr. Isaac Bogoch, spesialis penyakit menular di Rumah Sakit Umum Toronto.
Ada juga yang menduga bahwa virus ini bersal dari sebuh laboratorium virus yang ada di Wuhan Cina. Salah
satu teori yang dicurigai pemerintah AS adalah kebocoran yang tidak di sengaja.
Intelijen memastikan pemerintah tidak mempercayai anggapan virus ini sebagai
senjata biologis, dikutip dari CNN. Ada kecurigaan bahwa seseorang yang ada di
lab terinfeksi karena kecelakaan kerja atau ketidakhati-hatian dalam membawa
material sehingga terjadi infeksi kepada manusia. (5)
Namun semua dugaan ini belum dapat
dipastikan kebenarannya. Dari sudut pandang agama, ada orang
yang mempertanyakan apakah ini adalah suatu bentuk penghukuman Allah
atas manusia, yang artinya bisa saja Tuhan memakai virus corona, atau Tuhan
dalam kedaulatnnya mengizinkan Iblis yang memaki virus corona untuk membawa
penghukuman bagi manusia yang berdosa.
Dalam menjawab pertanyaan tersebut
Jhon Piper memberikan pandangannya dengan berkata “Kenyataaanya bahwa semua
penderitaan adalah hasil dari kejatuhan manusia ke dalam dosa-Masuknya dosa
yang menolak Allah di dunia – tidak berarti bahwa semua penderitaan manusia
adalah penghakiman dari Alllah yang khususnya terhadap dosa-dosa pribadi.
Misalnya penderitaan Ayub tidak disebabkan dosa-dosanya”.(6)
Lebih lanjut Jhon piper menerangkan
bahwa, Meski demikian, terkadang Alllah memakai penyakit untuk menjatuhkan
penghakiman Khusus kepada mereka yang menolak-Nya dan menyerahkan diri kepada
dosa. Dua cotonh penghakiman khusus atas dosa di dalam Alkitab, raja Herodes
menyombongkan diri dengan mengizinkan orang-orang menyebutnya allah. “Seketika
itu juga ia ditampar malaikat Tuhan karena ia tidak memberi hormat kepada Allah (Roma 1:27). Contoh lain
adalah dosa hubungan seks sesama jenis. Di dalam Roma 1:27, rasul Paulus bekata
“Suami-suami meninggalkan persetubuhan yang wajar dengan isteri mereka dan
menyala-nyala dalam berahi mereka seorang terhadap yang lain sehingga mereka
melakukan kemesuman, laki-laki dengan laki-laki dan karena itu mereka menerima
dalam diri mereka balasa yang setimpal untuk kesesatan mereka”(7)
Jhon piper dalam kajian Teologisnya
terhadap virus corona berkata bahwa virus corona tidak pernah merupakan hukuman
yang pasti dan sederhana atas seseorang. Orang-orang Kristen yang paling
mengasihi dan dipenuhi Roh Kudus, yang dosa-dosanya telah diampuni di dalam
Kristus bisa saja mati karena Corona. (8)
Telah banyak orang Kristen dan hamba-hamba Tuhan yang telah kehilangan
nyawanya karena serangan virus corona ini. Di Indonesia sendiri sudah ada puluhan hamba Tuhan meninggal
karena virus corona, apakah kita berani berkata bahwa itu adalah hukuman Allah
atas perbuatan mereka yang berdosa ?. Lagi pula firman Tuhan berkata dalam Roma
8:1, “tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus”.
Kalaupun harus mengalami penderitaan itu adalah sebuah tindakan disiplin dan
bukan kehancuran.
Terlepas penyebab Virus corona yang misterius ini dan yang telah membuat umat
manusia dalam penderitaan yang hebat, satu hal yang kita yakini bahwa semua
tetap ada dalam kontrolnya Tuhan. Jhon Piper berkata “Sekalipun Iblis, menurut
perkenan Allah, menjamah kita dengan penderitaan dan kematian, ia tidak
mengendalikan hasil akhirnya , Ia tidak dapat melukai kita tanpa izin dan
batasan dari Allah (Ayub 1:12; Lukas
22:31; 2 Kor.12:7) Dan pada akhirnya, kita berhak mengatakan kepada Iblis apa
yang dikatakan Yusuf kepada saudara-saudaranya yang dulu menjualnya ke dalam
perbudakan: “Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi
Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan”
Kej.50:20. (9).
KRISIS EKONOMI
Tidak bisa dipungkiri bahwa dampak
virus corona tidak hanya merusak tubuh manusia yang menyebabkan kematian yang
begitu banyak diseluruh dunia, tetapi juga telah memukul sendi perekonomian
dunia dengan kerusakan yang sangat parah. Menjadi negara pertama yang
terindikasi Virus Corona Covid-19 ini, China yang pertama kali merasakan dampak
buruk bagi perekonomian. Dampak yang disebabkan antara lain adalah penurunan
dalam sektor ritel sebesar 20.5 persen, investasi aset yang turun sebesar 25
persen dan output industri yang turun hampir 13.5 persen, angka pengangguran di
Tiongkok juga mengalami kenaikan sebesar 6,3 persen pada Februari lalu. Salah
satu alasannya adalah karena China sempat memberlakukan sistem lockdown di
negaranya yang berdampak juga pada alur bisnis.
Negara Italia adalah negara kedua
yang terkena dampak Corona terbesar setelah China. Berdasarkan data penyebaran
virus Corona Global, ada sekitar 35.713 kasus virus Corona dan angka meninggal
mencapai 2.978 orang di Italia. Wilayah yang paling terkena dampak dari virus
Corona ini adalah bagian Utara dari Italia.
Pemerintah memberlakukan kebijakan
lockdown ke seluruh negeri, mematikan ekonomi ritel, dan menutup semua toko
kecuali apotek. Masyarakat tidak diizinkan untuk keluar dari rumah, kecuali
belanja kebutuhan pokok sehari-hari atau jika memang ada hal darurat yang harus
dilakukan diluar rumah.
Pemerintah juga membatalkan event
perdagangan besar seperti Milan Furniture Fair, dan banyaknya pembatalan lain
yang membuat sektor industri pariwisata Italia juga menurut drastis.
Presiden Amerika beberapa saat lalu
menyatakan keadaan darurat nasional dan mengeluarkan dana darurat sebesar USD
8.3 miliar untuk menangani wabah penyebaran virus Corona. Dampak yang
disebarkan oleh Corona ini sebanyak 9.345 kasus dengan angka kematian 150
orang.
Sama seperti negara-negara lain,
Covid-19 ini memberi dampak besar di sektor perekonomian Amerika. Salah satu
sektor yang terkena dampak adalah sektor pariwisata dan hiburan. Selain
pariwisata, bisnis lain seperti restoran, pertunjukan, bioskop, kasino pun
terkena imbasnya. (10)
Tak terluput Indonesia yang menjadi
bagian dari pada dampak ekonomi Global karena wabah virus corona. Jakarta, CNN
Indonesia -- Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan
dampak penyebaran virus
corona terhadap ekonomi akan lebih kompleks dibandingkan dengan krisis
yang terjadi pada 1997-1998 dan 2008-2009. Pasalnya, wabah tersebut tak hanya
berdampak pada nyawa manusia tapi juga hampir seluruh sektor ekonomi.
"Kami sampaikan virus corona jauh lebih kompleks dari 1997-1998, karena saat itu kami tahu penyebab dan bisa menahan. Kalau yang virus corona belum tahu penahannya apa," ucap Sri Mulyani melalui video conference, Senin (6/4). (11)
"Kami sampaikan virus corona jauh lebih kompleks dari 1997-1998, karena saat itu kami tahu penyebab dan bisa menahan. Kalau yang virus corona belum tahu penahannya apa," ucap Sri Mulyani melalui video conference, Senin (6/4). (11)
Minimal ada 8 dampak negatif virus
corona bagi perekonomian Indonesia :
Pertama, sampai 11 April lebih dari
1,5 juta karyawan putus kerja atau pemutusan hubungan kerja (PHK) dan
dirumahkan. Di mana 1,2 juta pekerja itu berasal dari sektor formal, 265.000
dari sektor informal.
Kedua, Purchasing Managers Index
(PMI) Indonesia di bawah level 50 yakni hanya 45,3 pada Maret 2020.
Ketiga, lebih dari 12.703 penerbangan di 15
bandara dibatalkan sepanjang Januari-Februari, dengan rincian 11.680
penerbangan domestik dan 1.023 penerbangan internasional.
Keempat, sekitar Rp 207 miliar
kehilangan pendapatan di sektor pelayanan udara, dengan sekitar Rp 48 miliar
kehilangan disumbangkan oleh penerbangan dari China.
Kelima, angka turis menurun hingga 6.800 per
hari, khususnya turis dari China.
Keenam, Perhimpunan Hotel dan
Restoran Indonesia memperkirakan penurunan tingkat okupansi di sekitar 6.000
hotel di Indonesia dapat mencapai 50%. Ini bisa mempengaruhi turunnya devisa
pariwisata lebih dari setengah tahun lalu.
Ketujuh, impor Indonesia sepanjang
Januari-Maret 2020 turun 3,7% year to date (ytd).
Kedelapan, inflasi pada bulan Maret
2020 tercatat sebesar 2,96% year on year (yoy) disumbang oleh
kenaikan harga emas perhiasan serta beberapa harga pangan yang melonjak. Meski,
terjadi deflasi pada komoditas aneka cabai dan tariff angkutan udara. (12)
Melihat kenyataan dampak ekonomi
Global khususnya dampak bagi ekonomi di Indonesia yang dengan jelas telah
menyebabkan Krisis Ekonomi besar,
pastinya hal itu berpengaruh besar dalam kehidupan masyarakat, khsusunya
masyarakat kecil yang mengalami kelumpuhan ekonomi. Dengan banyaknya
perusahan-perusahan yang tutup otomatis banyak karyawan juga yang dirumahkan
dan yang penghasilannya jadi berkurang bahkan mungkin ada banyak yang sudah
tidak dapat penghasilan lagi. Belum lagi
pelaku usaha UMKM yang tutup, masyrakat yang menggantungkan hidupnya
dari penghasilan sehari seperti ojek online, tukang bangunan dan lainnya pasti
sangat terpukul berat dengan kondisi seperti ini.
Kita bisa bayangkan seorang ayah
yang kehilangan pekerjaannya karena di PHK atau bahkan mungkin ayah dan ibu
dua-duanya di PHK dari tempat pekerjaanya. Bagaimana dengan kehidupan
anak-anaknya yang harus dikasih makan, belum lagi cicilan rumah, cicilan
kendaraan, asuransi dan sejumlah
kebutuhan mendesak lainnya yang harus dibayar. Tentu ini sebuah kondisi yang
tidak mudah, bahkan untuk dibayangkan saja apalagi dijalani.
PERAN GEREJA DALAM SEJARAH
Gereja tentu tidak hanya berdiam diri
dan berpangku tangan melihat kenyataan ini. Gereja harus berperan aktif dalam
menghadapi Virus corona dan Krisis ekonomi. Gereja terpanggil menjadi terang
dan garam bagi dunia. Matius 5:13 “Kamu adalah garam dunia, Jika garam itu
menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan ? tidak ada gunanya selain dibuang
dan diinjak. Gereja harus bisa menjadi jawaban bagi permasalahan yang sedang
dihadapi dunia bukan hanya secara teroritis tetapi dalam aksi nyata.
Bill Hybels dalam bukunya COURAGEOUS
LEADERSHIP berkata “Gereja adalah satu-satunya tumpuan harapan dunia” Gereja
bisa hadir memberikan kontribusi dan solusi terbaik ditengah penderitaan dan Krisis
ditengah dunia ini. Gereja bukan hanya sebuah komunitas, gereja bukan hanya
sebuah ladang mencari identitas diri, gereja bukan hanya sarana belajar
berorganisasi, gereja bukan hanya ballroom untuk ibadah, gereja bukan untuk
menunjukan identitas diri, gereja ada bukan membuat manusia jadi egois. Gereja
ada bukan untuk mengajarkan orang-orang menjadi eksklusif. Gereja ada bukan
untuk membangun “kerjaan-kerajaan” kecil. Gereja ada bukan untuk memntingkan
diri dan memperkaya diri. Gereja ada untuk melayani, menjadi terang dan garam
bagi dunia.
Gereja telah berperan aktif dalam
sejarah peradaban manusia ketika dibutuhkan. Saat gereja dibutuhkan untuk
pengabaran injil yang intensif, gereja mula-mula telah melakukannya dengan
baik. Saat gereja dibutuhkan menghadapi bidat-bidat, gereja jaman Yunani telah
berperang dengan baik. Saat gereja dibutuhkan kewibawaanya melalui kekuasaan
pemerintah, gereja zaman Katolik telah melakukannya dengan baik.Saat gereja
perlu diperbaharui dari penyelewangan, gerja zaman reformasi protestan telah
menjalankan dengan baik. Saat gereja harus memberikan pencerahan dari kebodohan,
gereja diabad dalam dunia yang kompleks, lahirlah gereja dengan paradigma misi.
(13)
Orang Kristen telah berperan aktif
dalam menangani wabah penyakit di era Kekaisaran Romawi. Para sejarawan
mencatat Wabah antonine mengerikan dari abad ke-2 yang memungkinkan telah
membunuh seperempat Kekaisaran Romawi. Orang Kristen hadir disana mewartakan
kasih Kristus melalui tindakan nyata, menolong orang-orang sakit, merawat,
membagi makanan dan lain sebagainya sebagai hasilnya menyebabkan penyebaran
agama Kristen.
Di era Kekaisaran Romawi wabah yang
paling terkenal wabah siprianus. Namanya berasal dari seorang uskup yang
menyampaikan kisah penuh warna tentang penyakit tersebut dalam
khotbah-khotbahnya. Diduga penyakit Ebola. Wabah Siprianus membantu memicu
krisis abad ketiga di peradaban Romawi. Namun wabah itu juga memicu pertumbuhan
Kristen.Orang-orang Kristen pada eranya telah berperan dengan baik dengan
semangat pengajaran Yesus “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”
(Markus 12:31). (14)
TIGA TUGAS DAN PANGGILAN GEREJA
Dalam bingkai tugas dan panggilan
gereja dalam dunia ini yaitu Koinonia
(Persekutuan), Marturia (Kesaksian) dan Diakonia, gereja dapat mengambil peran
aktif dalam menghadapi wabah virus corona dan krisis ekonomi yang sedang
melanda Indonesia dan penduduk dunia.
Peran Gereja Dalam Bentuk Koinonia (bersekutu)
Koinonia berasal dari bahasa Yunani
“Koinon” yaitu bersekutu. Kata Koinonia baik dalam Alkitab, maupun dalam
masnyarakat Yunani pada waktu itu tidak terbatas pada salah satu pengertian
saja, melainkan mempunyai arti yang luas sesuai dengan keadaan yang berlaku
pada waktu itu dan situasi tertenu. Dalam masyarakat Yunani kata Koinonia
seringkali dipakai untuk menggambarkan hubungan manusia dengan ilah-ilah.
Hubungan itu dibayangkan sebagai hubungan atar teman (koinonos). Koinonein
berarti bergaul secara akrab dengan ilah-ilah, supaya mencapai mistik yang
membawa kepada kebahagiaan yang hebat itulah sebabnya septuaginta (Perjanjian
Lama yang diterjemahkan dari bahasa Ibrani ke dalam bahasa Yunani)
Koinonia tidak pernah menggambarkan
hubungan antara Allah dengan manusia. Di dalam Perjanjian Lama kata hamba (lbr
:ebed) dipakai, bukan teman untuk menggambarkna hubungan Allah dengan manusia,
manusia adalah hamba Allah. Allah sebagai khalik dan manusia sebagai makhluk.
Namun dalam perjanjian baru ada perubahan: kaena melalui Yesus K ristus manusia bisa dipersatukan kembali dengan Allah. (15)
Harun Hadi Wojono berkata “Dalam 1
Korintus 1:9 rasul Paulus berkata bahwa Tuhan Allah telah memanggil orang-orang
Kristen di Korintus kepada pesekutuan dengan anakNya Yesus Kristus. Dari
kata-kata Paulus ini jelaslah bahwa yang dimaksud dengan “panggilan” adalah
ini, bahwa orang dipanggil untuk bersukutu dengan Kristus, sebab persekutuan
itulah yang menyelamatkan”. (16)
Gereja tidak hanya dipanggil untuk
bersekutu dengan Tuhan secara pribadi tetapi juga besekutu dengan sesama
anggota tubuh Kristus dalam ibadah ataupun dalam doa. Ditengah-tengah
pergumulan bangsa kita yang sedang mengalami penderitaan berat karena virus
corona yang menyebabkan Krisis ekonomi. Gereja bisa mengambil bagian dalam
menyelesaikan masalah ini. Gereja dipanggil untuk bersekutu, bersatu hati
berdoa untuk bangsa kita. Dalam tugas dan panggilan gereja untuk bersekutu
dengan Tuhan melalui doa, setiap orang Kristen ikut serta untuk mendoakan
bangsa dan negara, mendoakan keselamatan Indonesia.
Walaupun saat ini orang percaya tidak
bisa berkumpul di gereja untuk ibadah
karena anjuran pemerintah untuk melakukan social distancing, itu tidak menjadi
penghalang gereja sebagai tubuh Kristus untuk tetap bersekutu dalam doa. Kita bersyukur
dengan kecanggihan teknologi sehingga bisa melaksanakan ibadah online, bisa
melakukan pertemua/persekutaun doa via aplikasi zoom. Hal itu tidak mengurangi
esensi dan nilai persekutuan kita dalam Kristus untuk berdoa dengan sehati dan dengan tekun untuk
bangsa kita
Dimulai dari pemimpin-pemimpin gereja
yang mau bersatu hati berdoa, saatnya mengesampingkan perbedaan doktrin yang
yang selama ini menjadi tembok pemisah antara denominasi yang satu dengan
denominasi gerja lain. Gereja sebagai tubuh Kristus dibutuhkan andilnya untuk
berdoa untuk keselamatan bangsa dan negara. Hal ini akan tercapai kalau gereja
sebagai anggota tubuh Kristus bisa sepakat bersatu hati berdoa.
Saatnya menanggalkan semua keegoan
dan arogansi organisasi gereja dan berlutut,merendahkan berdoa bersama dengan
ratap tangis untuk negeri kita tercinta Indonesia. Ini bukan saatnya untuk
saling memperdebatkan doktrin mana yang lebih benar, ini saatnya bukan untuk
saling menyerang antara hamba Tuhan yang satu dengan hamba Tuhan yang lain, ini
saatnya bukan untuk saling mengkritisi pengajaran gereja yang satu dengan
gereja yang lain. Mari tanggalkan itu semua, sekarang ini dibutuhkan kesatuan
hati khsusus para pemimpin-pemimpin gereja berserta seluruh jemaat untuk bersekutu dengan Tuhan dalam doa memohon
belaskasihannya atas bangsa kita.
Kesatuan gereja sangatlah penting
supaya bisa berdampak ditengah-tengah dunia. Yesus pernah berdoa supaya gereja
bersatu. Yohanes 17:11 Dan aku tidak ada lagi dalam dunia tetapi mereka masih
ada dalam dunia dan Aku datang kepada-Mu
ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah
Engkau berikan kepada-Ku supaya mereka menjadi satu sama seperti kita.
Kualitas kesatuan para murid yang
didoakan Yesus adalah seperti diri-Nya dan Bapa. Standar kesatuan di sini
adalah Allah sendiri. Dan itu bukan suatu yang mustahil dilakukan. Para murid
setelah kenaikan Tuhan Yesus ke surga telah mewujudkannya ketika, menurut
catatan Lukas, ”Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama,
dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara
Yesus” (Kis. 1:14). Gereja mula-mula terlah berdampak besar bagi dunia oleh
karena mereka bersatu hati berdoa dengan tekun.
Firman Tuhan dalam Tawarikh 7:14
berkata “Dan umat-Ku yang atasnya namaku disebut merendahkan diri, berdoa dan
mencari wajah-Ku, lalu berbalik dari jalan-jalannya yang jahat, maka Aku akan
mendengar dari sorga dan mengampuni dosa mereka, serta memulihkan negeri
mereka. Melalui ayat ini kita bisa lihat bahwa umat Tuhan punya peranan penting
untuk dipulihkannya sebuah bangsa. Kalau kita percaya bahwa hanya tangan Tuhan
yang penuh kuasa yang bisa menyembuhkan bangsa kita dari virus corona dan
memulihkan perokonomian bangsa kita, maka kita sebagai bagian dari pada bangsa
ini harus berdoa dalam kesatuan dan bersungguh hati, memohon pertolongan Tuhan
Di zamannya, Daniel pernah berdoa
memohon pengampunan bagi bangsanya. Daniel9:16-19
Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami. Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri. Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!
Ya Tuhan, sesuai dengan belas kasihan-Mu, biarlah kiranya murka dan amarah-Mu berlalu dari Yerusalem, kota-Mu, gunung-Mu yang kudus; sebab oleh karena dosa kami dan oleh karena kesalahan nenek moyang kami maka Yerusalem dan umat-Mu telah menjadi cela bagi semua orang yang di sekeliling kami. Oleh sebab itu, dengarkanlah, ya Allah kami, doa hamba-Mu ini dan permohonannya, dan sinarilah tempat kudus-Mu yang telah musnah ini dengan wajah-Mu, demi Tuhan sendiri. Ya Allahku, arahkanlah telinga-Mu dan dengarlah, bukalah mata-Mu dan lihatlah kebinasaan kami dan kota yang disebut dengan nama-Mu, sebab kami menyampaikan doa permohonan kami ke hadapan-Mu bukan berdasarkan jasa-jasa kami, tetapi berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah. Ya Tuhan, dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah dengan tidak bertangguh, oleh karena Engkau sendiri, Allahku, sebab kota-Mu dan umat-Mu disebut dengan nama-Mu!
Daniel menyadari dosa-dosanya
dihadapan Tuhan dan menyadari dirinya sebagai bagian dari suatu bangsa yang
sangat berdosa dan tercela. Sebagai imam dia berdoa untuk pendamaian bangsanya
dihadapan Tuhan. Curahan hati Daniel terlihat dalam desakan doanya “Ya Tuhan,
dengarlah! Ya, Tuhan, ampunilah ! Ya Tuhan, perhatikanlah dan bertindaklah, dengan
tidak bertangguh”. (17)
Nabi Yeremia Juga berdoa untuk
bangsanya yang tengah mengalami penderitaan yang hebat. Yeremia menyadari bahwa
penderitaan besar yang dialami bangsanya adalah akibat dosa mereka sendiri.
Oleh sebab itu sebagai bagian dari bangsanya Yeremia dengan kesungguhan hati
menaikan doa syafaat kepada Tuhan. Yeremia berdoa begini Ratapan
5:16&21)“Mahkota kami telah jatuh dari kepala kami, wahai kami, karena kami
telah berbuat dosa”. Bawalah kami kembali kepada-Mu ya Tuhan, maka kami akan
kembali, baharuilah hari-hari kami seperti dahulu kala.
Ditengah wabah virus corona yang
sedang melanda Indonesia dan dunia disertai dengan krisis ekonomi sebagai
akibatnya, Apakah gereja hanya berdiam diri dan jadi penonton saja. Apakah kita
sebagai gereja Tuhan merasa bagian daripada negara ini ?. Kalau kita merasa
bahwa kita adalah bagian dari pada negeri ini maka kita harus berdoa syafaat
untuk bangsa kita. Kita bawa bangsa kita dihadapan Tuhan, Memohon pengampunan
Allah untuk negeri kita seperti yang dilakukan Daniel. Yesus berkata “Dan apa
saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”
(Matius 21:22).
Peran Gereja Dalam Bentuk Marturia (Bersaksi)
Istilah “Marturia” berasal dari bahas
Yunani “Martureo”, dan kata yang berakar padanya, “martus, marturia dan
marturion”. Artinya “saksi”. Saksi ialah orang yang memberi kesaksian tentang
sesuatu yang ia sendiri telah melihatnya. Hanya dalam Yesaya 8:16, 20,
kesaksian berbeda dipisahkan dari saksi.
Para rasul adalah saksi-saksi utama tentang hidup dan kebangkitan Kristus ( Yoh. 21; 24; Kis. 1:22; 2 dan Ptr. 16). Dalam gereja purba, kata Yunani “Martus” menjadi terbatas, terutama untuk menyebut mereka yang setia kepada imannya kendati sampai mati sekalipun. Penggunaan kata itu dalam arti demikian dikenal di Indonesia sebagai martir.
Dalam dunia Kristen modern, “kesaksian” berarti cerita tentang apa yang dikerjakan Kristus atas hidup seseorang menjadi pengalaman hidup orang itu. (18)
Para rasul adalah saksi-saksi utama tentang hidup dan kebangkitan Kristus ( Yoh. 21; 24; Kis. 1:22; 2 dan Ptr. 16). Dalam gereja purba, kata Yunani “Martus” menjadi terbatas, terutama untuk menyebut mereka yang setia kepada imannya kendati sampai mati sekalipun. Penggunaan kata itu dalam arti demikian dikenal di Indonesia sebagai martir.
Dalam dunia Kristen modern, “kesaksian” berarti cerita tentang apa yang dikerjakan Kristus atas hidup seseorang menjadi pengalaman hidup orang itu. (18)
Martuaria (beraksi) bagian penting
dari tugas dan panggilan gereja yang tiak bisa kita abaikan dalam keadaan dan
situsai apapun. Misi penginjilan adalah suatu perintah yang harus dilaksanakan
oleh gereja. Perintah Allah adalah "pergilah, jadikanlah semua bangsa
murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus; dan
ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan
ketahuilah Aku menyertai kamu senantiasa sampai akhir zaman" (Matius
28:19-20). "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala
makhluk" (Markus 16:15). "Mesias harus menderita dan bangkit dari
antara orang mati pada hari yang ketiga dan dalam nama-Nya berita tentang
pertobatan dan pengampunan dosa harus disampaikan kepada segala bangsa, mulai
dari Yerusalem" (Lukas 24:46-47). "Kamu akan menerima kuasa, kalau
Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan
di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi" (Kisah Para Rasul
1:8).
Jhon Piper dalam bukunya “Coronavirus
And Christ” berkata mengaitkan virus corona dengan kegiatan misi tampaknya
sebuah gagasan yang aneh, sebab dalam jangka pendek, virus corona menutup semua
akses perjalanan, migrasi, dan kemajuan misionaris. Namun, saya tidak sedang
berpikir dalam jangka pendek. Allah telah memakai penderitaan dan pergolakan
sejarah untuk menggerakkan jemaat-Nya ketempat-tempat yang perlu dikunjungi.
Saya menduga Ia akan melakukannya lagi sebagai bagian dari dampak jangka
panjang dari wabah virus corona. (19)
Lebih lanjut Jhon Piper berkata
“sebagai contoh, pikirkan bagaimana Allah menggerakkan umat-Nya dari Yerusalem,
melalui misi, ke Yudea dan Samaria. Yesus memerintahkan kepada murid-murid-Nya
untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, termasuk “di Yerusalem dan di
seluruh Yudea dan Samaria dan samapi ujung bumi” (Kis 1:18). Namun, pada waktu
Kisah para Rasul 8. Tampaknya misi itu terhenti di Yerusalem. Apa yang
diperlukan untuk menggerakkan gereja ke dalam paradigma misi ? Kematian
Stefanus dan penganiayaan yang mengikuti setelah itu. Segera setelah Stefanus
mati martir (Kis.7:60), penganiayaan terhadap orang-orang Kristen merebak.
Begitulah cara Allah menggerakkan umat-Nya—dengan kemartiran dan penganiayaan.
Pada akhirnya, “Yudea dan Samaria” mendegar Injil. (20)
Sejarah perjalanan misi penginjilan
telah membuktikan bahwa Tuhan seringkali memakai situasi sulit, seperti
penderitaan, wabah penyakit untuk memperluas pemebritaan Injil. Bukan mustahil
untuk melakukan pengijilan ditengah wabah virus corona dan krisis ekonomi.
Dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membuat dunia ini serasa
tidak ada halangan untuk komunikasi satu dengan yang lain. Dalam 15 tahun
terakhir media sosial telah memegang peranan penting dalam misi penginjilan.
Diperkirakan lebih dari 2 miliar orang menjadi pengakses internet, dan lima 5
miliar orang menggunakan handphone.
Apalagi sekarang karena virus corona orang lebih banyak tinggal di rumah/kerja
dari rumah pasti orang lebih banya habiskan waktu di media sosial. Ini adalah kesempatan
bagi gereja untuk terus melakukan pelayanan penginjilan memberitakan tentang
Kristus yang menjadi jawaba bagi semua persoalan dalam dunia ini. Yesus adalah
jawaban satu-satunya.
Ditengah-tengah kekhwatiran dan
ketakutan dunia akan virus corona yang belum kunjung berhenti justru semakin
bertambah parah tiap-tiap harinya saya melihat di media sosial ada banyak orang
dari berbagai negara dibelahan dunia mulai mencari Tuhan, mulai membuka hatinya
untuk Krsitus. Ada banyak orang yang berdoa dengan ratap tangis dijalan-jalan
memohon belaskasihan Tuhan. Tidak terkecuali sejumlah anggota konggres Amerika yang berdoa.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat salah satu anggota congres memimpin doa dengan menangis memohon pengampunan Tuhan atas dosa-dosa Amerika, memohon belas kasihan Tuhan untuk menyembuhkan Amerika dari wabah Virus corona. Amerika telah lama “membuang” Tuhan dan Firman-Nya dari gedung putih dan juga di sekolah-sekolah negeri. sekarang mereka datang bertekuk lutut berdoa memohon pengampunan Allah atas dosa-dosa mereka. Kini saatnya mereka menyadari bahwa hanya Tuhan yang sanggup menolong dunia dari serangan wabah virus corona yang semakin menyeramkan.
Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, terlihat salah satu anggota congres memimpin doa dengan menangis memohon pengampunan Tuhan atas dosa-dosa Amerika, memohon belas kasihan Tuhan untuk menyembuhkan Amerika dari wabah Virus corona. Amerika telah lama “membuang” Tuhan dan Firman-Nya dari gedung putih dan juga di sekolah-sekolah negeri. sekarang mereka datang bertekuk lutut berdoa memohon pengampunan Allah atas dosa-dosa mereka. Kini saatnya mereka menyadari bahwa hanya Tuhan yang sanggup menolong dunia dari serangan wabah virus corona yang semakin menyeramkan.
Jhon Piper berkata bahwa cakupan dan
keseriusan wabah virus corona terlalu besar untuk disia-siakan. Itu akan
melayani rencana global-Nya yang tak terkalahkan dalam penginjilan dunia.
Kristus tidak mencurahkan darah-Nya dengan sia-sia. Wahyu 5:9 berkata bahwa
oleh darah itu, Ia menebus mereka bagi Allah dari tiap-tiap suku dan bahasa dan
kaum dan bangsa”. (21)
Peran Gereja Dalam Bentuk Diakonia (Pelayanan)
Istilah “diakonia” berasal dari
bahasa Yunani, διακονια artinya pelayanan, sedangkan orang yang
melakukannya disebut sebagai pelayan (δίακονος).
Diakonia adalah bagian terpenting
dari ketiga dari tiga tugasa dan panggilan gereja dalam dunia yang diwariskan
oleh Yesus sendiri. Oleh sebab itu pelayanan diakonia bukanlah sebuah pilihan
bagi gereja, melainkan tugas yang amat penting yang harus dikerjakan. Hidup
mati sebuah gereja terletak dari pelayanan diakonia. Gereja yang hidup adalah
gerja yang melakukan pelayanan diakonia tetapi gereja yang mati adalah gereja
yang tidak melakukan pelayanan diakonia. J.C. Sikkel pernah berkata bahwa
gereja bisa teap hidup tanpa bangunan atau gedung, tetapi gereja tanpa
pelayanan diakonia pasti mati. Pelayanan diakonia adalah “roh” dari pada gereja
itu sendiri. Pelayanan diakonia adalah nafas dan DNA dari gereja.
Marturia dan diakonia seumpama dua
sisi mata koin yang tidak bisa dipisahkan dalam pelaksanaanya, yang harus
berjalan berdampingan. Keduanya mempunyai tujuan yang sama mewartakan kasih
Kristus bagi dunia ini. Diakonia bentuk dari marturia dalam aksi nyata dengan
memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan. Membagikan Kasih Yesus
secara nyata melalui perbuatan kepada setiap yang perlu. Dalam kenyataanya
terkadang perbuatan lebih berbicara kencang dari pada hanya sekedar kata-kata,
sebab orang bisa melihat dan merasakan langusung bentuk dari pada kasih
Kristus.
Dasar Alkitab dalam melakukan
pelayanan diakonia adalah teladan dari pada hidup Yesus sendiri selama di bumi.
Yesus pernah berkata bahwa tujuan kedatangannya di bumi adalah untuk melayani
(Markus 10:45). Hal ini diteguhkan oleh
Paulus yang berkata bahwa Yesus datang menjadi hamba dan menjadi sama seperti
manusia (Filipi 2:7).
Jadi, sifat dan sikap gereja dalam
ber-diakonia berdasar pada sifat dan sikap Yesus Kristus sebagaimana telah
dinyatakan dan dilakukan di dalam pelayanan-Nya. Sebagaimana Kristus hidup
demikianlah juga gereja hidup. Yesus Kristus bukan hidup untuk diri-Nya sendiri
tetapi juga untuk orang lain. Demikian juga orang Kristen telah menjadi warga
gereja atau tubuh Kristus. Baik secara pribadi maupun secara bersama-sama,
gereja harus melakukan pelayanan terhadap sesame anggota pesekutuan dan
terhadap orang lain di Luar Persekutuan.(22)
Pelayanan diakonia sering dipahami
hanya sebatas konsep caritas, membantu para janda, yatim piatu, fakit miskin
demi kesejahteraannya. Sebenarnya, gereja dalam pelayan diakonia harus mencakup
: pelayanan diakonia mencakup upaya pemahaman akar penyebab keprihatinan social
sekaligus mengembangkan prakarsa pemberdayaan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan hidup yang layak.
Hanya dengan pemahaman pelayanan
diakonia sedemikian gereja dapat berfungsi sebagai agen transformasi ditengah
masyarakat sebagai pewujudan karya keselamatan Yesus Kristus. Gereja menjadi
garam dan terang dunia. (23)
Wabah virus corona talah manjadi
masalah bagi dunia, bukan hanya di Indonesia. Kerusakan dan penderitaan yang
ditimbulkan tidaklah sedikit. Sebab selain menghancurkan kesehatan masyarakat
yang telah merenggut nyawa banyak orang, juga berimbas kepada berbagai aspek
kehidupan, khsusunya dibidang ekonomi. Ada banyak pelaku usaha bisnis yang
gulung tikar, ada banyak karyawan perusahaan yang di PHK, ada sebagian orang
yang gajinya hanya dibayar setengah saja. Ini masalah besar yang sedang
dihadapi oleh bangsa kita. Dengan banyaknya penggangguran rawan meningkatnya
kriminalitas di masyarakat. Secara khsusus masyarkat kecil yang begitu kena
dampaknya akan berupaya bertahan hidup dengan segala macam cara.
Pemerintah kita telah berusaha sekuat
tenaga dengan segala daya upaya untuk memutuskan mata rantai virus coroan,
yaitu mengajak masyarakat rajin mencuci tangan (dengan sabun), menjaga jarak
(sekitar 2 meter) dalam interaksi sosial, menggunakan masker, dan menghindari
kerumunan. Di samping itu berbagai kebijakan lain juga diambil seperti pemberlakuan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Untuk meminimalisir dampak ekonomi
terhadap masyakat, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan diantaranya
seperti bantuan langusung tunai (BLT), Kartu Prakerja, subdsi listrik dan yang
lainnya.Tentu kita sebagai gereja tidak membiarkan pemerintah bekerja sendiri.
Gereja harus ikut berperan dalam membantu mengatasi kondisi pelemahan ekonomi
keluarga. Gereja harus hadir dalam kapasitasnya melakukan pelayanan diakonia.
Sekecil apapun tindakan nyata dari gereja dalam melakukan pelayanan diakonia
pasti sangat membantu pemerintah dan masyarkat bisa tertolong.
Langkah konkret program gereja yang
dapat dilakukan adalah pertama-tama menetapkan tindakan kasih gereja di dalam
dan di luar gereja. Khusus di luar gereja, hal penting yang perlu dilakukan
adalah menetapkan siapa yang akan ditolong dengan memperhatikan beberapa
indikator diatas. Prinsip pertama yang secara umum dipraktekkan dalam sejarah
gereja adalah memperhatikan orang yang terdekat yang sangat membutuhkan. Martin
Bucer, sebagaimana dikutip Oden, menegaskan prinsip kepada siapa tindakan ini
dapat dilakukan yaitu yang pertama kepada keluarga entah itu karena relasi
darah, pernikahan atau karena relasi yang lain. Bagi Bucer, jikalau keluarga
sendiri sudah dapat melakukan tanggung jawabnya dengan baik ke dalam
keluarganya dalam relasi ikatan dekat itu, maka gereja memiliki sumber-sumber
yang lebih untuk menolong mereka yang tidak memiliki rumah dan keluarga. Karena
itu dalam hal ini gereja harus mengajarkan perihal tanggung jawab mereka dalam
kaitan dengan orang miskin dan tidak beruntung yang ada diantara keluarga
mereka. (24)
Prinsip kedua yang Bucer paparkan
adalah menolong mereka yang tidak memiliki bantuan keluarga, khususnya yang
dekat dengan gereja lokal dan kemudian menyebar kepada masyarakat luas dan
antar negara. Dalam hal ini kemurahan Allah harus dbagikan kepada semua tanpa
diskriminasi atas dasar suku, gender, klan, dan nasionalitas. Kemurahan ini
harus terpenetrasi secara universal kepada mereka yang membutuhkan. Sebagaimana
Cyprianus sang Bapa Gereja mengatakan, seperti yang dikutip oleh Oden. (25)
Kita tidak tau kapan Pandemi Covid-19 ini akan
berakhir mungkin membutuhkan waktu yang
lama, kita berdoa secepatnya berkahir. Gereja harus berperan dalam melakukan
pelayanan diakonia. Walaupun saat ini kita “terkurung” di rumah saja karena
anjuran pemerintah, namun bukan berarti hati kita juga ikut terkurung.
Barangkali ada keluarga, teman, tetangga kita yang mungkin membutuhkan
pertolongan sebisa mungkin kita bantu. Lakukan apa yang dapat kita lakukan untuk membantu orang lain, terutama
orang lanjut usia, orang cacat, orang miskin dan terisolasi. Barangkali gereja
juga harus belajar hidup dalam kesederhanaan, hidup hemat, menahan pembelanjaan
dan konsumsi yang tidak terlalu perlu, dengan demikian kita masih bisa berbagi
dengan orang yang kekurangan disekitar kita.
KESIMPULAN :
Tuhan Yesus telah memberikan warisan
keteladan bagi gereja selama pelayanan di bumi, Yesus telah hadir
ditengah-tengah penderitaan dan kesusahan masyarakat dunia dan telah menjadi
jawaban bagi persoalan mereka. Yesus telah menjadi sahabat bagi orang susah dan
orang lemah. Demikian juga gereja sebagai tubuh Kristus dalam dunia ini harus
mengambil peran dalam setiap pergumulan hidup masyarakat dunia dan menjadi
jawaban.
Dalam sejarahnya gereja telah
berperan dalam masanya dalam setiap persoalan hidup di dunia. Saat dunia secara khsusus Indonesia
sedang dalam pergumulan berat karena wabah virus corona yang berkepanjangan ini dan yang telah melumpuhkan ekonomi bangsa, gereja juga harus hadir dan berperan aktif
dalam bingkai tugas panggilanya dalam dunia yang Bersekutu (Koinonia), Bersaksi
(Marturia) dan Melayani (Diakonia). Kiranya dengan kehadiran dan peran aktif
gereja menjadi solusi bagi permasalahan yang sedang dihadapi oleh bangsa ini.
Dengan demikian gereja telah mewartakan kasih Kristus bagi dunia ini. Paulus
berkata “Bertolong-tolonglah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu
memenuhi hukum Kristus” (Gal. 6:2).
Catatan-Catatan:
4.Piper Jhon, Coronavirus And Christ,Literatur
perkantas Jatim, 2020, hlm. 43
5.Op Cit, hlm 63
6.Ibid, hlm. 64
7.Ibid, hlm.65
8.Ibid, hlm.
15.Wijono Hadi Harun, Iman Kristen, Jakarta
BPK.GMMulia, hlm.395
17.Op Cit. hlm.89
18.Ibid, hlm.90
19.Ibid.hlm
20.Ibid, hlm.91
25.Ibid.hlm