Senin, 08 Februari 2021

PERISAI IMAN

Oleh: Hadiran Halawa

Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat. Efesus 6:16

Paulus menyebut iman sebagai perisai. Oleh sebab itu untuk mengerti lebih dalam tentang iman dalam fungsinya sebagai perisai, kita harus belajar tentang perisai. Perisai adalah salah satu senjata yang digunakan oleh bangsa-bangsa pada zaman dahulu kala untuk berperang. Suku Nias memiliki perisai yang bernama Baluse. Senjata ini salah satu senjata yang harus selalu dibawa oleh nenek moyang selain tombak dan  pedang ketika pergi berperang, perisai ini terbuat dari kayu pilihan dan dibentuk bulat memanjang. Fungsinya adalah sebagai pertahanan diri, membentengi atau melindungi diri dari serangan musuh. 

Kata Perisai yang dipakai Paulus dalam bahasa Yunani adalah Thureos dari dasar kata Thura yang artinya pintu. Bentuk perisai pada zaman Perjanjian lama dan perjanjian baru ukurunya besar dan bentuknya ada yang berbentuk oval dan ada juga yang persegi empat meneyerupai pintu. Ukurusan tinggi perisai 1,5 Meter dan lebar sekitar 90 cm. Sangat cukup untuk melindungi seluruh tubuh dari serangan musuh.

Pada zaman PL dan. PB, perisai terbuat dari berbagai bahan, ada yang dari tembaga, kayu, dan ada uda juga yang terbuat dari emas perak seperti yang pernah dibuat oleh Raja Salomo. Namun pada umumnya perisai yang dipakai dalam peperangan terbuat dari kerangka kayu karena lebih ringan. Dan kerangka kayu ini dilapisi dengan 7 lapis kulit binatang, seperti kulit, kambing, sapi, atau kulit domba, sehingga ketebalannya bisa mencapai 7-10 cm. Perisai dilapisi cukup tebal supaya kuat menahan serangan senjata musuh sehingga tidak tembus.

Biasanya sebelum prajurit pergi berperang, perisainya dicelupkan kedalam air sampai basah, tujuanya adalah supaya kalau ada serangan senjata musuh yang menembakan panah-panah api, selain bisa ditangkis dengan persiai, juga supaya perisai tidak terbakar oleh api. Ketika tidak ada perang biasanya perisai selalu diminyaki minyak sebagai bagian dari perawatan supaya tidak mudah karatan, atau rusak karena perubahan cuaca, juga ditutupi dengan sarung, supaya tidak berdebu dan  mudah rusak.

Mengapa Paulus menasehati kita untuk memakai perisai iman ? karena setiap hari kita diperhadapkan dengan peperangan rohani 24 jam sehari, non stop. Iblis berusaha dengan sekuat tenaga dengan segala daya upaya menyerang kita anak-anak Tuhan. Iblis berusaha memanah panah api ketakutakan, kehwatiran, intimidasi, kekecewaaan, kepahitan, trauma-trauma masa lalu dan lain sebagainyan  tujuanya adalah supaya kita  bisa jatuh, hancur, dibunuh dan binasakan. Yohanes 10:10

Mazmur 11:2-3 “Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati ditempat gelap. Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dibuat oleh orang benar itu?”. Dasar atau fondasi kekristenan kita adalah iman kita. Oleh sebeb itu Iblis mencoba  menyerang fondasi ini, dengan memanahkan api keraguan tentang Tuhan. Seringkali banyak orang percaya yang dibuat ragu akan kasih, kebaikan dan pemeliharaan Tuhan. Apalagi kalau lagi sedang dalam pergumulan yang sangat berat, ketika jawaban doa tak kunjung datang, seakan Tuhan tidak berbuat apa-apa, seakan Tuhan berdiam diri. Maka pada saat-saat seperti ini panah api keraguan, ketakutaan dipanahkan kepada setiap orang percaya, sehingga secara perlahan-lahan mulai retak sendi-sendi imannya kepada Tuhan. Sehinggga banyak orang percaya yang telah menjadi korban, dengan meragukan keberadaan Tuhan, ragu akan kasih Tuhan, bahkan sampai ada yang kecewa, pahit hati dan tidak mengikut Tuhan lagi pada akhirnya.

Paulus menasehati kita bahwa dalam segala keadaan pergunakan perisai iman. Aritnya bahwa baik dalam keaada baik mapun dalam keadaan buruk. Baik dalam keadaan sukacita maupun dukacita, baik dalam keadaan bahagia dan menderita, baik dalam keadaan lagi diberkati atau tidak diberkati parisai iman harus tetap melekat dalam diri kita, kita bawa dan gunakan kemanapun dan dalam situasi apapun kita berada. Karena kenyataannya adalah iblis tidak hanya menyerang orang percaya ketika berada dalam titik terendah dalam hidupnya, teapi ada banyak orang percaya jatuh ketika berada dalam puncak tertinggi dalam kehidupan. Misanyal sudah diberkati dengan limpah akhrinya lupa Tuhan, berbuat dosa, seperti Raja Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan betsyeba ketika berada dipuncak kejaayaanya. Demikian halnya dengan Samson jatuh ketika ada dalam puncak kekuatannnya.

Sebelum kita belajar menggunakan perisai iman hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita membentuk dan memelihara  iman kita menjadi sebuah perisai yang kuat dan kokoh. Sama seperti perisai yang dipakai dalam peperangan jaman dahulu, yang terbuat dari kayu yang terpilih dan dilapisi dengan 7 lapisan kulit binatang sehingga menjadi sebuah perisai yang kokoh dan kuat siap digunakan untuk berperang.

Pengertian iman tidaklah berhenti pada sekedar percaya kepada Tuhan saja, tetapi menjagkau pengertian yang lebih dalam, yaitu iman yang bergerak membentuk kekuatan seperti perisai yang menyerupai pintu yang kokoh kuat bagi dasar hidup kita. Sehingga iman yang ada dalam diri kita mampu dan sanggup menghadapi dan melindungi hidup kita dari setiap serangan panah-panah api iblis, tidak ada bagian kehidupan kita yang terkena oleh panah api, karena dibentengi oleh perisai iman yang kuat. Iman kekristenan bukanlah sesuatu hal yang statis tetapi iman adalah sesuatu yang dinamis yang bisa bergerak, terbentuk dan bertumbuh besar dan kuat dari hari kehari.

Iman tidak dihasilkan oleh tekad atau usaha manusia itu sendiri. Sejatinya iman adalah pemberian Allah Efesus 2:8-9. Benih iman yang Tuhan berikan dalam setiap orang percaya tidaklah langsung menjadi sebuah perisai yang kuat yang bisa digunakan untuk peperangan. Benih iman ini haruslah dibentuk, dipupuk, sehingga semakin kuat dan besar sehingga bisa menjadi sebuah perisai.

Lalu pertanyaannya adalah bagaimana supaya benih iman yang Tuhan telah berikan bisa bertumbuh dan terbentuk ?. Layaknya seperti perisai yang digunakan dalam zaman dahulu, selalu maintance, dipelihara dengan baik sehingga tidak karatan, tidak rusak dimakan rayap, tidak hancur oleh karean perubahan cuaca, dengan mengoleskan minyak secara rutin, membungkus dengan sarung supaya tetap terawat. Maka demikian juga dengan iman. Setelah mengalami pertumbuhan, terbentuk kuat dan kokoh menjadi perisai iman, maka tugas kita selanjutnya adalah tetap memaintance perisai iman kita, tetap memeliharanya dengan baik.

Mendengar dan Melakukan Firman.

Yang pertama adalah melalui pembacaan atau pendengaran akan Firman Tuhan (Roma 10:17), dan kedua adalah melalui Praktek Firman dalam kehidupan nyatat setiap hari (Yosua 1:8). Pembacaan atau mendengar Firman Tuhan tanpa dibarengi dengen praktek iman hanya akan melahirkan iman yang tidak berbentuk, lemah dan tidak bertenaga. Betapapun mungkin logika berpikir kita tidak menyetujui, tetap harus kita praktek firman, logika berpikir kita harus tunduk pada kebenaran firman. Ada banyak orang Kristen yang berhenti samapai dipembacaan Firman Tuhan saja, tetapi lalai dalam mempraktekan firman itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya faktonya karena iman terbentur dengan logika berpikir. Semakin kita mempraktekan Firman, semakin iman kita terbentuk, kuat dan kokoh sehingga bisa menjadi perisai iman yang bisa melindungi kita dari panah api si jahat.

Hati kita melekat dengan Tuhan

Bangun persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan dari hari kesehari, akan membuat iman kita bertumbuh dan terpelihara dengan baik.

Mazmur 91:14-15 Sungguh hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku aakan membentinginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepadaKu, aku akan menjawab, aku akan menyertai dia dalam kesesakan, aku akan meluputkannya.

Mengobarkan karunia roh

2 Timotius 1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Iman sebagai karunia Allah bagi kita haruslah dikobarkan secara disiplin, supaya mengalami pertumbuhan dan tetap terpelihara dengan baik. Bagaimana cara mengobarkan karunia Allah ? yang pertama dengan bersukutu dengan orang-orang percaya yang memiliki roh yang menyala-nyala bagi Tuhan. Komunitas yang suam-suam kuku secara rohani akan membuat iman kita menjadi tidak bertumbuh. Tetapi komunitas orang-orang percaya yang bergairah untuk Tuhan, akan membuat kita bertumbuh dalam iman. Layaknya ampun unggun, akan menghasilkan api yang semakin berkobar kalau disatukan dengan beberap kayu yang terbakar. Yang kedua adalah dengan rajin berbahasa roh. Hasa roh tidak hanya sekedar asesori yang menghiasi doa-doa kita, Karunia bahasa roh sangatlah berperan penting dalam membagun manusia roh kita, membagun iman kita semakin kuat.  1 Korintus 12:10,Yudas 1:20, Roma 8:26-27.

Bagaiamana kita mengguanakan perisai iman ?

Perisai yang kuat dan kokoh sehabat apapun tetap tidak ada gunanya kalau tidak tau  cara memakainya. Pada zaman dahulu setiap prajurit perlu latihan menggunak perisai sehingga ketika berada di medan peranng tidak ada bagian tubuhpun yang kena oleh senjata musuh.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. 1 Petrus 5:8-9.

Syarat utama untuk menggunakan perisai iman adalah harus sadar dan berjaga-jaga. Kita harus selalu sadar dan berjaga-jaga secara rohani. Roh kita tidak boleh lengah atau tertidur, roh kita harus tetap terjaga. Dengan kita sadar dan terjaga kita bisa mendeteksi setiap panah api dari sejahat dari mana asalnya, jenisnya panah apa, berapa jumlahnya, dan resiko bahaya yang bisa ditimbulkan. kita bisa mengukur diri, sehingga dengan demikin kita secara otomatis menaruh perisai iman dihadapan kita sehingga kita terluput dari setiap serangan. Iblis sangat licik, dia bisa memanfaatkan setiap situasi untuk memanah kita. Kalau kita tidak sadar berjaga-jaga, maka kita akan anggap itu hal biasa aja dan kita tangani dengan cara-cara yang salah.

Memperkatakan iman. Saat serangan panah api iblis mulai meyerang kita dengan ketakutakan, kekhuatiran, intimidasi, keraguan dan lain sebgainya  Yang pertama perisai iman itu harus dinyatakan atau diperkatakan kepada diri kita sendiri terlebih dahulu, dengan menaruh seluruh hati pikiran, kehendak, dan kekuatanku kepada Tuhan dan kepada kekuatan kuasa. Yang kedua yang tidak kalah penting adalah kita harus memperkatan pengakuan iman kita kepada Iblis. Bahwa kita kita tidak takut terhadap apapun serangan yang dia lakukan, bahwa Roh yang ada dalam kita jauh lebih, besar. Bahwa Tuhan beserta dan membela kita, bahwa Kita akan tampil sebagai pemenang. Semisal keadaaan ekonomi kita sedang terpuruk dan iblis mulai memanahkan api kekuatiran akan hari esok, kita harus memasang perisai iman kita dengan perkatakan perkataan iman kita, bahwa Tuhan akan mencukupi segala keperluanku. Atau mungki lagi digerogoti oleh sakit penyakit dan iblis panahkan api ketakutan kita harus pasang perisai iman dengan memperkatakannya bahwa saya telah disembuhkan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu diatas kayu salib.

Dengan kita belajar melatih diri kita menggunakan perisai iman dalam segala keadaan maka dapat dipastikan tidak ada panah-panah api dari Iblis yang boleh menyentuh hidup kita, sebab setiap panah api  yang dipanahkan kepada kita, dengan sigap secara otomatis kita memasang perisai iman kita untuk menangkis sekaligus memadamkan setiap panah api sehingga iman kita tidak terbakar, rusak dan hancur melainkan tetap terpelihara, tetap terjaga dengan baik oleh karena ada perisai iman yang kuat dan kokoh yang selalu melekat dalam diri kita.

Tuhan Yesus Memberkati

Rabu, 23 Desember 2020

PERJUMPAAN DENGAN TUHAN

Oleh: Hadiran Halawa


Natal sejatinya berbicara tentang perjumpaan antara pencipta dan ciptaan, Tuhan dengan manusia ciptaan. Tuhan tidak hanya puas berjumpa dengan manusia melalui Firman-Nya lewat perantaraan para nabi, melalui kemah suci, tabut perjanjian. Juga tidak puas hanya melalui  Teofani dalam wujud malaikat, wujud balatentara Hakim,  dan wujud benda “semak terbakar”. Allah sepenuhnya ingin berjumpa dengan manusia untuk menyatakan kasih-Nya dan satu-satunya cara adalah dengan berinkarnasi menjadi sama dengan manusia ciptaan. Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah yang sejati dalam rupa manusia. Ibrani 1:3.

Tuhan datang mencari dan menjumpai manusia ciptaanNya yang telah jatuh dalam dosa, telah hilang dari kasih-Nya. Untuk dikembalikan dalam rencanaNya yang semula, kembali dalam persekutuan kasih-Nya. Bukan manusia yang mencari Allah, tetapi Allah yang datang mencari dan menjumpai kita. Manusia berdosa tidak akan pernah bisa dan sanggup mencari Allah, tanpa Allah terlebih dahulu mencarinya. Dibuktikan sejak manusia pertama yang telah jatuh dalam dosa. Dalam anugerahNya Tuhan yang datang mencari adam dan hawa yang telah bersembunyi dari hadapan Allah, karena takut telah melakukan dosa.

Orang Yahudi mengharapakan kedatangan mesias yang dinubuatkan oleh para nabi itu dalam rupa raja yang berkuasa, yang kuat, berpasukan, megah, berwibawa, seperti layaknya raja-raja di dunia. Mereka berharap untuk dibebaskan dari penderitaan dan kesusahan hidup karena berada dibawah penjajahan romawi. Mereka mengharapkan dengan kedatangan mesias mereka bisa diebebasakan dan dimerdekakan. Tetapi harapan itu berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. justru Tuhan menyatakan dirinya dalam wujud seorang bayi lemah, tidak berdaya, tidak lahir dalam kemuliaan raja menurut dunia, tetapi dalam kesederhanaan.

Allah telah berinisatif untuk datang menjumpai manusia, Bagian manusia adalah meresponi kasih Allah. Manusia pertama yang mau meresponi panggilan kasih Allah dan mengalami perjumpaan dengan Tuhan dalam peristiwa natal  selain dari pada Yusuf dan Maria adalah Para gembala. Mereka mendengar berita kelahiran itu begitu singkat, namun mereka dengan segala kerinduan segera pergi untuk membuktikan berita yang baru saja mereka dengar. Mereka datang kepada Tuhan dengan segala keberadaan mereka sebagai orang-orang yang sederhana. Mereka datang ke kandang yang hina hanya dengan satu tujuan atau motivasi, yaitu berjumpa dengan Tuhan Yesus. Dan akhirnya mereka berjumpa dengan Maria dan Yusuf serta bayi Yesus, sang Putra Natal Yang Kudus, mereka mengalami Natal (Lukas 2:16).

Kemudian orang yang mengalami perjumpaan dengan Mesias yang lahir itu adalah Orang majus dari timur. Mereka ini adalah kaum terpelajar. Ahli perbintangan dari Timur (Babel) yang harus meninggalkan segala sesuatu dan bertanya-tanya karena rindu bertemu dengan Bayi Natal dengan tujuan untuk menyembah Dia -- Tuhan Yesus (Matius 2:2). Mereka bertemu dengan Tuhan Yesus lalu sujud menyembah Dia -- mereka mengalami Natal. Firman Tuhan berkata, "Mereka membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada-Nya, yaitu emas, kemenyan, dan mur." (Matius 2:11)

Tuhan tidak pilih bulu dalam menyatakan kasihnya kepada manusia, termasuk dalam perjumpaan dengan diriNya. Sebenarnya ada golongan lain yang tau tentang kelahiran Mesias dan mereka ada didaerah itu yaitu orang farisi dan ahli taurat, mereka ini adalah rohaniawan yang selalu mempelajari dan  menyelidiki kitab suci setiap hari. Mereka juga  tau tentang nubuatan tentang mesias dan penggenapannya. Harusnya dari ukuran kacamata manusia merekalah orang pertama yang pantas dan layak berjumpa dengan Tuhan. Tapi sayang sekali mereka tidak mengalami perjumpaan dengan Mesias yang lahir itu.

Selain itu ada Juga Raja Herodes yang memerintah saat itu mendenggar berita kelahiran mesias sang raja. Harusnya orang seperti raja herodes yang layak dan mendapat kehormatan besar menurut ukuran manusia untuk menyambut kelahiran raja diatas segala raja. Tetapi sangat disayangkan  bukannya ikut menyambut dan mau  berjumpa dengan Mesias dengan hati yang tulus, justru merasa terancam kedudukannya, merasa tersaingi, sehingga merancang sesuatu hal yang jahat untuk membunuh bayi Yesus

Perjumpaan Dengan Tuhan Tidak Meniadakan Krisis

Kehadiran Allah dalam dunia melalui peristiwa natal tidak meniadakan masalah atau krisis yang terjadi saat itu. Orang-orang Yahudi tetap mengalami kesusahan dan penderitaan, tetap menjadi bangsa jajahan romawi. Yusuf dan maria yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, tidak menjadikan mereka manusia yang tanpa persolan hidup. Justru masalah yang mereka hadapi bertambah berat. Raja Herodes dalam kebengisannnya meradang karena orang majus tidak mampir diistananya setelah mereka melihat bayi Yesus.

Herodes yang takut kehilangan jabatan atau takhatanya memerintahkan prajuritnya untuk membunuh semua.. yah semua anak laki-laki dikawasan bethlehem, ia berharap bayi Yesus termasuk di dalamnya. Bisa bayangkan bagaimana rasa  dukacita yang teramat dalam dialami oleh keluarga yahudi yang memiliki anak bayi laki-laki yang dibunuh saat itu. Yusuf dan maria harus melewati proses yang menyakitkan mengusingkan Yesus untuk sementara waktu ke  mesir guna menghindari pembunuhan terhadap bayi Yesus.

Demikian halnya dalam kita mengiring Yesus, mengalami perjumpaan mengikut Kritus tidaklah meniadakan Krisis dalam hidup kita, Bahkan justru terkadang krisis bertambah besar kita alami sebagai konsekuensi iman kita terhadap Kristus.Ada banyak tokoh-tokoh dalam Alkitab, pahlwan iman, tokoh-tokoh kekristenan yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan, namun mereka harus mengalami krisis kehidupan.

Perjumpaan Dengan Tuhan Membawa Perubahan Hidup

Perjumpaan dengan Tuhan membentuk iman dan karakter kita. Alkitab memberitahu kita bahwa orang-orang yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan mengalami perubahan hidup yang luar biasa. Musa telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan. Pengalaman penglihatan semak yang terbakar telah mengubahkan hidup musa dari seorang yang minder, gagap berbicara menjadi seorang pemimpin yang tangguh, cakap, berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya. Yakub telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan saat dia bergumul dengan Tuhan semalaman dan telah mengubahkan hidup yakub si penipu menjadi Israel, pejuang Allah. Yesaya mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Gideon mengalami perjumpaan dengan Tuhan, Paulus, Perempuan Samaria, Zakheus dan banyak tokoh Alkitab lainnya yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan hidup mereka diubahkan.

Orang yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan bukan hanya saja melihat kemuliaan Tuhan dan mengalami  segala berkat-Nya,  tetapi juga sanggup untuk melewati kesulitan dan kesusahan hidup sehebat apapun. Yusuf dan Maria yang telah berjumpa dengan Tuhan harus menjalani proses kehidupan yang sulit menjadi seorang pengungsi di negeri orang, mereka melarikan diri menghindari pembantaian bengis Herodes. Kehidupan pengungsi adalah kehidupan yang terus bergerak, dengan begitu banyak resiko yang tak terbayangkan antara hidup dan mati.

Orang majus dari Timur yang telah mengalami perjumpaan dengan bayi Yesus, membuat mereka berani memutuskan untuk tidak kembali ke istana Herodes meskipun telah diminta oleh Herodes supaya mereka kembali ke istananya, tetapi mereka berani mengikuti dan taat terhadap penerangan dari Tuhan lewat mimpi.

Tidak ada orang yanng telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan yang tidak diubahkan. Mungkin masih ingat ketika pertama kali mengalami perjumpaan dengan Tuhan mungikin melalui mimpi, kuasa supranatural, melaui firman Tuhan, atau melaluin proses kehidupan seperti ayub. Dan sejak saat itu kita menjadi orang yang berbeda, menjadi orang yang tidak sama lagi seperti sebelumnya. Adalah sangat penting bagi semua gembala, pendeta untuk membawa jemaat mengalami perjumpaan dengan Tuhan sehingga mengalami perubahan hidup. Ada banyak orang percaya yang belum mengalami perjumpaan dengan Tuhan secara pribadi.

Perjumpaan Dengan Tuhan Mengubahkan Orientasi Hidup

Perjumpaan saya dengan Tuhan melalui persekutuan doa semalam suntuk tahun 2003 disebuah gereja, telah mengubahkan hidup saya. Sejak malam itu saya menjadi orang yang berbeda dari sebelumnya, kerinduan dan kehasuan saya akan Tuhan semakin besar. Bukan hanya itu orientasi hidup saya telah berubah, yang tadinya fokus untuk mengejar ambisi pribadi dalam dunia, saat itu berubah dengan memberi diri untuk mau melayani Tuhan menjadi seorang hamba Tuhan.

Para gembala yang telah mengalami perjumpaan dengan Tuhan Alkitab mencatat “Maka kembalilah gembala-gemabala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya itu sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Luk 2:20. Saya percaya para gembala ini hidup mereka telah diubahkan, tidak lagi hanya berpikir tentang ternak gembalaan mereka tetapi sekarang tujuan hidupnya untuk memuliakan Allah.

 

Tuhan Memberkati !!!

 

Rabu, 04 November 2020

DILARANG KUATIR

Oleh: Hadiran Halawa

Matius 6:25-34

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (kkbi) kuatir adalah perasaasn takut, cemas atau gelisah terhadap sesuatu hal yang belum diketahui pasti.

Bagian perikop ini ini (6:25-34) masih berkaitan erat dengan bagian sebelumnya (6:19-24). Keduanya sama-sama membicarakan tentang materi. Kata sambung “karena itu” di awal ayat 25 menyiratkan bahwa 6:25-34 merupakan kelanjutan atau, lebih tepat, aplikasi dari 6:24. 

Maksudnya, orang yang mendedikasikan hidup hanya kepada Allah saja – bukan sekaligus pada Mamon – pasti tidak akan membiarkan diri dikuasai oleh kekuatiran. Bagi dia yang paling penting adalah Allah, bukan materi. Ia tidak akan memusingkan sesuatu yang tidak terlalu penting.

Ada 3 alasan kenapa kita dilarang kuatir 

1. Karena Kuatir tidak sesuai dengan logika kehidupan (25-30)

“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan  dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian:

2. Karena kuatir sama halnya tidak mengenal Allah (31-33)

“Sebab itu janganlah kuatir dan berkata: Apakah yang kami makan ?apakah yang kami minum ?apakah yang kami pakai . semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah”

3. Karena Kekuatiran hanya akan menambah masalah (32-34)

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahan sendiri. Kesusahn sehari cukuplah untuk sehari.


Diskusi PA:

1.Apa saja bahaya buruk kekuatiran bagi hidup kita ( tubuh jiwa dan roh ) ? 

2. Banyak orang Kristen sudah dengar banyak firman, terima janji Tuhan, tau ada pengharapan dalam Kristus tetapi ketika berhadapan dengan realita kesulitan hidup, cendeerung kuatir lagi, kenapa bisa seperti itu ?

3. Apa saja yang biasa kamu lakukan dalam melawan/mengalahkan kekuatiran ?

4. Apakah pernah mengkuatirkan suatu hal secara berlebihan, tetapi kemudian pada kenyaataanya tidak terjadi seperti yang dikuatirkan ? coba ceritakan.

HATI YANG MEMBERI

Oleh : Hadiran Halawa

FILIPI 4:10-20

A.Latar Belakang: 

Surat Filipi ditulis oleh Rasul Paulus saat menjadi seorang tahanan di Roma. Surat Filipi sering disebut surat sukacita ditengah penderitaan. Ditengah-tengah penderitaan dan kesusahan yang dialami oleh Paulus sebagai seorang tahanan mendapatkan kekuatan dan sukacaita dari hasil persekutuannya dengan Tuhan, selain itu factor yang tidak kalah penting yang membuat Paulus bersukacita adalah melihat Jemaat yang dirintis dibenua Eropa yaitu jemaat FIlipi mengalama pertumbuan rohani, ditandai dengan dengan perhatian mereka kepada Paulus lewat pemberian yang mereka kirim. Jemaat Filipi memilki hati yang suka memeberi. Tidak ada sukacita yang lebih besar bagi seorang gembala melihat jemaatnya bertumbuh dalam kedewasaan rohani.

B.Pemberian yang tulus selalu membawa dampak Postif baik bagi penerima maupun bagi pemberi.

1.Dampak Bagi Penerima (Paulus) : 

  • Ayat 10 Menjukkan Paulus bersukacita, merasa senang dengan pemberian dari jemaat Filipi

  • Ayat 14 Menunjukan bahwa kesusahan Paulus jadi terasa lebih ringan karena jemaat filipi bersedia mengambil bagian.

  • Ayat 18 Menunjukan Paulus yang tadinya berkekurangan sekarnag berkecukupan bahakan berkelimpahan karena pemeberian jemaat filipi.

Penerapan : Sekecil apapun pemeberian dari kita Ketika kita memberi dengan tulus hati dan memberikan kepada orang yang lagi membutuhkan pasti pemberian kita akan berdampak besar. Sebaliknya kalua kita memberi dengan tidak tulus dan memberi kepada orang yang tidak tepat maka pemberian kita akan sia-sia. 

2.Sikap Yang perlu kita teladani dari Paulus 

  • Paulus tidak menolak pemberian dari jemaat filipi. Supaya jemaat Filipi diberkati Tuhan Ada orang-orang Kristen yang yang tidak mau menerima pemberian, atau mungkin menerima tapi kemudian membalasnya dengan memberi bahakan lebih besar lagi. Maka sebenarnya itu sudah menutup berkat bagi orang yang mau memberi. 

  • Paulus mengapresiasi dengan berterimakasih atas pemberian jemaat Filipi. Ada 2 tertentu  yang tidak mau berterima kasih atau mungkin lupa saat menerima sesuatu dari orang lain

Supaya ucapan terimakasih yang Paulus sampaikan tidak disalah mengerti oleh jemaat, yang bisa saja berpikir mungkin Paulus meminta-minta Paulus menegaskan diayat ayat 11-12. Bahwa Paulus belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. Dalam bahasa inggris diartikan merasa puas. 

  • Paulus telah belajar mencukupkan diri/puas pada saat kekurangan

  • Juga Paulus telah belajar mencukupkan diri/Puas  Ketika berada dalam kelimpahan


3.Dampak Bagi Pemberi : 

  • Upaha Besar di surga. Ayat 17 menunjukan bahwa pemberian itu berdampak pada kekekalan, menabung dalam kekekalan. NIV: 'Not that I am looking for a gift, but I am looking for what may be credited to your account' (= bukannya aku mencari pemberian, tetapi aku mencari apa yang bisa ditambahkan pada rekeningmu')

  • Pemeliharaan Tuhan. Ay. 19 berkata bahwa ada pemeliharaan Tuhan yang sempurana. Tentu bukan kepada semua orang Kristen tetapi kepada mereka yang mau memberi. . Bandingkan dengan ayat-ayat Kitab Suci ini: Amsal 11:25 19:17 21:13 22:9 28:27 Mat 5:7 2Kor 9:6-8, yang menunjukkan bahwa kalau kita mau memberi kepada orang yang membutuhkan, Allah akan memberkati kita dengan pemeliharaanNya.

4.Sikap Jemaat Filipi yang perlu kita teladani: 


  • Jemaat Filipi Telah memberi dari kekurangan mereka. Dalam 2 Korintus 1-5 kita diberitahu bahwa jemaat Filipi adalah jemaat sangat miskin. Bandingkan orang Kristen yang kaya tapi tidak mau memberi


  • Jemaat Filipi Mereka begitu begitu tekun  memberi, melakukan pelayanan kasih. Padahal mereka bukanlah jemaat kaya. 

-Ayat 15 menunjukan bahwa pada saat mereka baru-baru bertobat saja/menjadi orang Kristen mereka telah belajar memberi. NIV: 'Moreover, as you Philippians know, in your early acquaintance with the gospel, when I set out from Macedonia, not one church shared with me in the matter of giving and receiving, except you only' (= Lagi pula, seperti yang kamu orang-orang Filipi tahu, dalam penge-nalanmu yang mula-mula dengan Injil, pada waktu aku berangkat dari Makedonia, tidak ada gereja yang membagi dengan aku dalam hal memberi dan menerima, kecuali kamu saja).Bandingkan dengan orang Kristen yang sudah lama bertobat tapi jarang bahkan tidak pernah memeberi 

-Ayat 16, Saat Paulus ada di Makedonia Jemaat filipi telah 2 kali mengirimkan pemberian kepada Paulus

- Pada saat Paulus dalam konteks ini berada di Roma, lagi2 jemaat filipi mengutus epafroditus untuk mengirimkan sejumlah kebutuhan Paulus.

  • Jemaat Filipi adalah jemaat yang bertumbuh secara rohani, ditandai dengan ketekunan mereka memberi. Hanya orang yang dewasa rohani yang bisa memberi dalam keterbatasan. Mereka penuh kasih, dibuktikan dengan pemberian mereka. Kasih adalah memberi.

Selasa, 03 November 2020

JANGAN TAKUT

Oleh: Hadiran Halawa

 Matius 14: 27 “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!”

Yesus berkata kepada mereka jangan takut kepadaku dan juga jangan takut terhadap gelombang badai besar yang sedang bergelora.

Memperhatikan situasi seperti sekarang ini, dengan berbagai perubahan dan kondisi pandemic virus corona diseluruh dunia yang belum berakhir, ditambah, krisis ekonomi, suhu politik yang panas di negri kita, tentu, membuah hampir semua orang mengalami ketakutan: takut kehilangan pekerjaan, takut bisnis/usaha bangkrut. takut keluar rumah, takut kena virus corona. takut tidak mampu membiayai sekolah anak-anaknya, takut tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, bayar cicilan rumah, kendaraan takut mengalami kegagalan, takut menghadapi hari esok yang tidak pasti dan lain sebagainya

Harus diakui bahwa ketakutan adalah masalah semua orang baik yang sudah tua ataupun muda, kaya-miskin, pintar-bodoh. Semua manusiq dalam dunia ini pernah mengalami ketakutan. bahkan Yesus sendiripun dalam kapasitasnya sebagai manusia, pernha mengalami rasa takut yang luar biasa di taman getsmani pada saat detik2.mengahadapu penyaliban. jadi semua manusia pernah takut yang membedakan adalah cara seseorang mengatasi ketakutan

 Ketakutan adalah tanggapan emosi terhadap ancaman, suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya.  Dari sudut psikologi ketakutan adalah wajar, salah satu emosi dasar manusia selain kebahagiaan, kesedihan dan kemarahan.

 Namun ketakutan akan menjadi masalah besar bila dibiarkan berlarut-larut atau berkepanjangan, karena ketika kita terus dikuasai olehnya, sukacita dan damai sejahtera kita akan terampas. maka dengan demikian kita mudah dikendalikan oleh si jahat.

Alkitab menyatakan bahwa Tuhan memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban  (ayat nas).  Artinya rasa takut bukanlah berasal dari Tuhan, karena itu sebagai orang percaya tidak seharusnya kita hidup dalam ketakutan.  Sekalipun berada di tengah dunia yang penuh tantangan ini tidak ada alasan kita takut,  "...sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia."

ada beberapa alasan kenapa kita sebagai orang percaya tidak boleh takut karena: 

  1. Roh yang ada dalam kita lebih besar

  2. Allah beserta kita. Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 41:10 “Janganlah takut, sebab aku menyertai engkau, janganlah bimbang, sebab aku ini Allahmu, aku akan meneguhkna, bahkan akan menolong engkau, aku akan memegang engkau dengan tangan kananku yang membawa kemenangan

  3. Ketakutan menjadi sebuah doa Amsal 3:25

  4. Ketakutan melemahkan Iman kita, mengapa kamu takut hai kamu yang kurang percaya. kalau iman bertambah subur otamatis ketakutan lenyap demikian sebaliknya. 

  5. Ketakutkan melemahkan sistim imun tunuh kita, dan bisa menyebabkan kematian.

Rasa takut yang berlebihan dapat membuat fungsi tubuh bereaksi terlalu ekstrim yang bisa merusak jaringan jantung, bahkan bisa membuat jantung berhenti berdetak. Ketakutakn bisa membunuh kita. 

Kalimat "jangan takut" tercata 365 hari, sama dengan jumlah hari dalam setahun, itu artinya Tuhan mau berkata kepada kita setiap hari jangan takut. Apapun yang menakutkan bagi kita hari hari ini, ingat firman Tuhan hari ini jangan takut. jangan biarkan ketakutan menguasai hidup kita. 

Tidak ada hal yang ditakutkan dalam dunia ini, kecuali ketakutan itu sendiri.


AKU INI

 Oleh: Hadiran Halawa

Matius 14: 27 “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 

Yesus cukup berkata “Aku ini”. Kalimat ini  cukup bagi para murid saat itu untuk mengenali bahwa yang berjalan diatas air itu ternyata bukanlah hantu seperti yang mereka kira sebelumnya melainkan guru mereka sendiri. 

Tidak perlu menyebutkan Namanya seperti Dia memperkenalkan dirinya kepada Paulus di jalan tarsus dengan berkata “saya adalah Yesus” sebab Paalus saat itu belum mengenal Yesus. Tapi kepada para muridnya yang sudah hidup Bersama-sama dengan tiap-tiap hari cukup berkata Aku ini, maka para murid langusung mengenali bahwa itu Yesus.

Sama seperti domba mengenal suara gembalanya (Yohanes 10:4).  pasangan suami istri pasti bisa mengenali suara pasangannya walaupun sang suami bersuara dijarak yang cukup jauh, isitri bisa menganal suara sang suami. Itu karena sudah saling mengenal dan sangat terbiasa mendegar suara itu tiap hari. 

Adalah sangat penting bagi kita sebagai orang percaya untuk semakin mengenal Tuhan dengan bergaul intim dengannya setiap hari sehingga kita bisa mengenal suaranya. Pengenalan kita yang benar dan dalam akan Tuhan akan menjadi fondasi kekuatan kita Ketika diperhadapkan dengan kesulitan hidup.

Aku Ini mengandung makna: 

  1. Aku ini Tuhan bukan hantu yang meneror,.mengintimidasi hidupmu, tapi Tuhan  yang siap menolongmu.

  2. Aku ini Tuhan yang mengontrol segala sesuatu, termasuk badai didalam kehidupan, tidak akan terjadi sesuatu tanpa seijin Tuhan. Bahkan termasuk sehelai rambut dikepala kita sekalipun

  3. Aku ini Tuhan yang selalu hadir dalam setiap segala keadaan. Aku hadir dalam puncak gunung sukacitamu dan  juga hadir dalam lembah dukacitamu.

  4. Aku Ini Tuhan yang  Slalu mengerti dan peduli akan pergumulan

Yesus pernah mengalami berbagai persoalan hidup di bumi, menderita, lapar, sehingga dia bisa memahami dan peduli dengan penderitaan kita manusia


Perkataan Yesus inilah yang menyebabkan Petrus meminta suatu hal yang mustahil: “suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air”. Apakah yang dia pikirkan? Apakah yang menyebabkan Petrus mempunyai keberanian untuk mencoba hal yang belum pernah terjadi sebelumnya? Ia tidak sedang mencari tantangan yang mendebarkan, ataupun mencoba membuat orang terkesan. Yang mendorong keberanian Petrus adalah kata-kata Yesus: “Aku ini”. 

Bila orang yang berjalan di atas air itu adalah Tuhan, tidak ada lagi alasan untuk takut; segalanya akan baik-baik saja. Bila bukan Yesus yang ada di sana, Petrus mungkin tidak akan pernah berpikir untuk berjalan di atas air menghampiriNya. Tetapi itu adalah Yesus, dan itu sudah cukup untuk Petrus melakukan hal yang mustahilan

Paulus berkata dalam roma 8:31 "Jika Allah ada dipihak kita, siapakah yang menjadi lawan kita. 

37: Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus? Penindasan atau kesesakan atau penganiayaan, atau kelaparan atau ketelanjangan, atau bahaya, atau pedang? Seperti ada tertulis: ”Oleh karena Engkau kami ada dalam bahaya maut sepanjang hari, kami telah dianggap sebagai domba-domba sembelihan.” Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. 

TENANGLAH

Oleh : Hadiran Halawa

Matius 14: 27 “Tetapi segera Yesus berkata kepada mereka: “Tenanglah! Aku ini, jangan takut!” 

Perataan Yesus kepada para Murid yang aedang ketakutan oleh karena gelombang badai dan juga karena takut karena melihat hantu, padahal sebenarnya Yesus yang sedang baerjalan diatas air. Yesus berkata kepada mereka "Tenanglah"

Setiap orang pasti punya masalah dan pergumulan hidup masing2. Namun tidak semua orang bisa menghadapi persoalan hidup dengan tenang. Banyak orang yang cenderung panik, cemas,gelisah ketika berhadapan dengan masalah. sehingga bukan solusi atas masalah yang ditemukan, tetapi justru masalah semakin membuat persoalan bertambah rumit.  

Ketika kita perhadapkan kesulitan, kesukaran, badai kehidupan Yesus mengajar kita untuk tetap tenang. Tenang bukan berarti diam berpangkub tangan tanpa melakukan apa2, tetap jiwa kita yang harus tetap tenang, hati serta pikiran harus tetap jernih dan fokus. Damai sejahtera tetap menguasai hati kita.

Alasan kenapa kita harus tenang dalam meghadapi setiap masalah dan persolan hidup adalah 

1.Orang yang Tenang adalah orang kuat

Firman Tuhan berkata dalam Yesaya 30:15b “Dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu". Orang yang mampu bersikap tenang akan dapat menghadapi segala persolan hidup. Kita seringkali dikalahkan oleh masalah, bukan karena kita terlalu lemah, atau masalahnya terlalu besar seperti goliath, tetapi seringkali karena kita sendiri sudah panik duluan, gugup, cemas, kuatir dan kehilangan kendali. Orang yang tidak bersikap tenang dalam menghadapi masalah akan lebih cenderung berpikiran negative, logika berpikirnya tidak jalan, sehingga keputusan-keputusan yang diambilpun banyak yang salah, kesimpulan cenderung salah, reaksipun salah. Para murid berkesimpulan salah mengira Yesus adalah hantu dan bereaksi salah dengan berteriak ketakutan. 

2. Orang yang tenang adalah orang Bisa berdoa

Petrus menasehati kita “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa (1Petrus 4:7). Orang yang bersikap tenang dalam keadaan sulit pastilah dapat berdoa. Dan juga tidak hanya bisa menyampaikan pergumulannya kepada Tuhan dalam doa ,tetapi juga bisa mendengar apa yang menjadi kehendak Tuhan untuk dilakukan dalam hidupnya.

3. Orang Yang tenang adalah orang Bisa melihat Tuhan dan KuasaNya.

Mazmur 46:11 " Diamlah dan ketahuilah, bahwa AKUlah Allah"

Dalam ketenangan kita bisa melihat kuasa karya tangan Tuhan bekerja ditengah-tengah badai kehidupan yang kita alami. Kita bisa merasakan kehadiran Tuhan dan pertolonganya. sebaliknya orang tidak tenang, panik...Tuhan yang dihadapannya bisa dianggap sebagai hantu, seperti para murid saat itu.

andai saja orang percayamengambil waktu untuk hening sejenak menenangkan jiwa, maka kita akan melihat bahwa dibalik badai kehidupan yang sedang bergelora ada kehadiran Allah yang misterius, ada tangan Tuhan yang tak terlihat oleh mata yang menolong, menjaga, melindungi kita. roma 8: 28

Allah Turut bekerja dalam segala sesuatu mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi dia 

Jika hari2 ini kita dibuat panik oleh kesulitan dan pergumulan hidup marilah kita tetap tenang.