Oleh: Hadiran Halawa
Dalam segala keadaan
pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan
semua panah api dari si jahat. Efesus 6:16
Paulus menyebut iman sebagai perisai. Oleh sebab itu untuk mengerti lebih dalam tentang iman dalam fungsinya sebagai perisai, kita harus belajar tentang perisai. Perisai adalah salah satu senjata yang digunakan oleh bangsa-bangsa pada zaman dahulu kala untuk berperang. Suku Nias memiliki perisai yang bernama Baluse. Senjata ini salah satu senjata yang harus selalu dibawa oleh nenek moyang selain tombak dan pedang ketika pergi berperang, perisai ini terbuat dari kayu pilihan dan dibentuk bulat memanjang. Fungsinya adalah sebagai pertahanan diri, membentengi atau melindungi diri dari serangan musuh.
Kata Perisai yang dipakai Paulus dalam bahasa Yunani adalah Thureos
dari dasar kata Thura yang artinya pintu. Bentuk perisai pada zaman Perjanjian
lama dan perjanjian baru ukurunya besar dan bentuknya ada yang berbentuk oval
dan ada juga yang persegi empat meneyerupai pintu. Ukurusan tinggi perisai 1,5
Meter dan lebar sekitar 90 cm. Sangat cukup untuk melindungi seluruh tubuh dari
serangan musuh.
Pada zaman PL dan. PB, perisai
terbuat dari berbagai bahan, ada yang dari tembaga, kayu, dan ada uda juga yang
terbuat dari emas perak seperti yang pernah dibuat oleh Raja Salomo. Namun pada
umumnya perisai yang dipakai dalam peperangan terbuat dari kerangka kayu karena
lebih ringan. Dan kerangka kayu ini dilapisi dengan 7 lapis kulit binatang,
seperti kulit, kambing, sapi, atau kulit domba, sehingga ketebalannya bisa
mencapai 7-10 cm. Perisai dilapisi cukup tebal supaya kuat menahan serangan
senjata musuh sehingga tidak tembus.
Biasanya sebelum prajurit pergi
berperang, perisainya dicelupkan kedalam air sampai basah, tujuanya adalah
supaya kalau ada serangan senjata musuh yang menembakan panah-panah api, selain
bisa ditangkis dengan persiai, juga supaya perisai tidak terbakar oleh api. Ketika
tidak ada perang biasanya perisai selalu diminyaki minyak sebagai bagian dari
perawatan supaya tidak mudah karatan, atau rusak karena perubahan cuaca, juga
ditutupi dengan sarung, supaya tidak berdebu dan mudah rusak.
Mengapa Paulus menasehati kita
untuk memakai perisai iman ? karena setiap hari kita diperhadapkan dengan
peperangan rohani 24 jam sehari, non stop. Iblis berusaha dengan sekuat tenaga
dengan segala daya upaya menyerang kita anak-anak Tuhan. Iblis berusaha memanah
panah api ketakutakan, kehwatiran, intimidasi, kekecewaaan, kepahitan,
trauma-trauma masa lalu dan lain sebagainyan
tujuanya adalah supaya kita bisa
jatuh, hancur, dibunuh dan binasakan. Yohanes 10:10
Mazmur 11:2-3 “Sebab, lihat orang
fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk
memanah orang yang tulus hati ditempat gelap. Apabila dasar-dasar dihancurkan,
apakah yang dibuat oleh orang benar itu?”. Dasar atau fondasi kekristenan kita
adalah iman kita. Oleh sebeb itu Iblis mencoba
menyerang fondasi ini, dengan memanahkan api keraguan tentang Tuhan.
Seringkali banyak orang percaya yang dibuat ragu akan kasih, kebaikan dan
pemeliharaan Tuhan. Apalagi kalau lagi sedang dalam pergumulan yang sangat
berat, ketika jawaban doa tak kunjung datang, seakan Tuhan tidak berbuat
apa-apa, seakan Tuhan berdiam diri. Maka pada saat-saat seperti ini panah api
keraguan, ketakutaan dipanahkan kepada setiap orang percaya, sehingga secara
perlahan-lahan mulai retak sendi-sendi imannya kepada Tuhan. Sehinggga
banyak orang percaya yang telah menjadi korban, dengan meragukan keberadaan
Tuhan, ragu akan kasih Tuhan, bahkan sampai ada yang kecewa, pahit hati dan
tidak mengikut Tuhan lagi pada akhirnya.
Paulus menasehati kita bahwa
dalam segala keadaan pergunakan perisai iman. Aritnya bahwa baik
dalam keaada baik mapun dalam keadaan buruk. Baik dalam keadaan sukacita maupun
dukacita, baik dalam keadaan bahagia dan menderita, baik dalam keadaan lagi
diberkati atau tidak diberkati parisai iman harus tetap melekat dalam diri
kita, kita bawa dan gunakan kemanapun dan dalam situasi apapun kita berada.
Karena kenyataannya adalah iblis tidak hanya menyerang orang percaya ketika
berada dalam titik terendah dalam hidupnya, teapi ada banyak orang percaya
jatuh ketika berada dalam puncak tertinggi dalam kehidupan. Misanyal sudah
diberkati dengan limpah akhrinya lupa Tuhan, berbuat dosa, seperti Raja Daud jatuh
dalam dosa perzinahan dengan betsyeba ketika berada dipuncak kejaayaanya.
Demikian halnya dengan Samson jatuh ketika ada dalam puncak kekuatannnya.
Sebelum kita belajar menggunakan
perisai iman hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita
membentuk dan memelihara iman kita
menjadi sebuah perisai yang kuat dan kokoh. Sama seperti perisai yang dipakai
dalam peperangan jaman dahulu, yang terbuat dari kayu yang terpilih dan
dilapisi dengan 7 lapisan kulit binatang sehingga menjadi sebuah perisai yang
kokoh dan kuat siap digunakan untuk berperang.
Pengertian iman tidaklah berhenti pada sekedar
percaya kepada Tuhan saja, tetapi menjagkau pengertian yang lebih dalam, yaitu
iman yang bergerak membentuk kekuatan seperti perisai yang menyerupai pintu
yang kokoh kuat bagi dasar hidup kita. Sehingga iman yang ada dalam diri kita
mampu dan sanggup menghadapi dan melindungi hidup kita dari setiap serangan
panah-panah api iblis, tidak ada bagian kehidupan kita yang terkena oleh panah
api, karena dibentengi oleh perisai iman yang kuat. Iman kekristenan bukanlah sesuatu hal
yang statis tetapi iman adalah sesuatu yang dinamis yang bisa bergerak,
terbentuk dan bertumbuh besar dan kuat dari hari kehari.
Iman tidak dihasilkan oleh tekad atau
usaha manusia itu sendiri. Sejatinya iman adalah pemberian Allah Efesus 2:8-9. Benih
iman yang Tuhan berikan dalam setiap orang percaya tidaklah langsung menjadi
sebuah perisai yang kuat yang bisa digunakan untuk peperangan. Benih iman ini
haruslah dibentuk, dipupuk, sehingga semakin kuat dan besar sehingga bisa
menjadi sebuah perisai.
Lalu pertanyaannya adalah
bagaimana supaya benih iman yang Tuhan telah berikan bisa bertumbuh dan
terbentuk ?. Layaknya seperti perisai yang digunakan dalam zaman dahulu, selalu
maintance, dipelihara dengan baik sehingga tidak karatan, tidak rusak dimakan
rayap, tidak hancur oleh karean perubahan cuaca, dengan mengoleskan minyak
secara rutin, membungkus dengan sarung supaya tetap terawat. Maka demikian juga
dengan iman. Setelah mengalami pertumbuhan, terbentuk kuat dan kokoh menjadi
perisai iman, maka tugas kita selanjutnya adalah tetap memaintance perisai iman
kita, tetap memeliharanya dengan baik.
Mendengar dan Melakukan Firman.
Yang pertama adalah melalui
pembacaan atau pendengaran akan Firman Tuhan (Roma 10:17), dan kedua adalah
melalui Praktek Firman dalam kehidupan nyatat setiap hari (Yosua 1:8). Pembacaan
atau mendengar Firman Tuhan tanpa dibarengi dengen praktek iman hanya akan
melahirkan iman yang tidak berbentuk, lemah dan tidak bertenaga. Betapapun
mungkin logika berpikir kita tidak menyetujui, tetap harus kita praktek firman,
logika berpikir kita harus tunduk pada kebenaran firman. Ada banyak orang
Kristen yang berhenti samapai dipembacaan Firman Tuhan saja, tetapi lalai dalam
mempraktekan firman itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya
faktonya karena iman terbentur dengan logika berpikir. Semakin kita mempraktekan
Firman, semakin iman kita terbentuk, kuat dan kokoh sehingga bisa menjadi
perisai iman yang bisa melindungi kita dari panah api si jahat.
Hati kita melekat dengan Tuhan
Bangun persekutuan yang semakin
intim dengan Tuhan dari hari kesehari, akan membuat iman kita bertumbuh dan
terpelihara dengan baik.
Mazmur 91:14-15 Sungguh hatinya
melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku aakan membentinginya, sebab
ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepadaKu, aku akan menjawab, aku akan
menyertai dia dalam kesesakan, aku akan meluputkannya.
Mengobarkan karunia roh
2 Timotius 1:6 Karena itulah
kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh
penumpangan tanganku atasmu.
Iman sebagai karunia Allah bagi
kita haruslah dikobarkan secara disiplin, supaya mengalami pertumbuhan dan
tetap terpelihara dengan baik. Bagaimana cara mengobarkan karunia Allah ? yang
pertama dengan bersukutu dengan orang-orang percaya yang memiliki roh yang
menyala-nyala bagi Tuhan. Komunitas yang suam-suam kuku secara rohani akan
membuat iman kita menjadi tidak bertumbuh. Tetapi komunitas orang-orang percaya
yang bergairah untuk Tuhan, akan membuat kita bertumbuh dalam iman. Layaknya
ampun unggun, akan menghasilkan api yang semakin berkobar kalau disatukan
dengan beberap kayu yang terbakar. Yang kedua adalah dengan rajin berbahasa roh.
Hasa roh tidak hanya sekedar asesori yang menghiasi doa-doa kita, Karunia
bahasa roh sangatlah berperan penting dalam membagun manusia roh kita, membagun
iman kita semakin kuat. 1 Korintus
12:10,Yudas 1:20, Roma 8:26-27.
Bagaiamana kita mengguanakan perisai iman ?
Perisai yang kuat dan kokoh
sehabat apapun tetap tidak ada gunanya kalau tidak tau cara memakainya. Pada zaman dahulu setiap
prajurit perlu latihan menggunak perisai sehingga ketika berada di medan
peranng tidak ada bagian tubuhpun yang kena oleh senjata musuh.
Sadarlah dan berjaga-jagalah!
Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan
mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab
kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang
sama. 1 Petrus 5:8-9.
Syarat utama untuk menggunakan
perisai iman adalah harus sadar dan berjaga-jaga. Kita harus selalu sadar dan
berjaga-jaga secara rohani. Roh kita tidak boleh lengah atau tertidur, roh kita
harus tetap terjaga. Dengan kita sadar dan terjaga kita bisa mendeteksi setiap
panah api dari sejahat dari mana asalnya, jenisnya panah apa, berapa jumlahnya,
dan resiko bahaya yang bisa ditimbulkan. kita bisa mengukur diri, sehingga
dengan demikin kita secara otomatis menaruh perisai iman dihadapan kita sehingga
kita terluput dari setiap serangan. Iblis sangat licik, dia bisa memanfaatkan
setiap situasi untuk memanah kita. Kalau kita tidak sadar berjaga-jaga, maka
kita akan anggap itu hal biasa aja dan kita tangani dengan cara-cara yang
salah.
Memperkatakan iman. Saat serangan
panah api iblis mulai meyerang kita dengan ketakutakan, kekhuatiran,
intimidasi, keraguan dan lain sebgainya Yang
pertama perisai iman itu harus dinyatakan atau diperkatakan kepada diri kita
sendiri terlebih dahulu, dengan menaruh seluruh hati pikiran, kehendak, dan kekuatanku
kepada Tuhan dan kepada kekuatan kuasa. Yang kedua yang tidak kalah penting
adalah kita harus memperkatan pengakuan iman kita kepada Iblis. Bahwa kita kita
tidak takut terhadap apapun serangan yang dia lakukan, bahwa Roh yang ada dalam
kita jauh lebih, besar. Bahwa Tuhan beserta dan membela kita, bahwa Kita akan
tampil sebagai pemenang. Semisal keadaaan ekonomi kita sedang terpuruk dan
iblis mulai memanahkan api kekuatiran akan hari esok, kita harus memasang
perisai iman kita dengan perkatakan perkataan iman kita, bahwa Tuhan akan mencukupi
segala keperluanku. Atau mungki lagi digerogoti oleh sakit penyakit dan iblis
panahkan api ketakutan kita harus pasang perisai iman dengan memperkatakannya
bahwa saya telah disembuhkan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu diatas kayu
salib.
Dengan kita belajar melatih diri kita menggunakan perisai iman dalam segala keadaan maka dapat dipastikan tidak ada panah-panah api dari Iblis yang boleh menyentuh hidup kita, sebab setiap panah api yang dipanahkan kepada kita, dengan sigap secara otomatis kita memasang perisai iman kita untuk menangkis sekaligus memadamkan setiap panah api sehingga iman kita tidak terbakar, rusak dan hancur melainkan tetap terpelihara, tetap terjaga dengan baik oleh karena ada perisai iman yang kuat dan kokoh yang selalu melekat dalam diri kita.
Tuhan Yesus Memberkati