Senin, 08 Februari 2021

PERISAI IMAN

Oleh: Hadiran Halawa

Dalam segala keadaan pergunakanlah perisai iman, sebab dengan perisai itu kamu akan dapat memadamkan semua panah api dari si jahat. Efesus 6:16

Paulus menyebut iman sebagai perisai. Oleh sebab itu untuk mengerti lebih dalam tentang iman dalam fungsinya sebagai perisai, kita harus belajar tentang perisai. Perisai adalah salah satu senjata yang digunakan oleh bangsa-bangsa pada zaman dahulu kala untuk berperang. Suku Nias memiliki perisai yang bernama Baluse. Senjata ini salah satu senjata yang harus selalu dibawa oleh nenek moyang selain tombak dan  pedang ketika pergi berperang, perisai ini terbuat dari kayu pilihan dan dibentuk bulat memanjang. Fungsinya adalah sebagai pertahanan diri, membentengi atau melindungi diri dari serangan musuh. 

Kata Perisai yang dipakai Paulus dalam bahasa Yunani adalah Thureos dari dasar kata Thura yang artinya pintu. Bentuk perisai pada zaman Perjanjian lama dan perjanjian baru ukurunya besar dan bentuknya ada yang berbentuk oval dan ada juga yang persegi empat meneyerupai pintu. Ukurusan tinggi perisai 1,5 Meter dan lebar sekitar 90 cm. Sangat cukup untuk melindungi seluruh tubuh dari serangan musuh.

Pada zaman PL dan. PB, perisai terbuat dari berbagai bahan, ada yang dari tembaga, kayu, dan ada uda juga yang terbuat dari emas perak seperti yang pernah dibuat oleh Raja Salomo. Namun pada umumnya perisai yang dipakai dalam peperangan terbuat dari kerangka kayu karena lebih ringan. Dan kerangka kayu ini dilapisi dengan 7 lapis kulit binatang, seperti kulit, kambing, sapi, atau kulit domba, sehingga ketebalannya bisa mencapai 7-10 cm. Perisai dilapisi cukup tebal supaya kuat menahan serangan senjata musuh sehingga tidak tembus.

Biasanya sebelum prajurit pergi berperang, perisainya dicelupkan kedalam air sampai basah, tujuanya adalah supaya kalau ada serangan senjata musuh yang menembakan panah-panah api, selain bisa ditangkis dengan persiai, juga supaya perisai tidak terbakar oleh api. Ketika tidak ada perang biasanya perisai selalu diminyaki minyak sebagai bagian dari perawatan supaya tidak mudah karatan, atau rusak karena perubahan cuaca, juga ditutupi dengan sarung, supaya tidak berdebu dan  mudah rusak.

Mengapa Paulus menasehati kita untuk memakai perisai iman ? karena setiap hari kita diperhadapkan dengan peperangan rohani 24 jam sehari, non stop. Iblis berusaha dengan sekuat tenaga dengan segala daya upaya menyerang kita anak-anak Tuhan. Iblis berusaha memanah panah api ketakutakan, kehwatiran, intimidasi, kekecewaaan, kepahitan, trauma-trauma masa lalu dan lain sebagainyan  tujuanya adalah supaya kita  bisa jatuh, hancur, dibunuh dan binasakan. Yohanes 10:10

Mazmur 11:2-3 “Sebab, lihat orang fasik melentur busurnya, mereka memasang anak panahnya pada tali busur, untuk memanah orang yang tulus hati ditempat gelap. Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dibuat oleh orang benar itu?”. Dasar atau fondasi kekristenan kita adalah iman kita. Oleh sebeb itu Iblis mencoba  menyerang fondasi ini, dengan memanahkan api keraguan tentang Tuhan. Seringkali banyak orang percaya yang dibuat ragu akan kasih, kebaikan dan pemeliharaan Tuhan. Apalagi kalau lagi sedang dalam pergumulan yang sangat berat, ketika jawaban doa tak kunjung datang, seakan Tuhan tidak berbuat apa-apa, seakan Tuhan berdiam diri. Maka pada saat-saat seperti ini panah api keraguan, ketakutaan dipanahkan kepada setiap orang percaya, sehingga secara perlahan-lahan mulai retak sendi-sendi imannya kepada Tuhan. Sehinggga banyak orang percaya yang telah menjadi korban, dengan meragukan keberadaan Tuhan, ragu akan kasih Tuhan, bahkan sampai ada yang kecewa, pahit hati dan tidak mengikut Tuhan lagi pada akhirnya.

Paulus menasehati kita bahwa dalam segala keadaan pergunakan perisai iman. Aritnya bahwa baik dalam keaada baik mapun dalam keadaan buruk. Baik dalam keadaan sukacita maupun dukacita, baik dalam keadaan bahagia dan menderita, baik dalam keadaan lagi diberkati atau tidak diberkati parisai iman harus tetap melekat dalam diri kita, kita bawa dan gunakan kemanapun dan dalam situasi apapun kita berada. Karena kenyataannya adalah iblis tidak hanya menyerang orang percaya ketika berada dalam titik terendah dalam hidupnya, teapi ada banyak orang percaya jatuh ketika berada dalam puncak tertinggi dalam kehidupan. Misanyal sudah diberkati dengan limpah akhrinya lupa Tuhan, berbuat dosa, seperti Raja Daud jatuh dalam dosa perzinahan dengan betsyeba ketika berada dipuncak kejaayaanya. Demikian halnya dengan Samson jatuh ketika ada dalam puncak kekuatannnya.

Sebelum kita belajar menggunakan perisai iman hal yang pertama yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita membentuk dan memelihara  iman kita menjadi sebuah perisai yang kuat dan kokoh. Sama seperti perisai yang dipakai dalam peperangan jaman dahulu, yang terbuat dari kayu yang terpilih dan dilapisi dengan 7 lapisan kulit binatang sehingga menjadi sebuah perisai yang kokoh dan kuat siap digunakan untuk berperang.

Pengertian iman tidaklah berhenti pada sekedar percaya kepada Tuhan saja, tetapi menjagkau pengertian yang lebih dalam, yaitu iman yang bergerak membentuk kekuatan seperti perisai yang menyerupai pintu yang kokoh kuat bagi dasar hidup kita. Sehingga iman yang ada dalam diri kita mampu dan sanggup menghadapi dan melindungi hidup kita dari setiap serangan panah-panah api iblis, tidak ada bagian kehidupan kita yang terkena oleh panah api, karena dibentengi oleh perisai iman yang kuat. Iman kekristenan bukanlah sesuatu hal yang statis tetapi iman adalah sesuatu yang dinamis yang bisa bergerak, terbentuk dan bertumbuh besar dan kuat dari hari kehari.

Iman tidak dihasilkan oleh tekad atau usaha manusia itu sendiri. Sejatinya iman adalah pemberian Allah Efesus 2:8-9. Benih iman yang Tuhan berikan dalam setiap orang percaya tidaklah langsung menjadi sebuah perisai yang kuat yang bisa digunakan untuk peperangan. Benih iman ini haruslah dibentuk, dipupuk, sehingga semakin kuat dan besar sehingga bisa menjadi sebuah perisai.

Lalu pertanyaannya adalah bagaimana supaya benih iman yang Tuhan telah berikan bisa bertumbuh dan terbentuk ?. Layaknya seperti perisai yang digunakan dalam zaman dahulu, selalu maintance, dipelihara dengan baik sehingga tidak karatan, tidak rusak dimakan rayap, tidak hancur oleh karean perubahan cuaca, dengan mengoleskan minyak secara rutin, membungkus dengan sarung supaya tetap terawat. Maka demikian juga dengan iman. Setelah mengalami pertumbuhan, terbentuk kuat dan kokoh menjadi perisai iman, maka tugas kita selanjutnya adalah tetap memaintance perisai iman kita, tetap memeliharanya dengan baik.

Mendengar dan Melakukan Firman.

Yang pertama adalah melalui pembacaan atau pendengaran akan Firman Tuhan (Roma 10:17), dan kedua adalah melalui Praktek Firman dalam kehidupan nyatat setiap hari (Yosua 1:8). Pembacaan atau mendengar Firman Tuhan tanpa dibarengi dengen praktek iman hanya akan melahirkan iman yang tidak berbentuk, lemah dan tidak bertenaga. Betapapun mungkin logika berpikir kita tidak menyetujui, tetap harus kita praktek firman, logika berpikir kita harus tunduk pada kebenaran firman. Ada banyak orang Kristen yang berhenti samapai dipembacaan Firman Tuhan saja, tetapi lalai dalam mempraktekan firman itu sendiri dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya faktonya karena iman terbentur dengan logika berpikir. Semakin kita mempraktekan Firman, semakin iman kita terbentuk, kuat dan kokoh sehingga bisa menjadi perisai iman yang bisa melindungi kita dari panah api si jahat.

Hati kita melekat dengan Tuhan

Bangun persekutuan yang semakin intim dengan Tuhan dari hari kesehari, akan membuat iman kita bertumbuh dan terpelihara dengan baik.

Mazmur 91:14-15 Sungguh hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku aakan membentinginya, sebab ia mengenal nama-Ku. Bila ia berseru kepadaKu, aku akan menjawab, aku akan menyertai dia dalam kesesakan, aku akan meluputkannya.

Mengobarkan karunia roh

2 Timotius 1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

Iman sebagai karunia Allah bagi kita haruslah dikobarkan secara disiplin, supaya mengalami pertumbuhan dan tetap terpelihara dengan baik. Bagaimana cara mengobarkan karunia Allah ? yang pertama dengan bersukutu dengan orang-orang percaya yang memiliki roh yang menyala-nyala bagi Tuhan. Komunitas yang suam-suam kuku secara rohani akan membuat iman kita menjadi tidak bertumbuh. Tetapi komunitas orang-orang percaya yang bergairah untuk Tuhan, akan membuat kita bertumbuh dalam iman. Layaknya ampun unggun, akan menghasilkan api yang semakin berkobar kalau disatukan dengan beberap kayu yang terbakar. Yang kedua adalah dengan rajin berbahasa roh. Hasa roh tidak hanya sekedar asesori yang menghiasi doa-doa kita, Karunia bahasa roh sangatlah berperan penting dalam membagun manusia roh kita, membagun iman kita semakin kuat.  1 Korintus 12:10,Yudas 1:20, Roma 8:26-27.

Bagaiamana kita mengguanakan perisai iman ?

Perisai yang kuat dan kokoh sehabat apapun tetap tidak ada gunanya kalau tidak tau  cara memakainya. Pada zaman dahulu setiap prajurit perlu latihan menggunak perisai sehingga ketika berada di medan peranng tidak ada bagian tubuhpun yang kena oleh senjata musuh.

Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh dunia menanggung penderitaan yang sama. 1 Petrus 5:8-9.

Syarat utama untuk menggunakan perisai iman adalah harus sadar dan berjaga-jaga. Kita harus selalu sadar dan berjaga-jaga secara rohani. Roh kita tidak boleh lengah atau tertidur, roh kita harus tetap terjaga. Dengan kita sadar dan terjaga kita bisa mendeteksi setiap panah api dari sejahat dari mana asalnya, jenisnya panah apa, berapa jumlahnya, dan resiko bahaya yang bisa ditimbulkan. kita bisa mengukur diri, sehingga dengan demikin kita secara otomatis menaruh perisai iman dihadapan kita sehingga kita terluput dari setiap serangan. Iblis sangat licik, dia bisa memanfaatkan setiap situasi untuk memanah kita. Kalau kita tidak sadar berjaga-jaga, maka kita akan anggap itu hal biasa aja dan kita tangani dengan cara-cara yang salah.

Memperkatakan iman. Saat serangan panah api iblis mulai meyerang kita dengan ketakutakan, kekhuatiran, intimidasi, keraguan dan lain sebgainya  Yang pertama perisai iman itu harus dinyatakan atau diperkatakan kepada diri kita sendiri terlebih dahulu, dengan menaruh seluruh hati pikiran, kehendak, dan kekuatanku kepada Tuhan dan kepada kekuatan kuasa. Yang kedua yang tidak kalah penting adalah kita harus memperkatan pengakuan iman kita kepada Iblis. Bahwa kita kita tidak takut terhadap apapun serangan yang dia lakukan, bahwa Roh yang ada dalam kita jauh lebih, besar. Bahwa Tuhan beserta dan membela kita, bahwa Kita akan tampil sebagai pemenang. Semisal keadaaan ekonomi kita sedang terpuruk dan iblis mulai memanahkan api kekuatiran akan hari esok, kita harus memasang perisai iman kita dengan perkatakan perkataan iman kita, bahwa Tuhan akan mencukupi segala keperluanku. Atau mungki lagi digerogoti oleh sakit penyakit dan iblis panahkan api ketakutan kita harus pasang perisai iman dengan memperkatakannya bahwa saya telah disembuhkan oleh Tuhan Yesus 2000 tahun yang lalu diatas kayu salib.

Dengan kita belajar melatih diri kita menggunakan perisai iman dalam segala keadaan maka dapat dipastikan tidak ada panah-panah api dari Iblis yang boleh menyentuh hidup kita, sebab setiap panah api  yang dipanahkan kepada kita, dengan sigap secara otomatis kita memasang perisai iman kita untuk menangkis sekaligus memadamkan setiap panah api sehingga iman kita tidak terbakar, rusak dan hancur melainkan tetap terpelihara, tetap terjaga dengan baik oleh karena ada perisai iman yang kuat dan kokoh yang selalu melekat dalam diri kita.

Tuhan Yesus Memberkati