Jumat, 15 Mei 2020

MENYIKAPI ISU AKHIR ZAMAN DENGAN BENAR

Oleh: Hadiran Halawa

Isu eskatologis menjadi sebuah topik yang selalu menarik untuk dibahas dalam sejarah kekristenan. Dari zaman gereja mula-mula sampai hari ini, isu akhir zaman selalu terhembus begitu kuat. Tidak heran ketika ada seminar tentang akhir zaman maka disana banyak orang Kristen yang ikut hadir dengan antusias datang mendengar seminarnya. Bahkan seminar akhir zaman lebih banyak diminati dari pada seminar yang lain, misalnya seminar pertumbuhan rohani atau seminar doktrin Alkitab. Apalagi kalau isu akhir zaman dihubungkan dengan kejadian-kejadian fenomena alam, seperti bencana alam, gempa bumi, wabah sakit penyakit, perang, penganiayaan, penderitaan maka orang akan lebih tertarik memberi beragam respon. 

Bencana global seperti wabah virus corona juga jadi isu yang banyak orang kaitkan dengan kiamat atau akhir zaman. Banyak orang yang kemudian berusaha mencocokan wabah ini dengan ayat-ayat alkitab. Tidak hanya orang kristen, termasuk agama-agama lain seperti islam, hindu dan agama lainnya ikut memprediksi bahwa Virus Corona ini tanda dari akhir zaman akan segera tiba. Belum lagi perkembangan teknologi yang mutakhir dari masa ke masa selalu disinyalir sebagai tanda akhir zaman, seperti komputer, tv, handphone, sim card, kartu ATM, Chip yang dicurigai ada kaitanya dengan tanda 666 seperti yang tertulis dalam kitab Wahyu.

Isu tentang akhir zaman dari masa ke masa telah banyak diprediksi/diramal/dinubuatkan/ditafsirkan dengan berbagai spekulasi akan terjadi pada waktu tertentu yang kemudian pada kenyataanya semuanya meleset dan tidak terjadi. Telah banyak kejadian fenomena alam, seperti bencana alam, gempa bumi, wabah penyakit,perang, kelaparan dan lainnya sebagainya dan orang  ramalkan kiamat akan segera tiba, namun pada kenyataanya meleset juga, tidak terjadi sesuai dengan apa yang diprediksikan. Hal ini juga yang membuat sebagian orang percaya putus asa, kecewa, bingung, meragukan dan mempertanyakan apakah benar Yesus akan datang kembali ? apakah benar akan ada akhir zaman. Tidak sedikit orang yang kemudian menjadi antipati dengan isu akhir zaman. Mereka sudah tidak mau peduli lagi soal akhir zaman, bagi sebagian orang itu adalah isu omong kosong yang tidak akan pernah terjadi. Bahkan ada sebagian yang justru mengejek orang yang sedang menantikan kedatangan Tuhan Yesus yang kedua kali.

Melihat kenyataan seperti ini, penulis tertarik untuk mengkaji bagaimana seharusnya orang kristen dalam menyikapi isu akhir zaman, apakah harus meresponi dengan over dosis, atau haruskah kita bersikap masa  bodoh, tidak peduli dengan isu akhir zaman, atau kita harus bagaimana ?. Hal ini penting supaya kita sebagai orang percaya yang sedang menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali tidak salah kaprah dalam meresponi, menjadi bahan cemooh kalau tidak terjadi seperti yang diprediksi, dan juga supaya jangan sampai karena merasa tidak penting  jadi tidak peduli sehingga lalai mempersiapkan diri dengan baik.

Pengertian Akhir Zaman

Menurut KBBI Eskatologi artinya ajaran teologi mengenai akhir zaman seperti hari kiamat, kebangkitan segala manusia, dan surga . (1) secara etimologi "Eskatologi" berasal dari bahasa Yunani : eskhatos yang berarti akhir zaman dan logia berarti ilmu, pengetahuan. Jadi eskatologi adalah pengetahuan akhir zaman. 
Umumnya, kalau berbicara tentang akhir zaman maka biasanya pemikiran tertuju kepada nasib orang perorang yang ditentukan pada penghakiman yang diadakan pada saat itu. Tetapi sebenarnya Alkitab sendiri lebih cenderung membicarakan Penggenapan Kerajaan Allah yang mencakup bumi yang diperbaharui. Yesaya menyebutnya : langit baru dan bumi baru (Yesaya 65:17; 66:22).(2)     

Perlunya kita mempelajari eskatologi ini karena sejarah tidak berjalan dengan sendirinya, tetapi ada dalam pimpinan dan kontrol Allah. Sejarah akan menuju pada penggenapannya yang sempurna. Hal ini akan terjadi pada waktu kedatangan Kristus yang kedua kali, yaitu pada akhir zaman. Kita tidak boleh terlalu disibukkan oleh dunia ini sehingga kita lupa bahwa kita akan menerima, "Suatu bagian yang tidak dapat binasa, yang tidak dapat cemar, dan yang tidak dapat layu, yang tersimpan di Sorga(1Pet.1: 4).Martin Luther berkata: Aku hanya punya dua hari, yaitu hari ini dan hari itu. Saya mau hidup hari ini dalam terang hari itu (hari kedatangan Kristus yang kedua). Jadi, pengharapan dan kerinduan kita akan dunia yang penuh bahagia dan ideal akan dipenuhi pada akhir zaman.(3)

Pengajaran Yesus Tentang Akhir Zaman

Sangat perlu setiap orang percaya memperlajari tentang akhir zaman dengan benar sesuai Alkitab supaya tidak diombang ambingkan oleh berbagai pengajaran akhir zaman yang menyesatkan. Menjelang akhir pelayanan-Nya di dunia, Yesus dengan jelas membicarakan soal kedatagan-Nya yang kedua kali kepada para murid-murid-Nya.

Nubuatan Yesus Tentang Kehancuran Bait Allah (Matius 24:1-2)

“Sesudah itu Yesus keluar dari Bait Allah, lalu pergi. Maka datanglah murid-murid-Nya dan menunjuk kepada bangunan-bangunan Bait Allah.Ia berkata kepada mereka: "Kamu melihat semuanya itu? Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batupun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain; semuanya akan diruntuhkan."

Ayat ini masih ada hubungannya dengan pasal 23 dimana Yesus mengecam Yerusalem sekaligus menubuatkan kehancurannya. Ayat ini menjadi jembatan penghubung antara pasal 23 dan pasal 24 dimana Yesus mulai membicarakan soal akhir zaman/eskatologi.

Setelah selesai Yesus mengajar di dalam Bait Allah (ay.1), Yesus keluar dari bait Allah. Dalam perjalanan keluar para murid yang bersama dengan Yesus saat itu mengajak-Nya untuk kembali melihat bangunan-bangunan bait Allah yang begitu megah dan kokoh. Ketika Yesus menubuatkan tentang bait Allah yang akan hancur di pasal 23 pada saat itu para murid pasti mendengar. Dan itulah yang membuat mereka penasaran bagaimana mungkin bangunan yang begitu indah, kokoh, megah, akan hancur dan ditinggalkan orang, sangat sulit mereka percaya apa yang Yesus katakan, sehingga mereka mengajak Yesus melihat kembali. Mungkin dalam bahasa sehari hari kita mereka mau berkata kepada Yesus “guru..apa tidak salah tadi ngomong soal kehancuran Baitlah yang indah ini ?”

Dalam pemikiran  Yahudinya, mereka sangat tidak rela jika Bait Allah menjadi hancur karena bagi mereka bait Allah adalah tempat tinggal Allah. Sejak zaman dahulu, mereka mempunyai konsep bahwa Bait Allah adalah satu kesatuan dengan Yerusalem, di sanalah Allah tinggal, di sanalah Kota Allah. Kalau Bait Allah dan Yerusalem hancur, berarti Allah juga hancur.

Lalu bagaimana respon Yesus terhadap para murid yang mengajaknya untuk melihat kembali bait Allah ? Kita melihat di ayat 2 Yesus berkata “Kamu melihat semuanya itu ?" Aku berkata kepadamu, sesungguhnya tidak satu batu pun di sini akan dibiarkan terletak di atas batu yang lain semuanya akan diruntuhkan”. Seakan Yesus mau menegaskan kembali kepada para murid yang agak tidak percaya ini bahwa apa yang barusan Ia sampaikan di dalam bait Allah saat bernubuat tentang kehancuran Yerusalem dan bait Allah itu tidaklah main-main, itu sungguhan pasti akan terjadi. Sekaligus menjadi jembatan bagi Yesus menyampaikan kepada para murid tentang peristiwa-peristiwa akhir zaman yang akan terjadi sebelum kedatangaNya yang kedua kali.

Kita semua tau dari sejarah  bahwa apa yang dinubuatkan Yesus tentang kehancuran Yerusalem khususnya bait Allah benar-benar terjadi puluhan tahun kemudian tepat tahun 70 Masehi. Pada saat itu terjadi perang Masada di mana Jenderal Titus melawan untuk menghancurkan Yerusalem. Selama 2 tahun, kota tersebut dikepung, orang-orangnya tidak boleh keluar dari kota tersebut, sampai kehabisan semuanya. Setelah itu kota tersebut diserbu untuk ditangkapi orang-orangnya, tetapi ternyata tidaklah mendapatkan apa-apa karena orang-orangnya sudah terlebih dahulu bunuh diri semuanya. Jenderal Titus dan pengikutnya sangatlah marah karena hanya menemukan mayat-mayat dan bangunan-bangunan yang kosong. Kota tersebut dibakar habis. Jendral Titus sudah berusah menahan pasukannya untuk tidak merusak Bait Allah tersebut, tetapi ia tidak bisa menahan pasukannya yang marah. Mereka membakar dan merusak bait Allah. 

Mereka sangat kaget ketika melihat Bait Allah yang terbakar karena ternyata Bait Allah tersebut dilapisi emas murni. Emas tersebut meleleh, mengalir dan meresap di antara batu-batu bangunan Bait Allah tersebut. Setelah selesai pembakaran kota tersebut, orang-orang tersebut kembali menyerbu Bait Allah untuk mengambil emas tersebut. Bangunan pada waktu itu terbuat dari batu-batu yang besar yang disusun tanpa menggunakan semen sehingga emas tersebut meresap di antara batu-batu tersebut. Ketika setiap batu didongkel, muncullah emas berlembar-lembar. Akhirnya, batu-batu tersebut habis didongkel sehingga hanya tinggal pondasinya saja. Apa yang dikatakan oleh Tuhan Yesus bahwa satu batu tidak dibiarkan terletak di atas batu yang lain betul-betul terjadi. (4)

Pertanyaan Para Murid (Matius 24: 3)

“Ketika Yesus duduk di atas Bukit Zaitun, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya untuk bercakap-cakap sendirian dengan Dia. Kata mereka: "Katakanlah kepada kami, bilamanakah itu akan terjadi dan apakah tanda kedatangan-Mu dan tanda kesudahan dunia?"

Nampaknya para murid sudah mulai memahami dan mengerti penegasan Yesus diaayat 2 soal nubuat kehancuran bait Allah. Tetapi sebagai manusia yang sama seperti kita pasti penasaran juga kapan malapetaka besar  itu akan tiba. Pada saat ada kesempatan bertanya kepada Yesus yang saat itu sedang duduk di bukit ziaitun, para murid datang memberanikan diri bertanya. Seakan tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada, mereka bertanya tiga pertanyaan sekaligus. Pertanyaanya adalah :Kapan Bait Allah akan dihancurkan ?, Apa tanda-tanda kedatangan Kristus yang kedua kali ? dan tanda akhir Akhir Zaman ?

Penyesatan Atas Nama Yesus  (ayat 4-5)

“Jawab Yesus kepada mereka: “Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!Sebab banyak orang akan datang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah Mesias, dan mereka akan menyesatkan banyak orang”

Yesus mengawali Tanda dari pada akhir zaman dengan berakta bawah akan banyak penyesat bermunculan, mengaku sebagai Mesias. Dalam sejarah penyesatan di dunia, orang yang mengaku sebagai Mesias tidak hanya sedikit orang yang percaya dan mengikutinya. Itulah sebabnya Yesus sudah memeperingatkan para murid maupun kita orang percaya disegala abad untuk tetap waspada.

Harapan bangsa Yahudi tentang Mesias adalah jawaban bahwa mereka akan dibebaskan dari penindasan bangsa Romawi melalui Yesus tidak terjadi maka mereka menantikan Mesias yang lain .Nasehat Yesus ini sudah terjadi sekitar dua puluh tahun kemudian setelah kematian-Nya. Ketika Cuspius Fadus diberi kuasa atas Yudea dimana muncul Teudas seorang penipu yang mengaku sebagai nabi yang membawa pengajaran yang menyesatkan (Kis.5:36).(5)

John Gill , John Gill's Exposition of the Entire Bible,( Commentary On The Old Statement 1690-1771) Adam Clarke. Adam Clarke's Commentary on the Bible (1715-1832).Dalam beberapa catatan sejarah dunia Kekristenan; ada beberapa tokoh/orang yang mengaku dirinya sebagai Mesias: St German, yang mengajarkan bahwa manusia dapat menjadi Allah dan Kristus bagi dirinya sendiri; Rev. Sun Moon Soong, pernah berkata: Yesus pertama di Israel, maka Yesus kedua kali dari Korea Selatan; Sai Baba berkata: Setiap perkataan Sai Baba adalah perkataan Kristus, Sai Baba adalah avatar, titisan Kristus. Serta Lord Maitreya juga berkata: saya adalah titisan Kristus.(6)

Arnold Potter, Pendiri dan Pemimpin Gereja Mormon di Australia, mengklaim bahwa dirinya adalah Yesus Kristus dan dia adalah Anak Allah yang hidup. Ia akhirnya tewas mengenaskan dalam upayanya untuk "naik ke sorga" dengan melompat dari tebing.

Francis Herman Pencovic, lahir di San Francisco. Dia mengklaim bahwa dirinya adalah Yesus Kristus, sang Mesias versi baru. Dia mengaku telah memimpin konvoi kapal roket dari planet Neophrates menuju Bumi. Yesus gadungan ini akhirnya tewas dibom oleh dua mantan pengikutnya yang tak terima karena dia berhubungan intim dengan istri-istri mereka.

Oscar Ramiro Ortega-Hernandez mengaku bahwa dirinya adalah Yesus Kristus yang diutus ke bumi untuk membunuh Presiden AS Barack Obama yang diyakininya sebagai Anti Kristus. Dia memberondong Gedung Putih di Washington DC dengan rentetan tembakan senjata AK-47. Orang sarap itu akhirnya dilumpuhkan Secret Service, Paspampresnya Gedung Putih, karena telah membahayakan keselamatan orang nomor satu di United States of America. (7)

Peperangan, Kelaparan, Gempa Bumi (Ayat 6-7)

“Kamu akan mendengar deru perang atau kabar-kabar tentang perang. Namun berawas-awaslah jangan kamu gelisah; sebab semuanya itu harus terjadi, tetapi itu belum kesudahannya.Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa. Sebab bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan akan melawan kerajaan. Akan ada kelaparan dan gempa bumi di berbagai tempat.

Selanjutnya Yesus berkata bahwa akan terjadi peperangan dan gempa bumi bukan hanya dalam skala kecil tetapi peperangan dan gempa bumi dalam skala yang semakin besar menjelang kedatangan-Nya. Lagi-lagi Yesus mengingatkan para murid untuk tidak gelisah ataupun takut karena memang itu haruslah terjadi dan juga belum kesudahanya melainkan itu baru awal dari penderitaan menjelang kedatangan-Nya

Dr. Henry M. Morris berkata, “Pada titik ini Yesus mulai memberikan tanda-tanda kedatangan-Nya, bukan hanya menggambarkan jalannya zaman... Artinya, perang lokal biasa tidak akan menjadi tanda karena semua itu akan selalu terjadi. Tetapi tanda awal akan menjadi perang yang meluas dengan banyak negara dan kerajaan yang terlibat di setiap sisi, disertai atau diikuti oleh kelaparan yang meluas, wabah penyakit dan gempa bumi. Markus 13:8 menambahkan ‘penderitaan” itu... permulaan penderitaan [rasa sakit bersalin] adalah tanda yang diberikan (peperangan yang meluas, kelaparan dsb.). Tanda-tanda itu menunjukkan bahwa akan ada suksesi dari ‘penderitaan’ serupa, dalam mempersiapkan kelahiran zaman yang akan datang [yaitu Kerajaan Kristus]. Pertama-tama terjadi peristiwa-peristiwa rumit seperti yang telah terjadi dalam sepanjang sejarah, dan segera setelah itu, tahun-tahun dari Perang Dunia I. Ada sejumlah fakta yang mendorong [kita] untuk percaya bahwa kedatangan [Kristus] yang kedua sudah dekat ”.(8)

Gempa yang bersakala besar  sudah terjadi sejak Yesus menubuatkan tanda kedatangan-Nya tentu bukan hanya terjadi sekali dua kali. Tetapi sudah sering terjadi disegala abad hingga saat ini. Bahkan pada saat penyaliban-Nya terjadi gempa bumi. Gempa bumi akan terus berlangsung dan akan semakin besar skalanya menjelang kedatangan-Nya.

Dalam catatan sejarah abad ke 20-21 saja, beberapa gempa besar yang terjadi: 19 September 2011 (6,9 SR) di India; 11 Maret 2011, (9,0 SR) di Jepang –disusul dengan tsunami; 26 Oktober 2010 (7,2 SR) di Mentawai; 16 Juni 2010 (7,1 SR) di Biak, Papua; 7 April 2010 (7,2 SR) di Sinabang, Aceh; 27 Februari 2010 (8,8 SR) di Chili; 12 Januari  2010 (7,0 SR) di Haiti; 30 September 2009 (7,6 SR) di Sumatera Barat; 2 September 2009 (7,3 SR) di Tasikmalaya; 3 Januari 2009 (7,6 SR) di Papua; 12 September 2007 (7,9 SR) di Bengkulu;  27 Mei 2006 (5,9 SR) di Yogyakarta; 8 Oktober 2005 (7,6 SR) di Kashmir, Pakistan; 26 Desember 2004 (9,0 SR)di Aceh dan Sumatera Utara; 26 Januari 2004 (7,7 SR) di India; 26 Desember 2003 (6,5 SR) di Iran; 21 Mei 2002  (5,8 SR) di Afganistan; 26 Januari 2001  (7,9 SR) di India; 21 September 1999 (7,6 SR) di Taiwan; 17 Agustus 1999 (7,4 SR) di Turki; 17 Januari 1998 (6,9 SR) di Afganistan dan Tajikistan; 17 Januari 1995 (7,2 SR) di Kobe, Jepang; 30 September 1993 (6,0 SR) di Latus,India; 12 Desember 1992 (7,9 SR) di Flores, Indonesia; 21 Juni 1990 (7,3 SR) di Barat Laut Iran; 7 Desember 1998 (6,9 SR) di laut Armenia; 19 September 1985 (8,1 SR) di Mexico tengah; 16 September 1987 (7,7 SR)di Timur laut Iran,; 4 Maret 1977  (7,4 SR) di Rumania; 28 Juli 1976 (7,8 SR) di Tangshan, Cina; 4 Februari 1976  ( 7,5 SR) di Guetemala; 26 Desember 1939 (7,9 SR) di  Erzincan, Turki; 29 Februari 1960 (5,7 SR) di Barat daya pesisir Atlantik; 24 Januari 1939  98,3 SR) di Chili; 31 Mei 1935 (7,5 SR) di Quette, India; 1September 1923  (8,3 SR) di Yokohama, Jepang, bahkan jauh sebelumnya pernah terjadi di San Fransisco pada tahun 1906.(9)

Permulaan Penderitaan Menjelang Zaman Baru ( ayat 8)

“Akan tetapi semuanya itu barulah permualaan Zaman baru”

Bagian ayat ini menarik, karena ditengah-tengah Yesus menjelaskan tanda-tanda dari apa yang mereka tanyakan diayat yang ketiga, Yesus memberikan sebuah penekanan bahwa semua tanda-tanda yang akan terjadi itu bukanlah akhir tapi barulah sebuah permulaan penderitaan menjelang zaman baru. Perlu ayat ini kita garis bawahi, supaya tidak salah kaprah mengganggap bawah semua tanda-tanda yang sudah dan sedang terjadi adalah puncak dari akhir zaman.

Penderitaan (ōdínōn) adalah  kata  dasar ωδιν(ōdín) merupakan  kata  benda  feminin  jamak berkasus  genitif.  Yang  berarti  penderitaan-penderitaan  (sorrows).   Secara  harfiah  adalah  suatu penderitaan  yang  menyakitkan  seperti  sakit  melahirkan.Dalam  Mat.  24:8  terjemahan  lain mengatakan  penderitaan  bersalin dari  kalimat  ini  kita  mengetahui,  bahwa  penderitaan bersalin,  adalah  kesakitan  yang  dialami  menjelang  persalinan,  yang  mana  kesakitan  tersebut makin  bertambah  besar.  (10)

Tanda-tanda akhir zaman yang Yesus uraikan kepada para murid adalah awal dari sebuah penderitaan, tentu skalanya akan semakin besar dan bertambah hebat menjelang zaman baru yaitu zaman pemerintahan Kristus.Sama seperti wanita yang sedang bersalin semakin dekat bayinya keluar (lahir) maka rasa sakit yang dirasa begitu luar biasa dahysat. Demikian juga saat kedatangan Kristus tanda-tanda yang telah disebut akan semakin besar dan hebat terjadi.

Penganiayaan Kepada Pengikut Kristus (ayat 9-10)

“Pada waktu itu kamu akan diserahkan supaya disiksa, dan kamu akan dibunuh dan akan dibenci semua bangsa oleh karena nama-Ku,dan banyak orang akan murtad dan mereka akan saling menyerahkan dan saling membenci”

Penganiayaan dan penyiksaan terhadap orang-orang percaya telah dimulai tidak lama setelah Yesus terangkat ke surga. Bukti yang sangat jelas dalam Alktib adala Paulus yang sebelum bertobat bernama Saulus telah menganiaya dan membunuh banyak orang yang mengikut Kristus. Salah satu korbannya adalah stefanus yang mati dirajam batu di depan matanya.

hal ini telah mulai terjadi sejak masa gereja mula-mula, yang berawal dari penganiayaan pada zaman  Kaisar Nero, pada waktu Rasul Paulus mati syahid, berlangsung terus dengan sangat kejam dan selama berabad-abad, bahkan setelah masa Nero juga berlanjut pada masa pemerintahan Kaisar setelahnya. Orang Kristen difitnah dalam masalah pembakaran kota Roma, serta dituduh dalam bencana besar yang terjadi (bahaya kelaparan, wabah dan gempa bumi). Abad ke III kebencian orang Roma dan rakyat kafir terhadap orang Kristen menyatakan diri dengan sedasyat-dasyatnya. Berbagai cara dipakai untuk menganiaya orang Kristen pada waktu itu: dilemparkan pada binatang buas; dibakar hidup-hidup di amfliteater, disalibkan, dibungkus dengan kulit binatang liar dan dilemparkan ke arena untuk dicabik-cabik anjing ganas. Selama masa penganiayaan, banyak orang Kristen menjadi martir bagi Kristus. (11)

Tidak hanya selama zaman Gereja mula-mula saja penganiayaan terjadi, hingga saat ini hal itupun masih terjadi memangsa orang-orang percaya. Diperkirakan sekitar 160.000 orang Kristen telah menjadi martir pada tahun 1997. Penganiayaan tersebut banyak terjadi di negara-negara komunis. Pengikut Kristus tidak mendapat kesempatan untuk hidup dalam imannya, selalu mendapat ancaman dari pihak komunis.(12)

Penganiayaan terhadap orang-orang percaya diseluruh dunia akan terus terjadi, hal itu tidak akan pernah berhenti sampai kedatangan Kristus yang kedua kali. Perkataan Yesus bawah kamu akan dibenci itu sangat jelas terjadi bagi orang-orang Kristen diberbagai belahan dunia, terutam orang Kristen yang statusnya minoritas di negera tersebut. Seperti orang Ktisten di Indonesia bukan sesuatu yang baru bagi kita melihat dan mendengar orang-orang Kristen dianianya, gereja dirusak dan dibakar, rumah ibadah di persulit izinnya, bahkan telah banyak orang Kristen yang dibunuh dengan beragam cara ada yang dibakar hidup-hidup, dibom, ditembak dan lain sebagainya. Itu sudah bagian dari apa yang harus dialami oleh orang percaya disegala zaman, jadi tidak perlu kaget.

Muncul Nabi Palsu (ayat 11)

“Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang”.

Selanjutnya Yesus juga berkata bahwa akan muncul nabi-nabi palsu yang menyesatkan banyak orang. Dalam sejarah sudah banyak orang yang telah mengaku dirinya nabi Tuhan menubuatkan tentang akhir zaman tetapi pada kenyataanya tidak terjadi, mengaku mendengar suara dari Tuhan tetapi sesungguhnya bukan dari Tuhan tapi ambisi pribadinya sendiri. Bahkan cenderung orang-orang yang mengaku nabi ini memanfaatkan orang-orang percaya. Tidak sedikit diantara yang mengaku nabi ini jatuh dalam dosa perjinahan, penggelapan uang dan berbagai kejahatan lain.

Muncul nabi-nabi palsu (Matius 24:11; Markus 13:6). Hal ini tidak jauh berbeda dengan munculnya mesias-mesia palsu. Bahwa akan banyak muncul orang-orang mengajarkan ajaran sesat dan bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan. Dalam bahasa asli “Yeudoprofhtai” (pseudoprophetai), gabungan kata“YeudhV” (pseudo), yang artinya menipu/berbohong atau salah, dan “projhthV” (prothetes), prothetes juga merupakan gabungan kata.(13)

Orang percaya harus selalu waspada terhadap nabi-nabi paslu yang mengaku disuruh Tuhan, Tuhan berbicara ini dan itu. Semua harus diuji kata firman Tuhan. “ujilah segala seuatu dan peganglah yang baik” 1 Tesalonika 5:21. Memang ada yang dipakai Tuhan dalam menyampaikan pesan pesan nubuatan dengan benar dan akurat, tetapi tidak sedikit yang juga diperalat oleh sijahat untuk menyampaikan nubuatan palsu.

Tuhan Yesus bersabda: “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas” (Mat. 7:15). Tidak mudah memang membedakan mana yang asli dan yang mana palsu. Dimana ada yang asli ada ada yang palsu juga. Sama seperti barang  yang kita beli. Misalnya sepatu Nike asli, maka dipasaran kita akan jumpai merek sepatu yang sama yang hampir mirip. Oleh sebab itu orang percaya harus jeli dan belajar firman Tuhan sungguh-sungguh supaya tidak gampang ditipu dan disesatkan.

Yesus memberitahu bagaimana caranya mengetahui apakah seseorang itu tergolong nabi yang asli atau yang palsu. Yesus menggunakan analogi pohon. Ia bilang: “Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Mat. 7:16b). Buah yang baik pasti dihasilkan dari pohon yang baik. Buah yang jelek pasti dihasilkan dari pohon yang jelek. Demikian juga orang mengaku dirinya nabi lihat dari buah-buahnya, lihat perilakunya, lihat penggenapan nubuatanya bagaimana terjadi atau tidak.

 Meningkatnya Kejahatan (Muncul 12)

“Dan karena makin bertambahnya kedurhakaan, maka kasih kebanyakan orang akan menjadi dingin”.

Kejahatan demi kejahatan telah terjadi disegala abad hingga saat ini. Tentu kejatahan yang ditimbulkan semakin bertambah parah dan beragam jenis. Semakin rusaknya moralitas masyarakat, situasinya memang sudah seperti sodom dan gomora. Sudah banyak negara yang melegalkan homosek, lesbi, aborsi. Nikah sesama jenis bukan berita yang baru kita dengar. Pemerkosaan, perampokan dimana-mana.

Ciri  khas  akhir  zaman  adalah  bertambahnya  kedurhakaan  seperti  kemesuman, pemberontakan  kepada Allah  dan  perbuatan  amoral,  perzinahan, pornografi,  penggunaan  obat-obat terlarang,  sex bebas, music  duniawi dan  hiburan  yang memuaskan  nafsu yang  merajalela. Yesus  mengatakan  bahwa  ketika  itu  terjadi  maka  kasih  akan  sangat  berkurang,  pudar  dan menjadi dingin.(14)

Kejahatan dan kekerasan telah meningkat empat kali lipat di Amerika selama tiga puluh tahun terakhir. Untuk intesitas kejahatan kekerasan di Amerika saat ini, USS NEWS & WORLD REPORT memberikan statistik “Clock Tiks” berikut:

Pembunuhan terjadi 23 menit, pemerkosaan terjadi 6 menit, perampokan terjadi 58 detik, seragan yang buruk terjadi 48 detik, kendaraan bermotor dicuri setiap 28 detik, pencuri terjadi setiap 8 detik.Kemunculan kekerasan yang belum terjadi sebelumnya di Amerika tercermin dalam ledakan populasi penjara Negara dan Federal. Dari sekitar 200.000 pada tahun 1970, populasi narapidana telah meningkat menjadi hampir dua juta hari ini.

Diindonesia sendiri kejahatan kriminalitas meningkat dari tahun ketahun menurut data BPS. Jika pada tahun 2013 terjadi 342.084 kejahatan di Indonesia dan dalam setiap menit 23 detik terjadi suatu tindakan Kriminal di Indoneisa dan dari 100.00o orang di Indonesia, 140 orang beresiko terkena tindak kejahatan (Crime tate). Tiga tahun kemudia (2016) Jumlah tindak pidana meningkat menjadi 357.197 kasus dan dalam setiap 1 menit 28 detik terjadi suatu tindakan criminal.(15)

Injil Kerajaaan Allah Diseluruh Dunia (ayat 14)

“Dan Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangasa, sesudah itu barulah tiba kesudahannya”.

Seiring dengan bertambah hebatnya tanda-tanda akhir zaman seperti yang sudah diuraikan sebelumnya seperti penyesatan, peperangan, kelaparan, gempa bumi, wabah sakit penyakit, penganiayaan, Berita injil kerajaan juga semakin hebat diberitakan diseluruh dunia. Dan bahkan ini menjadi kunci utama tanda dari kesudahan dari pada akhir zaman. Memang agak susah dibayangkan bagaimana injil terus bisa diberitakan ditengah-tengah penganiayaan dan penderitaan. Tetapi sejarah sudah membuktiakan bahwa justru ditengah penganiayaan dan penderitaan berita injil tersebar luas, kita bisa melihat bagaimana jemaat mula-mula ditindas dan dianiya, orang Kristen di masa pemerintahan romasi disiksa dan dianiaya dengan hebat tetapi justru berita unjul semakin bergaung  besar dan hebat banyak orang menjadi percaya Tuhan. Saat ini, Injil sudah diberitakan ke semua bangsa melalui para penginjil, para misionaris, melalui tabloid dan traktat-traktat, melalui siaran radio dan televisi, bahkan melalui internet yang dapat menjangkau hampir semua penduduk dunia. Walaupun kita tidak tau kapan waktu tibanya kahir zaman namun percayalah bahwa perjalana sejarah dunia sudah semakin mendekat kepada akhirnya.

Beberapa Contoh Nubuatan/Ramalan yang Gagal Total:

Ada sebagian orang kristen yang meresponi akhir zaman terlalu berlebihan misalnya takut, gelisah, panik dan lain sebagainya. Apalagi kalau mendengar prediksi hari/tanggal akhir zaman maka banyak orang cenderung takut, khawatir,panik dan lain sebagainya. Tidak jarang kita lihat dan dengar kejadian dimana ada sebagian orang kristen yang meresponinya dengan berlebihan ada yang menjual segala harta kekayaannya seperti rumah, mobil, emas , harta benda lainnya, berhenti bekerja, dan mereka hanya kumpul disuatu tempat saja bersama pendetanya menantikan kedatangan Yesus yang kedua kali sesuai dengan waktu yang yang telah diprediksi akan terjadi. Kejadian seperti ini, tidak hanya sekali dua kali terjadi dalam sejarah, kejadian seperti ini sudah sering terjadi sampai hari ini.

Telah begitu banyak orang/kelompok orang percaya dari masa ke masa berusaha untuk menghitung dengan berbagai macam metode yang dipikir benar untuk menentukan kapan datang akhir zaman dengan tepat. Tetapi pada akhirnya semuanya tidak ada yang benar semuanya meleset dan gagal total.

1.William Miller lahir pada 15 Februari 1782. Ia adalah seorang penulis, pendeta, sekaligus perwira militer. Ia mulai berkhotbah di usia 49 tahun. Miller menyatakan Yesus Kristus akan turun ke Bumi pada 1843. Ia pun menarik setidaknya 100.000 orang pengikut yang memercayai ramalannya tersebut.

2.Harold Camping meramalkan bahwa hari pengangkatan pada akhir zaman akan terjadi pada tanggal 21 Mei 2011 yang lalu. Ketika itu tidak terjadi, ia mengubah ke tanggal 21 Oktober 2011. Ketika itu masih tidak terjadi, ia menyerah dan menghilang sebagai seorang palsu nabi. Dia meninggal dalam rasa malu pada tanggal 15 Desember 2013. Dia memasang baliho di seluruh negeri dan memberikan nubuatan palsunya, serta iklan besar di koran seperti USA Today. Orang-orang Dunia menertawakannya, dan mengatakan bahwa semua nubuatan Alkitab adalah palsu. Camping, dan orang yang meramalkan bahwa “Allah benar-benar akan menghancurkan Amerika Serikat” dalam tiga minggu benar-benar memenuhi nubuatan Kristus itu sendiri!

3. Ada sebuah istilah “milenium bug”, suatu perkiraan bahwa akan terjadi kerusakan secara besar-besaran pada komputer. Diramalkan bahwa komputer tidak akan dapat membaca tanggal 1/1/2000 karena banyak programmer COBOL yang memutuskan untuk menghemat memori dengan hanya menggunakan dua digit untuk mengkodekan tahun pada penanggalan. Ketika masuk 1 Januari 2000, kode “00” akan dibacanya program sebagai 1 Januari 1900, sehingga terjadi kekacauan pada setiap .

4.Pendiri Christian Reconstruction Garry North membawa kecemasan yang lebih sehubungan dengan masalah Y2K. Gary yakin bahwa kekacauan ekonomi secara global akan terjadi sebagai hasil dari runtuhnya seluruh sistem keuangan komputer dunia.

 Waktu berlalu dan ternyata hal itu tidak terjadi namun Gary tampaknya tetap memegang beberapa harapan bahwa kematian dan kehancuran perlahan akan merayap atas kita dalam waktu yang singkat kedepan.

5. Michael Rood membuat perhitungan yang terus diperbaharui yaitu menduga bumi mencapai usia 6001 pada tanggal 5 April 2000.

6. Rebecca, juga dikenal sebagai, peramal yang suka melamun, menyajikan kekayaan peristiwa yang akan berlangsung dimasa depan. 17 Mei 2000, Yesus dijadwalkan untuk terlihat kehadirannya di bumi ini. Kemudian, pada Juni 2003, akan terjadi pertempuran terakhir.

7. Penetapan waktu untuk ketiga kalinya. Sebuah catatan baru Marilyn di halaman depan berbunyi sebagai berikut:
Mesianik Rabbi Michael Rood hari ini mengumumkan pada Club Prophecy bahwa perhitungan Kalender yang dikoreksi membuktikan bahwa Shavuot dimulai tahun ini pada tanggal 9 Juli. Hal ini membuat 28 Oktober adalah tanggal 1 Tishri, 6001.
Jika perhitungan itu adalah benar maka Pengangkatan Pentakosta masih dapat terjadi tahun ini.

8. Permulaan untuk mengadakan persiapan mengahadapi perang Armageddon. Ephraim kembali menginterpretasi buku Daniel untuk kesekian kalinya, dan sampai pada batas akhir dari dunia.

9.Permulaan untuk mengadakan persiapan mengahadapi perang Armageddon. Ephraim kembali menginterpretasi buku Daniel untuk kesekian kalinya, dan sampai pada batas akhir dari dunia.Walaupun awalnya dia menemukan bahwa waktu pengangkatan itu sudah harus terjadi pada bulan Maret namun ia kembali melakukan penyelidikan dan menemukan 30 September adalah permulaan dan 22 Oktober sebagai hari pengangkatan.

10.Jerry menemukan Kode Alkitab matriks yang mendapati bahwa 2 September 2000 adalah akhir dari tahun 5760 penanggalan Yahudi. Tanggal ini dianggapnya sebagai sesuatu penting, yang ada kaitannya dengan Kiamat.

11.Everett percaya bahwa Pengangkatan akan terjadi pada hari raya Yahudi Rosh Hashanah, antara tahun 1998, dan 4 Oktober 2005.Dia mendasarkan tanggal ini pada waktu perayaan Yahudi, sejak perjanjian perdamaian Israel, dan lamanya hal ini berlangsung sesuai dengan yang dimengerti dari Alkitab adalah 14.000 hari.

12. Pemimpin sekte kiamat Pondok Nabi Mangapin Sibuea berkeras bahwa dia mendapat suara Allah yang menyuruhnya untuk mengabarkan tentang datangnya hari kiamat. Namun Mangapin membantah kalau dirinya mengatakan 10 November 2003 adalah hari akhir zaman. Ia hanya mengakui bahwa 10 November 2003 adalah awal atau hari pertama Nabi Musa dan Elia bertugas hingga 11 Mei 2007. "Jadi pada 11 Mei 2007 adalah peristiwa di mana manusia sudah tidak ada lagi," 

13. Thomas memiliki sejumlah prediksi untuk periode ini. Dia meramalkan kedatangan Antikristus sekitar tahun 1999-2000, mendekatnya Cassini pada bulan Agustus 1999 sebagai “peristiwa holografik atau paralel” yang menandakan kemungkinan krisis nuklir di Rusia, dan Armageddon, perang nuklir yang lain, pada tahun 2007.

14. 21 Desember 2012 ditandai sebagai akhir dari Siklus Besar dari kalender panjang suku Maya. Banyak orang mengartikan itu sebagai akhir dari dunia alias kiamat.

15.Tanggal 15 April 2014 lalu terjadi fenomena Bulan Darah (Blood Moon) Banyak orang Kristen memprediksikan akhir zaman segera tiba berdasarkan nubuat Nabi Yoel di dalam Kitab perjanjian Lama. “Matahariakan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadidarahsebelum datangnya hari TUHAN yang hebat dan dahsyat itu.” (Yoel 2:31), juga di dalam Kisah 2:20 yang berbunyi, “Matahariakan berubah menjadi gelap gulita dan bulan menjadidarahsebelum datangnya hari Tuhan, hari yang besar dan mulia itu.”

Para Pengejek Akhir Zaman

Disamping sikap orang yang selalu berambisi dan sibuk menghitung akhir zaman, ada juga sebagian orang yang bersikap masa bodoh dan bahkan cenderung mengejek seperti Firman Tuhan berkata: "... pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya ...: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan." (2 Petrus 3:3-4).

Para penganut aliran  Gnostis sudah lama merasa bahwa tidak terjadi sesuatu perubahan apapun dalam sejarah sejak generasi rasul meninggal dunia. “segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan. “orang-orang yang menunggu perubahan menjadi kecewa saja ! sia-sia pengharapan mereka ! Jadi cukup benar alasan bagi aliran Gnostis Kristen untuk membuyarkan pengharapan yang tradsional dan untuk menitik beratkan hidup kekristenan pada masa kini saja yang penuh dengan pengalaman rohani yang melimpah. Orang Kristen gnostis berikhitiar untuk meyakinkan jemaat-jemaat dalam Surat 2 Petrus tentang benarnya kesimpulan yang mereka ambil dari ketetapan  zaman yang tidak mengenal perubahan. Mereka mengolok-olok orang Kristen kolot yang masih berpegang teguh pada harapan tradisional yang tidak ada dasar.(16)

Pada zaman sekarang ada banyak juga orang seperti Kristen Gnostis yang mengejek orang-orang yang masih berpegang teguh pada pengharapan kedatangan Kristus yang kedua kali. Mereka melihat kenyataan akhir zaman yang tidak kunjung tiba, tidak sedikit orang kemudian skeptis, menjadi kecewa hilang pengaharapan dan bersikap apatis.

 Lagu John Lennon mungkin mewakili pemikiran sebagian orang zaman sekarang ini yang tidak percaya akan adanya akhir zaman, tidak percaya adanya hari penghakiman, hidup menuruti hawa nafsu dunia, hidup dalam pestapora,seks bebas dan segala macam kejahatan lainnya. Lirik lagunya berkata “Bayangkan tidak ada surga….Tidak ada neraka di bawah kita, di atas kita hanya langit….tidak ada agama juga/ kamu mungkin berkata saya seorang pemimpi, tetapi saya bukan satu-satunya / saya harap suatu hari kamu bergabung dengan kami, dan dunia akan hidup sebagai satu.” (“Imagine there’s no heaven … No hell below us, above us only sky … no religion too/ You may say I’m a dreamer, but I’m not the only one/ I hope some day you’ll join us, and the world will live as one”). 

Bagaimana Seharusnya Menyikapi Akhir Zaman ?

Yesus tidak menjelaskan detail kepada para murid kapan hari kedatangannya akan tiba, Yesus juga tidak menyuruh mereka untuk berusaha mencari tahu waktu,  hari, bulan, tahun kedatanganya. Walaupun barangkali para murid saat itu sebenarnya mengharapkan Yesus menjawab pertanyaan mereka soal kedatanganNya tiba dengan menentukan waktu hari atau tahunnya. Tetapi Yesus hanya menjawab pertanyaan mereka dengan memberikan tanda-tanda hari kedatanganya saja. Terlebih Yesus sudah menegaskan bahwa untuk hari dan saat kedatangan-Nya tidak seorangpun yang tau, termasuk Yesus sendiri dalam kapasitasnya sebagai manusia. Hanya Bapa sendiri yang tau. Oleh sebab itu orang Kristen tidak perlu sibuk berusaha untuk mencari tau kapan hari dan saatnya, karena tidak akan pernah bisa dan pasti akan slalu melakukan kesalahan yang fatal dalam menafsirkan. Yesus justru lebih banyak berbicara bagaimana seharusnya para murid dan orang percaya disegala zaman menyikapi dan meresponi kedatangannya yang kedua kali.

1.Janganlah Gelisah

Yesus berkata kepada para murid yang sedang mendengarkan penjelasan tanda-tanda kedatangan-Nya untuk tidak gelisah sebab semuanya itu memang harus terjadi sebagai bagian dari proses waktu kedatangnnya Matius 24:6.

Perasaan gelisah dan takut adalah hal yang biasa dirasakan dan dialami oleh setiap manusia siapapun itu. Apalagi saat berada pada sebuah situasi atau keadaan yang sangat menakutkan diluar akal pikirian manusia. Tetapi selama rasa takut itu masih bisa dalam batas kewajaran artinya masih bisa dikendalikan, maka tidak menjadi masalah. Tetapi ketika rasa gelisah dan takut sudah menghantui seseorang bisa membahayakan dirinya sendiri misalnya bisa saja bunuh diri atau rentan terserang sakit penyakit, jadi stress dan bisa membahayakan orang lain disekitarnya juga.

Salah satu ketakutan terbesar umat manusia adalah menghadapi akhir zaman. Dari tahun ke tahun tema akhir zaman selalu menarik untuk dibicarakan tetapi sekaligus juga ada perasaan gentar menghadapinya. Sebab ada banyak nubuatan yang memperlihatkan situasi akhir zaman yang begitu mengerikan. Timbulnya peperangan yang menyebabkan penderitaan, bencana global seperti  wabah virus corona,  bencana alam seperti gempa bumi dan lain sebagainya  bagain dari pada tanda-tanda akhir zaman yang harus terjadi tidak perlu takut dan gelisah.

Pada saat seseorang gelisah hati dan takut maka cenderung tidak tenang, salah bertindak, salah ambil keputusan, tidak bisa berbuat apa-apa, tidak bisa berdoa. Rasul Petrus mengingatkan bahwa “Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa”.Dalam minyikapi isu akhir zaman kita harus tetap tenang, menguasai diri dan lebih banyak berdoa.

2. Tetaplah Berjaga-Jaga

Yesus berkata kepada para murid yang telah mendengar pengajarannya soal kedatangan-Nya yang kedua kali untuk tetap berjaga-jaga. “Tetapi ketahuilah ini : Jika tuan rumah tahu pada waktu mana pada malam hari pencuri akan datang, sudahlah pasti ia berjaga-jaga dan tidak akan membiarkan rumahnya dibongkar. Sebab itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga” Matius 24:4344. Yesus menjelaskan ke mereka bahwa pada saat kedatangan-Nya keadaanya seperti pada zaman Nuh, disaat semua orang hidup dalam pesta pora hawa nafsu dunia, sex bebas, tiba-tiba disaat mereka lagi terlena dengan kenikmatan dunia datang air bah yang merenggut nyawa semua orang kecuali Nuh dan keluarganya.

Apakah masyarakat pada saat itu sebenarnya mendendar dan tau isu soal akan datangnya air bah yang akan melanda seluruh dunia ? Pasti Nuh menceritakan kepada banyak orang tentang apa yang akan terjadi. Apalagi Nuh membangun bahtera yang pasti orang akan bertanya  kenapa Nuh membangun bahtera, Nuh pasti menjelaskan alasannya. Tapi kemudian apakah orang-orang pada saat itu mau mendengar dan mempersiapkan diri dengan baik ? Tidak ! Alkitab mencatat bahwa mereka justru semakin hidup dalam dosa, mereka tertawakan dan menggap Nuh yang sedang membangun bahtera sebagai orang gila. Mereka menggap remeh setiap peringatan Tuhan melalui Nuh, mereka anggap itu hanya omong kosong belaka. Akibatnya mereka semua binasa pada saat datang air bah yang tidak disangka-sangka.

Kita harus menyikapi setiap isu akhir zaman dengan sikap selalu berjaga-jaga, artinya tetap terjaga secara rohani, tidak lengah, tidak ngantuk, apalagi tertidur secara rohani. Paulus berkata “Tetapi kamu, saudara-saudara, kamu tidak hidup di dalam kegelapan, sehingga hari itu tiba-tiba mendatangi kamu seperti pencuri, karena kamu semua adalah anak-anak terang dan anak-anak siang. Kita bukanlah orang-orang malam atau orang-orang kegelapan. Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar” 1 Tesalonika 5:4-6.

Kita yang sedang menantikan kedatangan Tuhan tidak boleh hidup dalam kegelapan. Jangan hidup dalam dosa, tidak boleh kompromi dengan dosa. Mentaati firman Tuhan dalam keadaan apapun, hidup dalam kekudusan menjelang kedatangan Tuhan. Kita harus sungguh-sunggh mempersiapakan hati kita menyambut kedatangan Tuhan, mari kita semakin berbuat baik, berbuat kasih, memberitakan injil kerajaan Allah supaya orang banyak yang diselamatkan.

3. Jadilah Hamba Yang Setia

“Berbahagialah hamba, yang didapati tuannya melakukan tugasnya itu, ketika tuannya itu datang”

Yesus juga mengingatkan para muridnya supaya menjadi hamba yang tetap setia melakukan tugas dan tanggug jawabnya sampai kedatanganNya yang kedua kali. Kita semua orang percaya diminta oleh Yesus untuk menjadi hamba yang setia melakukan dan menunuaikan tugas dan panggilan kita di dalam dunia yaitu Bersekutu (Koinonia), Bersaksi (Marturia) dan Diakonia (Melayani) ketiga tugas panggilan kita sebagai gereja harus  dituntaskan dengan baik.

Sebagai hamba-hamba Tuhan, pendeta/gembala jemaat, para pemimpin rohani, kita diminta untuk setia melakukan tugas panggilan kita menjaga kawanan domba yang dipercayakan oleh Tuhan. Rasul Petrus mengingatkan kita “gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela,sesuai dengan kehendak Allah, dan jangan karena mau mencari keuntungan, tetapi dengan pengabdian diri, Jangan berbuat seolah-seolah kamu memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan domba (1 Petrus 5:2-3).

Para pemimpin harus fokus dengan tugas pelayanan yang dipercayakan kepadanya dan tidak sibuk mengurus dan mencampuri urusan pekerja lain apalagi mengkritis sana-sini, menghakimi sesama hamba Tuhan lainnya. Kita tidak diminita Yesus untuk saling sikut menyikut dalam pelayanan,saling gontok-gontokan, berdebat soal doktirn siapa yang paling benar. Kita diminta untuk tetap setiap melakukan tugas dan panggilan kita, menjaga iman kita sendiri dan  juga menjaga kawanan domba yang dipercayakan kepada kita dengan setia melakukannya sampai kedatangan Yesus yang kedua kali.

4. Jadilah Bijaksana

Selanjutanya Yesus memberitahukan para murid bagaimana menyikapi kedatanganNya yang kedua kali, kali ini Yesus memberikan perumpamaan gadis yang bodoh dan gadis yang bijkasana. Dalam perempumaan itu Yesus menjelaskan bahwa baik gadis bodoh dan bijaksana sama-sama menantikan kedatangan sang mempelai laki-laki. Mereka sama-sama membawa pelita. Yang membedakannya adalah gadis bijaksana membawa minyak cadangan sementara gadis tidak membawa minyak cadangan. Sehingga ketika mempelai laki-laki datang hanya gadis yang bijaksanalah yang siap dan masuk ke perjamunan perkawinan. Sementara gadis yang bodoh yang tidak mepersiapkan cadangan terlambat datang karena mereka sibuk membeli minyak ditempat lain sementara pintu sudah tertup

Poin yang Yesus tekankan dalam perumpamaan itu adalah kualitas persiapan dalam menyambut kedatanganNya sebagai mempelai laki-laki. Semua orang kristen sebagai mempelai wanita tentu sama-sama mempersiapkan diri menyambut kedatangan Kristus yang kedua kali. Tapi pada kenyataanya bahwa ada sebagian yang memang serius mempersiapkan dengan sebaik-baiknya, merencanakan dengan baik, dalam gambaran permupamaan tidak hanya sekedar minyak dalam pelita tetapi juga minyak cadangan  ikut dipersiapkan dengan baik, sudah diniatkan dengan sungguh-sungguh. Beda dengan gadis bodoh yang sembarangan, hanya sekedar membawa pelita dan tidak membawa minyak cadangan. Ini adalah gambaran dari ketidak siapan, gambaran ketidak sungguhan hati, asal-asalan, setengah hati.

Yesus mengharapkan kita dalam menantikan kedatangannya bersikap bijaksan tidak hanya asal-asalan, Yesus menuntut kualitas yang baik dari persiapan itu, mempersiapkan segala sesuatunya dengan segala daya dan upaya. semua sudah harus direncanakan dengan matang, diniatkan sungguh-sungguh. Yesus menutup perumpamaan tersebut dengan berkata “Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya” Matius 25:13. Menantikan kedatangan-Nya dengan sembarangan, dengan asal-asal jelas menanggung konsekuensi yang sangat besar Dalam perumpamaan itu Yesus berkata “Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu” Matius 25:12.

5.Bekerjalah Menghasilkan Buah

Yang terakhir Yesus berkata kepada para murid sambil menantikan kedatangannya yang kedua kali, mereka harus kerja keras untuk menghasilkan buah sesuai dengan talenta/karunia yang diterima. Supaya para  murid mengeri apa yang Dia maksud Yesus menggunakan perumpamaan tentang talenta. Dalam perumpaan itu Yesus menggambarkan seorang pengusaha yang berpergian jauh dan lama, dan mempercayakan seluruh bisnis, harta kekayaaanya kepada karyawannya untuk dikelola dengan baik berupa talenta. Ada yang dikasih 5 talenta, 2 talenta, dan 1 talenta menurut kesanggupan tiap-tiap orang. Dalam perjalanan waktu ketika sang boss pulang didapati bawah yang diberikan talenta 5 menghasilkan untung 5 talenta. Yang diberikan 2 talenta menghasilkan untung 2 talenta. Yang 1 talenta tidak menghasilkan apa-apa karena memang dia tidak melakukan apa-apa.

Orang yang menghasilkan untung dari talenta yang dipercayakan adalah gambaran dari orang yang mau berkerja keras, mengelola dan menggunakan talenta/karunia yang ia terima dari Tuhan untuk dibagikan keorang lain supaya orang lain bisa diberkati. Karunia keselamatan yang kita terima bukanlah hanya untuk diri kita sendiri, kita harus bagikan itu kebanyak orang supaya mereka selamat. Tapi orang yang yang tidak  menghasilkan untung dari talenta yang diterima adalah gambaran dari orang yang memang malas untuk bekerja hidup hanya untuk diri sendiri. Dalam perumpamaan Yesus gambarkan sebagai “hamba yang jahat dan malas” 

Setiap bakat alami atau karunia rohani yang telah kita terima dari Tuhan haruslah kita berusaha menggunakannya dengan baik dan bertanggung jawab bukan hanya untuk diri sendiri tetapi harus digunakan untuk memberkati orang lain. Bahkan berkat keuangan dan harta kekayaan yang kita miliki, yang dipercayakan Tuhan untuk kita kelola bukanlah hanya untuk kita nikmati sendiri, Tuhan mau kita menjadi saluran berkat bagi banyak orang, Tuhan mau supaya berkat yang kita peroleh dinikmati juga oleh orang lain. Terlebih lagi anugerah keselamatan yang Tuhan sudah berikan kepada kita dengan cuma-Cuma haruslah kita bagikan itu kepada sebanyak mungkin orang supaya mereka juga diselamatkan sama seperti kita.

Kalau kita lalai dalam mengelola dan menggunakan segala karunia yang sudah kita terima maka kita akan menerima konsekuensinya dalam perumpamaan itu Yesus berkata "campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi," Yesus mengisyaratkan bahwa perkataan ini bukan semata-mata perkataan dari tuan itu. Kata-kata ini adalah perkataan-Nya sendiri yang menunjuk kepada hari penghakiman. Penulis Kitab Ibrani memperingatkan orang-orang Kristen pada zamannya dengan bertanya, "Bagaimanakah kita akan luput, jikalau kita menyia-nyiakan keselamatan yang sebesar itu?" (Ibrani 2:3). Dan di sepanjang abad, perumpamaan tentang talenta telah berbicara dan terus berbicara kepada semua orang Kristen. Mereka harus menjadi saluran bagi dunia di sekitar mereka yaitu mengalirkan pesan Firman Allah.

 Kesimpulan

Nubuatan tentang akhir zaman dan kedatangan Yesus  yang kedua kali tidak perlu diragukan kebenarannya. Alkitab tidak mungkin salah dan memang tidak pernah salah. sebagaimana Nubuatan-nubuatan tentang kelahiran Yesus dalam perjanjian lama yang telah dinubuatkan oleh para nabi ratusan tahun sebelumnya semuanya tidak ada yang meleset semua tergenapi. Sebagaimana nubuatan Yesus tentang keruntuhan Yerusalem dan kehancuran bait suci sudah tergenapi, maka demikian halnya dengan nubuat kedatangNya yang kedua kali yang diserta dengan akhir zaman pasti juga akan tergenapi tidak mungkin tidak. Dunia sedang dalam perjalanan menuju akhir kesudahannya, walaupun kita tidak tau kapan saatnya namun yang pasti pasti akan tergenapi.

Orang percaya tidak perlu sibuk untuk berusaha dan mencari tau kapan saatnya kedatangan Yesus yang kedua kali dengan mencoba berspekulasi menafsir dan mencocokan setiap kode dalam alkitab dengan setiap kejadian dan peristiwa dalam dunia ini sepeti bencana alam, peperangan,wabah sakit penyakit sebab semuanya pasti akan berakhir kepada kesimpulan yang keliru dan berujung kepada kesesatan. Orang Kristen harus belajar dari sejarah kesalahan deretan hitungang2an/ramalan/prediksi akhir zaman dari masa ke masa yang jelas gagal total. Yang mengakitabkan iman kekristenan dicemooh dan Alkitab diragukan kebenarannya.

Yesus mengajarkan para murid dan juga kita orang percaya masa kini, untuk lebih fokus mempersiapkan diri kita sebaik mungkin menjelang kedatangan-Nya. Setiap tanda-tanda kedatangan-Nya harus diresponi dengan bijaksana jangan terlalu berlebihan yang membuat gelisah dan takut sebab semuanya itu memang  harus terjadi, tidak perlu kaget. Namun juga jangan bersikap apatis yang membuat kita tidak mempersiapkan diri dengan baik. Yesus mengajar kita untuk tetap berjaga-jaga, jadi hamba yang setia, beritndak bijaksana, dan bekerja keras untuk menghasilkan buah tidak boleh bermalas-malasan. Dengan demikian kita sudah siap menyambut kedatangannya kapan saja waktunya.

Catatan-Catatan:

1. https://www.kbbi.web.id/eskatologi

2.https://www.kompasiana.com/pratistop/5cea75953ba7f767b9777132/eskatologi-akhir-zaman

3. Ibid

4.https://danielyudianto.wordpress.com/2015/12/26/sikap-menghadapi-akhir-zaman/

5.Jhon Gill, Jhon Gill’s Exposition of the Entire Bible, (Commentary on The Old Statement 1690-1771

6.Adam Clarke, Adam Clarke’s Commentary on the Bibile (1715-1832)

7.https://www.kompasiana.com/mawalu/552df6966ea834df058b456a/inilah-orangorang-konyol-yang-mengaku-dirinya-yesus-kristussama-seperti-yesus

8. (Morris, ibid.; catatan untuk Matius 24:7, 

9. www.wikipedia.org/wiki/gempabumi)

10. Peter Wongso.1992, hal. 295-296

11. H. Berkhof, I.H. Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997, p. 16-17

12. Richard Wumbrand, Berkorban Demi Kristus, Surabaya: Yayasan Kasih Dalam Perbuatan, 2002, p. 132

13. James Strong, Strong Exhaustive Concordance of the Bible, p. 60, 78

14. (Donald .C.  Stamps, 1992,hal 1610)

15.https://www.pastordepan.com/tanda-tanda-akhir-zaman-meningkatnya-kejahatan/

16. Garis-garis Eskatologi dalam PB, hal 41-42) BPK GM, Dr.Wrich Beyer

 

 

 

 

 


Selasa, 12 Mei 2020

APAKAH BAHASA ROH TELAH LENYAP MENURUT 1 KORINTUS 13:10 ?


 Oleh : Hadiran Halawa

Persoalan tentang bahasa roh seakan tidak pernah ada habisnya. Selalu menjadi topik yang hangat untuk dibicarakan, didiskusikan dan diperdebatkan. Terlebih bagi sebagaian orang Kristen  yang tidak pro dengan penggunaan bahasa roh. Pada dasarnya mereka mengakui bahasa roh itu memang ada tertulis dan terjadi dalam Alkitab, tetapi menurut mereka hal itu hanya dialami oleh orang-orang percaya pada saat itu saja (gereja mula-mula), setalah berakhir zaman rasuli maka otomatis bahasa roh dan karunia roh lainnya berhenti.

 Apalagi dengan adanya Kanon Alkitab maka dengan sendirinya Bahasa roh dinyatakan gugur atau lenyap. Bahasa roh yang sekarang digunakan atau dipraktekan oleh gereja Kharismatik bagi mereka bukanlah bahasa roh sesungguhnya seperti yang di Alkitab. Sebab bahasa roh yang seperti itu  sudah tidak ada lagi atau sudah lenyap sejak “yang sempurna tiba” berdasarkan dari perkataan Paulus dalam 1 Korintus 13:10 “Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap”. 

Kelompok orang yang berpandangan karunia-karunia roh diantaranya bahasa roh sudah lenyap disebut golongan cessationism. Dan kelompok  yang mendukung karunia bahasa roh masih tetap ada sampai hari ini disebut sebagai golongan continuationism yang pada umunya adalah orang kristen pentakosta-Kharismatik.

Mereka yang menganut pandangan cessationism ini umumnya diwakili oleh orang-orang fundamentalist Calvinist atau Reformed, contoh yang terkenal sekarang ini adalah seperti John MacArthur yang anti pentakosta dan kharismatik yang tahun lalu menyelenggarakan Strange Fire Conference untuk membuktikan kalau orang-orang pentakosta dan kharismatik salah. Tapi tidak semua orang-orang Reformed menganut pandangan ini, mereka ini adalah orang-orang seperti Wayne Grudem, Sam Storms, D.A Carson, John Piper, dll. Orang-orang Puritan juga dianggap kebanyakan orang cessationist tapi dalam suatu interview Wayne Grudem mengatakan bahwa orang-orang Puritan seperti Richard Baxter tidaklah cessationists seperti yang dianggap kebanyakan orang, Wayne Grudem memberikan contoh seperti karyanya Richard Baxter “The Christian Directory” Richard Baxter memiliki pandangan yang sama tentang nubuatan dengan Wayne Grudem (1).

1 Korintus 13:10 adalah menjadi ayat dasar bagi sebagian orang yang mengkritisi penggunaan bahasa roh di jaman sekarang ini. Tidak jarang mereka melakukan serangan dengan tidak segan-segan berkata bahwa bahasa roh yang digunakan gereja sekarang ini adalah bahasa setan dari Iblis. Bahkan ada sebagian diantara mereka yang lebih sadis lagi mengatakan bahwa gereja yang menggunakan bahasa roh adalah gereja sesat. Bentuk-bentuk penghakiman seperti itu tidak jarang kita temukan di buku-buku literatur, tulisan-tulisan di media sosial. Oleh Karenanya penulis sebagai orang kharismatik yang juga menggunakan bahasa roh tertarik untuk mengkaji, apakah benar bahwa bahasa roh yang di dalam alkitab itu sudah lenyap.

Konteks 1 Korintus 13

Kalau kita mau mengerti maksud dari 1 Korintus 13:10 tentu kita harus memahami dengan benar konteks keseluruhan pasal 13, tidak bisa asal main tebak-tebakan. Dengan demikian kita bisa mengerti apa sebenarnya yang hendak dikatakan oleh penulis dalam hal ini Rasul Paulus. Secara singkat tujuan menulis surat kepada jemaat di Korintus adalah untuk menegur jemaat yang saat itu tidak tertib dalam penggunaan karunia-karunia rohani dan cenderung disalahgunakan. Selain itu Paulus menegur jemaat yang hidupnya tidak sesuai kebenaran, banyak diantara jemaat yang hidupnya kacau balau, bermasalah dalam moralitas yang buruk, hubungan seks bebas, penyembahan berhala dan lain sebagainya. Ditengah jemaat yang kondisinya seperti ini Paulus menulis surat untuk menegur mereka supay hidup tertib, hidup dalam kebenaranya, termasuk di dalamnya tidak menyalahgunakan karunia-karunia roh, Karunia roh diberikan bukan ajang untuk sombong-sombongan.

Kemudian Paulus dalam tulisannya menegaskan bahwa diatas dari segala karunia kasihlah yang jauh lebih penting. Kasih yang harus menjadi dasar atau fondasi, motivasi, penggerak, pendorong dari semua karunia-karunia rohani sehingga bisa berdampak menjadi berkat bagi banyak orang. Dari ayat 1-8 Paulus menjelaskan panjang lebar tentang pentingnya kasih dibanding karunia-karunia rohani (ayat 1-3) dan arti dan faedahnya kasih di ayat 4-8). Dalam konteks ini karunia-karunia rohani ada dalam dimensi waktu yang suatu saat akan berhenti sementara kasih itu kekal adanya.

Setelah itu diayat 9-10 Paulus berkata “Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap”. Dari ayat ini muncul berbagai spekulasi penafsiran yang pada dasarnya akhirnya berkesimpulan bahwa karunia rohani seperti bernubuat, bahasa roh, karunia pengetahuan sudah lenyap sejak datangnya yang sempurna.

Spekulasi tafsiran pertama: Yang sempurna adalah jemaat yang dewasa

Pendukung dari tafsiran ini beranggapan bahwa “yang sempurna” bisa juga berarti yang dewasa, sehingga mereka memaksudkan yang sempurna itu adalah jemaat yang “matang” atau “dewasa.”

 Kata “yang sempurna” di ayat ini dalam bahasa Yunani (bahasa asli Alkitab Perjanjian Baru) adalah “teleiov” yang artinya “lengkap”, “sempurna”, “dewasa”. Pengertian secara luas kata ini adalah “telah mencapai tahap akhir atau perkembangan penuh.” Ini berarti telah mencapai kesempurnaan dalam Yesus (Kolose 1:28), telah menjadi dewasa (Efesus 4:13; Ibrani 5:14).

Selanjutnya dalam 1 Korintus 13:11-12, Paulus memberikan ilustrasi (gambaran) tentang keadaan jemaat saat itu yang belum dewasa secara rohani, sehingga sangat diperlukan karunia-karunia rohani untuk membantu jemaat bertumbuh dewasa. Jadi setelah mereka menerima apa yang mereka butuhkan untuk mencapai kedewasaan maka “yang tidak sempurna (karunia-karunia rohani) itu akan lenyap” (1 Korintus 14:10). (2)

 Mengenai mereka yang berpendapat kalau sempurna disini kedewasaan seperti Walter Chantry yang berargumen bahwa di surat 1 Korintus lainnya kata sempurna yang di terjemahkan “sempurna” (τέλειος, G5455) juga biasanya mengacu kepada kedewasaan manusia (1 Korintus 14:20, dewasa dalam pemikiranmu) atau kepada kehidupan kristen yang matang Wayne Grudem berpendapat bahwa tidak setiap kata merujuk kepada hal yang sama setiap kali kata tersebut di gunakan dalam kitab suci – dalam beberapa kasus τέλειος mungkin menunjuk kepada manusia yang “matang” atau “sempurna” dalam kasus lain bisa juga “kelengkapan” atau “kesempurnaan”. Kata τέλειος yang digunakan dalam Ibrani 9:11 mengacu kepada “kemah yang lebih sempurna” – namun demikian kita tidak menyimpulkan kalau kata “sempurna” dalam 1 Korintus 13” mengacu kepada sebuah kemah yang sempurna (3).

Kelemahan dari padangan ini akan susah menjelaskan seperti apa standart kedewasaan jemaat. Adakah orang kristen yang berani mengaku sudah mencapai kedewasaa/sempurna seperti yang dimaksudkna oleh Paulus. Adakah jemaat/orang Kristen sekarang ini lebih dewasa dari gereja mula-mula, termasuk di dalamnya rasul Paulus. Dalam kejujuran Paulus berkata dalam ayat 12 “Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka , sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna”

Kalau “yang sempurna” ditafsirkan sebagai jemaat yang dewasa, harusnya Paulus tidak akan begeitu diayat yang kedua belas. Karena tentu Paulus sebagai Rasul jauh lebih dewasa dari jemaat baik pada masa gereja mula-mula maupun dibandingkan dengan jemaat Kristen dimasa sekarang ini. Atau adakah diantara orang percaya yang berkata bahwa dia lebih dewasa dari Rasul Paulus. Lebih lagi Paulus berkata dalam Efesus 4:13 “sampai kita semua mencapai kesatuan iman dan pengetahuan yang benar tentang anak Allah, kedewasaan penuh, dan tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.”. Dari ayat ini cukup memberitahu kita bahwa sebenarnya tidak ada jemaat yang sudah mencapai kedewasaan penuh. Kalau kita mau jujur bahwa sebenarnya jemaat mula-mula barangkali mereka jauh lebih dewasa dalam iman dibanding dengan jemaat sekarang ini. Karena mereka mendengar firman langsung dari para rasul.

 Spekulasi tafsiran kedua: Yang sempurna adalah Alkitab

Para Teolog yang mendukung tafsiran ini seperti  Gromacki dalam bukunya, The Modern Tongues Movement, dan . Merril F. Unger, dalam bukunya New Testamen Teaching on Tongues, juga memilki pandangan yang sama.

Rektor Graphe International Theological Seminary Dr. Suhento Liauw, S. Th., M.R.E., D.R.E., Th. D juga mendukung pandangan bahwa “yang sempurna” merejuk kepada Alkitab yang sempuran Dalam tulisannya  disebuah artike   yang berjudul “Alkitab, Firman yang sempurna”. Suhento Liauw berkata

“Meninjau bahasa asli dari kata YANG SEMPURNA adalah τo τέλειος (to teleion), adalah Adjective, Accusative, Neutral, Singular.  Artinya kata sifat, obyek, benda, dan tunggal. Maka itulah sebabnya di banyak Interlinear kata ini diterjemahkan the perfect thing (BARANG sempurna).

Sebuah barang (benda), bukan Yesus karena kalau yang dimaksud Yesus maka Paulus akan memakai gender maskulin.

Jika dihubungkan dengan konteksnya, berarti berbicara tentang sesuatu yang berhubungan dengan nubuatan, bahasa lidah, dan pengetahuan. Barang sempurna ini datang, ia BERPOSISI menggantikan nubuatan, bahasa lidah, dan pengetahuan.

Kelihatannya sulit untuk menghindari penafsiran bahwa yang dimaksud dengan BARANG SEMPURNA di situ ialah ALKITAB atau firman tertulis (Written  Revelation). Firman tertulis yaitu firman sempurna, selesai (datang) akan sebagai pengganti firman lisan yang tidak sempurna”. (4)

Sehento liauw berpandangan bahwa karena kata “yang sempurna” berbentuk gender netral,  dan juga berupa kata benda maka kata yang sempurna itu lebih tepat kalau merujuk kepada Alkitab karena memenuhi syarat. Namun tafsiran ini juga tidak bisa dipertahankan. Kalau memang  benar kata “yang sempurna” maka pertanyaan kritisnya adalah apakah kita yang saat ini sudah memilki alkitab lebih hebat pengenalan kita akan Allah dibanding gereja mula-mula ?, adakah kita lebih hebat pengenalan akan kebenaran dibanding dengan rasul Paulus yang berkata dalam I Korintus 13:12 “Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal”. Adakah jemaat/orang Kristen zaman sekarang ini yang berani mengakui telah mencapai pengenalan akan Allah dengan sempurna, yang lebih hebat dari Rasul Paulus yang melalui ilham Roh kudus telah menulis kitab terbancanyak dalam perjanjian baru. Mungkinkah pembaca tulisan Rasul Paulis yang telah diilahmi oleh Roh kudus lebih hebat dari pada Penulisnya ?. Secara logika sehat kita tentu akan berkata tidak mungkin itu terjadi.

Wayne Grudem dalam bukunya Systematic Theology mengutip perkataan Martyn Llyod Jones mengenai keberatannya jika kata sempurna itu adalah lengkapnya kanon perjanjian baru:  “Ini berarti anda dan saya, yang memiliki kitab suci terbuka di hadapan kita, lebih banyak mengetahui kebenaran Allah dibandingkan rasul Paulus…ini artinya kita semuanya lebih superior..bahkan dibanding rasul-rasul itu sendiri, dan termasuk rasul Paulus! Ini berarti bahwa kita berada dalam posisi dimana…”kita mengenal, bahkan kita lebih dikenal oleh Allah..sesungguhnya hanya ada satu kata untuk menggambarkan pandangan seperti ini, ini adalah omong kosong”(5)

Tafsiran Suhento Liauw yang berkata bahwa “Yang Sempurna” itu merujuk kepada Alkitab karena alasan kata benda  dan  gender Netral. Ditanggapi oleh Samuel T.Gunawan dengan berkata “ Tidak ada peraturan dalam tata  bahasa Yunani bahwa kata benda netral hanya bisa digunakan untuk menunjukan benda-benda yang tidak ada jenis penunjuk jenis kelaminnya. Kata benda netral atau kata ganti (Pronoun) dapat digunakan untuk menggambarkan benda-benda berjenis laki-laki atau perempuan dan dapat juga digunakan untuk menggambarkan pribadi-pribadi. Contoh kata “Roh” “Pneuma” dalam bahasa Yunaninya merupakan kata benda netral dan secara jelas Kitab Suci menyatakan bahwa Roh bukanlah benda tetapi adalah pribadi yang ketiga dari Allah Trinitas dengan demikian kata benda “Teleosis” atau sempurna (perfektion) dalam ayat ini tidak mengacu pada Alkitab tetapi pada kedatangan Kristus kembali diakhir zaman”(6)

Jadi jelas bahwa hanya karena “yang sempurna” adalah kata benda dan bergender netral maka boleh disimpulkan itu merujuk kepada Alkitab. Lagi pula dalam konteks tulisan rasul Paulus kepada jemaat di Korintus tidak menyinggung hal itu. Dalam hal ini Samule T. Gunawan berkata  “Jika yang dimaksud dengan “yang sempurna” atau “teleios” adalah Alkitab, maka gagasan yang demikian tidak sesuai dengan tujuan Paulus menulis Surat 1 Korintus pasal 13. Ini merupakan suatu gagasan yang asing bagi Paulus maupun jemaat Korintus. Perlu diketahui bahwa kitab terakhir Perjanjian Baru adalah kitab Wahyu yang ditulis paling lambat tahun 90 Masehi atau sekitar 35 tahun setelah Paulus menulis Surat 1 Korintus. Pertanyaannya: Pada waktu Paulus menulis Surat 1 Korintus, khususnya pasal 13 tersebut apakah jemaat Korintus mengerti bahwa kata “yang sempurna” yang dimaksud Paulus itu adalah “kanon Perjanjian Baru” dan apakah yang Paulus maksudkan memang demikian? Jawabannya, tentu saja tidak apabila kita melihat konteksnya secara jujur”.(7)

Spekulasi Tafsiran Ketiga : Yang Sempurna Adalah Kasih

Secara sekilas tafsiran ini kelihatan masuk akal dan sepertinya tepat. Mengingat konteks dari pada 1 Korintus 13 memang berbicara tentang Kasih, terlebih diperkuat lagi kata kasih adalah kata benda yang sama dengan “yang sempurna”. Tetapi kalau mau diteliti lebih lagi, maka tafsiran ini juga sangat lemah dan tidak bisa dipertahankan karena alasan ini:

Bahwa yang sempurna itu adalah sesuatu yang akan datang. Tentu hal ini tidak tepat kalau merujuk kepada kasih. Karena kasih sudah ada dari kekekalan sampai pada kekekalan. Kasih bersifat kekal tidak ada  dalam dimensi waktu. Apakah kasih kita saat ini sudah sempurna ? Apakah orang Kristen jaman sekarang ini lebih hebat dalam mengasihi lebih dari gereja mula-mula bahkan dari rasul Paulus sendiri ?, saya pikir tidak mungkin. Paulsu berkata dalam 2 Korintus 5:14 “ Sebab kasih Kristus telah menguasai kami” Oleh karena kasih itu Paulus dan para rasul lainnya telah telah rela dianiaya, disiksa, dihina, dipenjara, bahkan rela samapai mata demi kasih kepada jiwa-jiwa yang terhilang, memberitakan kasih Kritus kepadanya banyak orang yang tersesat jalannya. Melihat alasan ini maka tidak masuk akal kalau “yang sempuran” itu ditafsiran adalah kasih.

Spekulasi Tafsiran Keempat: Yang Sempurna Adalah Kedatangan Kristus yang Kedua Kali

Mattew Henry seorang komentator Alkitab mendukung pandangan ini dengan berkata “Karunia rohani seperti nubuat, bahasa roh, dan pengetahuan akan lenyap pada akhir zaman ini. Saat itu digambarkan dengan kata-kata "jika yang sempurna tiba" (ayat 1Kor 13:10), yaitu pada akhir sejarah, ketika pengetahuan dan sifat orang percaya menjadi sempurna dalam kekekalan sesudah kedatangan Kristus yang kedua kali (ayat 1Kor 13:12; 1:7). Sebelum saat itu, kita memerlukan Roh Kudus dan karunia-karunia-Nya dalam jemaat-jemaat kita. Di bagian ini dan bagian-bagian lain dari Alkitab tidak ada petunjuk yang menyatakan bahwa manifestasi Roh melalui karunia-Nya akan lenyap pada akhir zaman rasuli. (8)

Saya sendiri setuju dengan tafsiran ini bahwa “yang sempurna” merujuk kepada kedatangan Yesus yang kedua kali. Hal ini didukung juga dengan pernyataan Paulus sebelumnya  di I Korintus 1:7-8 “Demikianlah kamu tidak kekurangan dalam suatu karunia pun sementara kamu menantikan pernyataan Tuhan kita Yesus Kristus. Ia juga akan meneguhkan kamu sampai kepada kesudahannya, sehingga kamu tak bercacat pada hari Tuhan kita Yesus Kristus”. Dari ayat ini jelas Paulus menyinggung tentang kedatangan Yesus yang kedua kali. Ayat 7 jelas sekali bahwa karunia-karunia rohani termasuk di dalamnya bahasa roh, nubuat, pengetahuan masih tetap ada dunia ini sampai kedatangan Yesus yang kedua kali. Jadi sangat tidak masuk akal kalau ada yang beranggapan bahwa karunia-karunia rohani seperti bahasa roh sudah tidak ada lagi, atau sudah berhenti. Ayat 7-8 tentu masih sangat dekat dan releven dengan alur pemikiran Paulus di 1 Korintus 13:10.

Memahami Dua Analogi yang Digunakan Paulus

Untuk memperjelas tujuan dan maksud dari perkatannya Paulus diayat 10 tentang “saat yang sempurna tiba” maka Paulus menggunkan sebuah ilustrasi atau analogi diayat 11 dan 12. Untuk memahami dengan benar arti dari kedua analogi Paulus kita harus mengerti terlebih dahulu cara menafsirkan sebuah gaya bahasa/majas figuratif. Dalam hal ini Stephen Walangare berkata “Sebelum lebih jauh meneliti dua ilustrasi selanjutnya, ada baiknya kita memahami sedikit tentang cara menafsirkan sebuah majas (gaya bahasa) figurasi. Kekurangpahaman tentang hal ini telah menyebabkan beberapa penafsir melewatkan maksud Paulus dalam dua ilustrasi di ayat 11-12. Yang paling penting, ungkapan figuratif tidak boleh ditafsirkan secara mendetail, seolah-olah tiap bagian dari figurasi itu memiliki arti. Sebuah figurasi seringkali hanya menyampaikan satu makna utama. Berikutnya, poin utama yang diekspresikan dalam sebuah figurasi ditentukan oleh konteks pembicaraan. Sebuah figurasi bisa ditafsirkan secara beragam jika figurasi itu muncul tanpa konteks. Di dalam sebuah konteks, figurasi hanya boleh dipahami secara tertentu. Dengan bekal ini, maka kita mencoba menafsirkan dua ilustrasi yang diberikan Paulus di 1 Kor. 13:11-12.”(9)

Analogi Pertama: Transisi Dari Kanak-Kanak Menuju Dewasa

“Ketika aku kanak-kanak, aku berkata seperti kanak-kanak, aku merasa seperti kanak-kanak. Sekarang sesudah aku menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu” I Korintus 13:11.

Ayat ini sarat dipakai oleh pendukung yang bekata bahwa “yang sempurna” itu adalah kedewasaan rohani jemaat. Analogi Paulus  ini tidak boleh ditafsirakan proses dari tidak dewasa rohani menjadi dewasa rohani. Bagi para pendukung pandangan ini berkta bahwa hanya orang-orang yang tidak dewasa dalam rohanilah yang masih menggunkan bahasa roh sementara mereka yang sudah dewasa secara rohani tidak memerlukan bahasa roh sebab merekasudah bisa berkata-kata secara dewasa. Agak aneh dan lucu memang tafsiran sperti ini. Kalau kita ikuti alur logika berpikirnya, apakah mereka yang tidak berbahsa roh itu berani mengklaim dirinya sudah dewasa secara rohani dibanding orang-orang yang berbahasa roh yang katanya masih kanak-kanak rohani. Siapa yang bisa jamin itu, barangkali justru sebaliknya. Saya tidak sedang mengatakan bahwa orang yang berbahasa roh dewasa rohani. Sebab karunia rohani bukanlah tolok ukur kedewasaan rohani seseorang.

Tafsiran seperti ini tentu tidak beresesuaian dengan teks utama yang dibahas Paulus sebelumnya yang menjadi poin utamanya diayat 8-10. Kalau kita melihat ayat tersebut sangat tidak selaras dengan tafsiran ini.

Stepehen Walangare berpendapat “Poin rasul Paulus diayat 8-10 dibagi dalam dua fase yaitu kesementaraan selama kita didunia masih membutuhkan karunia-karunia rohani seperti bahasa roh, nubuat, pengetahuan dan fase kekekalan yang lengkap dan sempurna, dimana semua karunia rohani sudah tidak diperlukan lagi. Dalam hal ini Stephen Walangrange berkata “Kita perlu menggarisbawahi bahwa transisi yang dimaksud Paulus adalah antara kesementaraan hidup di dunia dan kekekalan di surga. Sehingga kalau dia memberi ilustrasi tentang masa anak-anak ke masa dewasa, maka kita bisa yakin bahwa sebetulnya maksud Paulus cukup sederhana. Masing-masing fase hidup membutuhkan perilaku dan karakteristik yang berbeda. Paulus sedang membicarakan tentang kedatangan sesuatu yang sempurna dan kekal (ayat 10). Sebagaimana kita sudah pelajari bersama, hal ini mengarah pada kekekalan di surga. Menafsirkan transisi dari arah kanak-kanak rohani ke dewasa rohani adalah bentuk penafsiran yang tidak sesuai dengan maksud Paulus”.(10)

Lebih lanjut Stephen Walangare menjelaskan “Sekarang kita hidup di dunia yang sementara (fana), tetapi nanti kita hidup di surga yang kekal. Di dalam kesementaraan, kita butuh macam-macam karunia rohani, tetapi kita tidak akan membutuhkannya lagi jika sudah ada di surga. Poin yang coba diajarkan adalah kepantasan sesuatu pada tahap usia atau masa tertentu. Beberapa perilaku akan sesuai dan bernilai positif jika dilakukan di masa tertentu, tetapi akan terkesan berlebihan dan aneh jika dilakukan di masa yang berbeda. Dalam kalimat yang sederhana, ada perbedaan besar antara kanak-kanak (memang untuk anak-anak) dan kekanak-kanakan (untuk orang dewasa yang berperilaku seperti anak-anak). Berbagai karunia rohani hanya sesuai dan bermanfaat untuk masa sekarang di dunia ini. Pada saat orang-orang percaya sudah berada di surga, semua itu tidak diperlukan lagi. Itulah maksud Paulus”.(10)

Hanya dengan menafsikan analogi diayat 11 berbicara tentang transisi kesementaraan di dunia  menuju kekekalan pada saat kedatangan Yesus yang kedua kali dia akhir zaman, terjadi kesesuaian antara poin utama Paulus dengan analogi yang digunakannya. Dari hasil kajian analogi diayat 11 kita dapat kita diyakinkan bahwa “Yang sempuran” berbicara tentang kedatangan Yesus yang kedua kali.

Analogi Kedua: Melihat Dalam Cermin dan Melihat Muka Dengan Muka

Karena sekarang kita melihat dalam cermin suatu gambaran yang samar-samar, tetapi nanti kita akan melihat muka dengan muka. Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti sendiri aku dikenal 1 Korintus 13:12.

Sekali lagi untuk memahami analogi ini harus bergantung dari pada teks utama Paulus diayat 8-10, sehingga kita tidak keluar dari jalur tafsiran yang benar. Tentu kita semua tau bahwa pada umumnya baik zaman kuno maupun dizaman modern sekarang ini cermin digunakan untuk melihat diri kita, terutama bagi kaum hawa yang sering menggunakan cermin untuk bersolek. Lewat cermin kita bisa melihat diri kita apakah ada kotoran di muka atau tidak, lewat cermin kita bisa mengenali apakah rambut kita sudah tertata rapi atau berantakan. Lewat cermin bisa melihat diri kita apakah kurus atau gemuk. Intinya cermin berguna untuk melihat refleksi diri kita.

Namun sebaik dan sebagus apapun cermin dalam merefleksikan diri kita, tetaplah hanya sebatas cermin dan bukan aslinya. Itu yang Paulus maksudkan “Gambaran yang samar-samar”. Artinya sehebat apapun cermin dalam merefleksiakn tubuh kita tetap tidaklah sejelas kalau tilihat secara tatap muka dengan muka, bisa melihat secara sempurna dari berbagai sudut dengan sempurna. Dalam Yakobus 1:23 Gambaran Firman sebagai cermin. Firman Allah adalah cemin dari kehidupan kita dan pengenalan kita akan Allah. Akan tetapi sejelas apapun pewahyuan Allah melalui firmannya yang tertulis, tetaplah hanya sebatas “cermin” yang tidak akan sama kalau nanti kita langsung bertemu muka dengan muka dengan Dia, pada kedatangan Yesus yang kedua kali.

Stephen Walangare  berkata “Demikian juga dengan pengenalan kita akan Allah dalam dunia ini, sebagu apapuStephen Walangrange menanggapi “Paulus menambahkan “gambaran yang samar-samar” lalu mengontraskan dengan pertemuan secara langsung (muka dengan muka). Seolah tidak ingin memberi celah sekecil apapun untuk kesalahpahaman, Paulus menerangkan pengetahuan parsial yang kita miliki sekarang dengan pengetahuan lengkap di surga. Dengan kata lain, betapapun beningnya cermin, refleksi yang dihasilkan tetaplah tidak sempurna”. (12)

Melihat muka dengan muka harus dipahami artinya berhadapan dengan Tuhan secara langsung dan  pribadi. Zac Poonen guru alkitab berkata cara menafsirankan alkitab adalah dengan membandingkan ayat dengan ayat lainnya di Alkitab. Dalam Alkitab ada beberapa ayat yang menunjukan bawah Melihat muka dengan muka artinya melihat Tuhan secara langsung dan secara pribadi. Keluara 33:11 “Dan Tuhan berbicara kepada Musa dengan berhadapan muka seperti seorang berbicara kepada temannya”. Ulangan 5:4 “Tuhan telah berbicara dengan berhadapan muka dengan kami di gunung dan di tengah-tengah api”. Hakim-hakim 6:22 “Maka tahulah Gideon, bahwa itulah malikat TUHAN, lalu berkata: “Celakahlah aku, Tuhanku ALLAH! Sebab memang telah kulihat Malaikat TUHAN dengan berhadapan muka”. Wahyu 22:4 “Dan mereka akan melihat wajah-Nya”. Ayat-ayat tersebut cukup membuktikan bahwa maksud Paulus melihat muka dengan muka artinya, melihat Allah secara pribadi dalam kepenuhannya, kapan itu bisa terjadi ? tentu saat Yesus datang yang kedua kali dan kita hidup dalam kekekalan bersama dengan Tuhan.

Kesimpulan :

Dari hasil kajian penulis terkait pernyataan Paulus dalam 1Korintus 13:10 bahwa Frasa “Yang sempurna” itu merujuk kepada kedatangan Kritus yang kedua kali dimana kita akan bertemu muka dengan muka dengan Dia, dalam kekekalan kita akan mengenal Tuhan dengan sempurna. Sekarang ini sampai akhir zaman kita ada dalam kesementaraan yang membutuhkan karunia-karunia rohani seperti karunia bahasa roh, bernubuat dan kata-kata pengetahuan  untuk mempelengkapi anggota tubuh Kristus dalam pelayaanan selama dibumi, untuk saling menguatkan dan bertumbuh bersama dalam pengenalan akan Allah menuju kesempurnaan. Anggapan sebagaian orang percaya yang mengatakan bahasa roh dan karunia rohani lainnya sudah lenyap adalah salah total dan mempercayai penafsiran yang jelas keliru.

Catan-Catatan :


(1). Continuationism and Cessationism: An Interview with Dr. Wayne Grudem

http://www.challies.com/interviews/continuationism-and-cessationism-an-interview-with-dr-wayne-grudem 

(2) http://charismatic-exposed.blogspot.com/2011/11/bahasa-roh-atau-bahasa-lidah-tongue.html

(3) Wayne Grudem, Systematic Theology Chapter 52, Gifts of the Holy Spirit: (Part 1) General Question

(4) Alkitab, Firmna yang sempurna : Artikel Dr. Suhento Liauw, S. Th., M.R.E., D.R.E., Th. D

 https://www.kristenalkitabiah.com/alkitab-firman-yang-sempurna/

5) [4] Wayne Grudem, Systematic Theology Chapter 52, Gifts of the Holy Spirit: (Part 1) General Questions

(6). Bahasa Roh (Glossolalia) Dalam Persepektif Kharismatik: Pdt. Samuel T.Gunawan

 https://teologiareformed.blogspot.com/2018/12/bahasa-roh-glossolalia-dalam-perspektif.html

(7). Ibid

 (8). Comentary Alkitab : Mattew Henry

https://alkitab.sabda.org/commentary.php?book=46&chapter=13&verse=8

(9). Eksposisi 1 Korintus 13:8-12 bagian 2 : Stephen Walangare
https://www.kompasiana.com/stephenwalangare/5b16072dcaf7db081e0659c2/eksposisi-1-korintus-13-8-12-bagian-2?page=2

(10).Ibid

(11). Ibid

(12). Ibid