Oleh:Hadiran Halawa
Saya coba untuk menanggapi potongan video pak Niko yang viral itu dan dikaitkan dengan Covid-19 yang membuat banyak orang kemudian mencibir, bahkan menyerang ajaran denominasi gereja tertentu. yang menurut saya terlalu berlebihan. Kita mestinya dengar dulu kesuluruhan videonya, sebelum dan sesudah pasti ada penjelasan lain. sehingga kita menagkap pesan secara utuh. saya secara pribadi tidak kenal (tidak pernah bertemu) pak Niko karena tidak satu sinode, dan juga tidak melihat keseluruhan isi videonnya.
Namun saya mencoba menerjemahkan atau sedikit menjelaskan apa yang mungkin beliau mau sampaikan menurut kacamata saya sebagai orang Kharismatik yang percaya akan bahasa roh sama seperti beliau. Ini tidak bermaksud untuk membelanya, tapi supaya kita bisa punya pemahaman yang lebih luas.
Dalam pengertian kami sebagai orang Kharismatik, berbahasa roh itu merupakan sebuah doa/bubungan komunikasi kita dengan Tuhan layaknya seperti doa yang biasa kita lakukan. Paulus mengistilahkan aku berdoa dengan rohku (berbahasa roh) dan juga berdoa dengan akal budiku berdoa seperti biasannya yang lazim kita lakukan dengan kata2 yang bisa dimengerti. 1 Korintus 14:15 (TB) Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
Nah, apakah kita sepakat bahwa dalam persekutuan kita dengan Tuhan melalui doa, bisa membuat hati kita tenang, damai, sukacita, gembira ? seperti firman Tuhan berkata
Mazmur 16:11 (TB) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Thou wilt shew me the path of life: in thy presence is fulness of joy; at thy right hand there are pleasures for evermore (KJV)
Kalau misalnya kita setuju dengan firman Tuhan tersebut,...mak pasti kita akan setuju juga bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur Amsal 17:22. Nehemia 8:11 Lalu berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” (= NKJV …, sebab sukacita karena TUHAN itulah kekuatanmu.
Kalau kita setuju dengan Amsal 17:22 dan Nehemia 8:17,.maka mestinya kita setuju bahwa dalam membangun hubungan dengan Tuhan melalui doa, termasuk doa dengan roh (versi paulus) atau doa dalam bahasa roh menyebabkan kita tenang, sukacita, damai, yang kemudian bisa meningkatkan imun sistem tubuh kita itu sudah dibuktikan secara medis. yang dalam bahasa amsal hati yang gembira adalah obat yang manjur.
Apakah cukup dengan bersekutu dengan Tuhan untuk meningkatkan daya imun tubuh kita ? Tidak juga. itu hanyalah salah satu faktor. Kita sebagai manusia tentu butuh yang namanya makanan yang bergizi, makanan yang sehat, tidur yang teratur, olahraga, minum vitamin tertentu untuk menaikan daya tubuh kita.
Lalu apa hubungannya dengan Covid-19. Kita sama2 tau bahwa covid-19 virus yang sangat berbahaya yang telah merenggut nyawa banyak orang termasuk hamba2 Tuhan dan orang Kristen dari berbagai denominasi gereja.
Apakah dengan kita bersukutu dengan Tuhan yang bisa meningkatkan imun sistem tubuh kita, lalu kita gagah-gagahan pergi menantang maut yang bernama Covid-19? Tidak juga itu namanya tindakan bodoh. Amsal 22:3 berkata Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
Apa yang disalah pahami oleh banyak orang, mengaitkan pernyatan Pdt. Niko dalam video dengan kejadian pertemuan jemaat GBI di lembang awal maret lalu, yang mana pada saat itu covid-19 blm terlalu booming di Indonesia, awal maret rata2 gereja diberbagai denominasi masih melakuakan ibadah termasuk gereja saya di Jakarta. himbaun dari pemerintah untuk ibadah di rumah itu pertengahan maret. Itu artinya jemaat GBI beserta hamba Tuhan yang meeting di lembang itu belum begitu tau soal covid-19. Apalagi mengindahkan anjuran pemerintah seperti yang banyak orang katakan.
Baiknya dalam kondisi krisis sperti ini kita sebagai anggota tubuh Kristus tidak saling menyalahkan, kita harusnya saling mendukung, saling memeguatkan satu sama lain.
Shalom untuk kita semua, tetap jaga kesehatan, dan di rumah saja
Saya coba untuk menanggapi potongan video pak Niko yang viral itu dan dikaitkan dengan Covid-19 yang membuat banyak orang kemudian mencibir, bahkan menyerang ajaran denominasi gereja tertentu. yang menurut saya terlalu berlebihan. Kita mestinya dengar dulu kesuluruhan videonya, sebelum dan sesudah pasti ada penjelasan lain. sehingga kita menagkap pesan secara utuh. saya secara pribadi tidak kenal (tidak pernah bertemu) pak Niko karena tidak satu sinode, dan juga tidak melihat keseluruhan isi videonnya.
Namun saya mencoba menerjemahkan atau sedikit menjelaskan apa yang mungkin beliau mau sampaikan menurut kacamata saya sebagai orang Kharismatik yang percaya akan bahasa roh sama seperti beliau. Ini tidak bermaksud untuk membelanya, tapi supaya kita bisa punya pemahaman yang lebih luas.
Dalam pengertian kami sebagai orang Kharismatik, berbahasa roh itu merupakan sebuah doa/bubungan komunikasi kita dengan Tuhan layaknya seperti doa yang biasa kita lakukan. Paulus mengistilahkan aku berdoa dengan rohku (berbahasa roh) dan juga berdoa dengan akal budiku berdoa seperti biasannya yang lazim kita lakukan dengan kata2 yang bisa dimengerti. 1 Korintus 14:15 (TB) Jadi, apakah yang harus kubuat? Aku akan berdoa dengan rohku, tetapi aku akan berdoa juga dengan akal budiku; aku akan menyanyi dan memuji dengan rohku, tetapi aku akan menyanyi dan memuji juga dengan akal budiku.
Nah, apakah kita sepakat bahwa dalam persekutuan kita dengan Tuhan melalui doa, bisa membuat hati kita tenang, damai, sukacita, gembira ? seperti firman Tuhan berkata
Mazmur 16:11 (TB) Engkau memberitahukan kepadaku jalan kehidupan; di hadapan-Mu ada sukacita berlimpah-limpah, di tangan kanan-Mu ada nikmat senantiasa.
Thou wilt shew me the path of life: in thy presence is fulness of joy; at thy right hand there are pleasures for evermore (KJV)
Kalau misalnya kita setuju dengan firman Tuhan tersebut,...mak pasti kita akan setuju juga bahwa hati yang gembira adalah obat yang manjur Amsal 17:22. Nehemia 8:11 Lalu berkatalah ia kepada mereka: “Pergilah kamu, makanlah sedap-sedapan dan minumlah minuman manis dan kirimlah sebagian kepada mereka yang tidak sedia apa-apa, karena hari ini adalah kudus bagi Tuhan kita! Jangan kamu bersusah hati, sebab sukacita karena TUHAN itulah perlindunganmu!” (= NKJV …, sebab sukacita karena TUHAN itulah kekuatanmu.
Kalau kita setuju dengan Amsal 17:22 dan Nehemia 8:17,.maka mestinya kita setuju bahwa dalam membangun hubungan dengan Tuhan melalui doa, termasuk doa dengan roh (versi paulus) atau doa dalam bahasa roh menyebabkan kita tenang, sukacita, damai, yang kemudian bisa meningkatkan imun sistem tubuh kita itu sudah dibuktikan secara medis. yang dalam bahasa amsal hati yang gembira adalah obat yang manjur.
Apakah cukup dengan bersekutu dengan Tuhan untuk meningkatkan daya imun tubuh kita ? Tidak juga. itu hanyalah salah satu faktor. Kita sebagai manusia tentu butuh yang namanya makanan yang bergizi, makanan yang sehat, tidur yang teratur, olahraga, minum vitamin tertentu untuk menaikan daya tubuh kita.
Lalu apa hubungannya dengan Covid-19. Kita sama2 tau bahwa covid-19 virus yang sangat berbahaya yang telah merenggut nyawa banyak orang termasuk hamba2 Tuhan dan orang Kristen dari berbagai denominasi gereja.
Apakah dengan kita bersukutu dengan Tuhan yang bisa meningkatkan imun sistem tubuh kita, lalu kita gagah-gagahan pergi menantang maut yang bernama Covid-19? Tidak juga itu namanya tindakan bodoh. Amsal 22:3 berkata Kalau orang bijak melihat malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka.
Apa yang disalah pahami oleh banyak orang, mengaitkan pernyatan Pdt. Niko dalam video dengan kejadian pertemuan jemaat GBI di lembang awal maret lalu, yang mana pada saat itu covid-19 blm terlalu booming di Indonesia, awal maret rata2 gereja diberbagai denominasi masih melakuakan ibadah termasuk gereja saya di Jakarta. himbaun dari pemerintah untuk ibadah di rumah itu pertengahan maret. Itu artinya jemaat GBI beserta hamba Tuhan yang meeting di lembang itu belum begitu tau soal covid-19. Apalagi mengindahkan anjuran pemerintah seperti yang banyak orang katakan.
Baiknya dalam kondisi krisis sperti ini kita sebagai anggota tubuh Kristus tidak saling menyalahkan, kita harusnya saling mendukung, saling memeguatkan satu sama lain.
Shalom untuk kita semua, tetap jaga kesehatan, dan di rumah saja