Oleh: Hadiran Halawa, S.Th
Memiliki harta kekayaan yang banyak adalah impian kebanyakan
orang, memiliki banyak harta adalah hal yang sangat diinginkan, dacari,
diharapkan oleh setiap orang dalam hidup ini. Manusia dipacu untuk bekerja
siang dan malam untuk mengejar harta kekayaan, memperkaya diri. Tidak jarang
manusia saling menyakiti, mengkhianati, membunuh satu dengan yang lain, saudara
sekandung bisa saling bermusuhan bahkan
berakhir dengan pembunuhan hanya karena
nafsu memburu harta kekayaan, hampir setiap hari kita membaca dikoran, media
surat khabar dan tv bahkan mungkin kita melihat dan mengalinya sendiri,
kejahatan manusia yang semakin brutal demi pengejaran akan harta yang fana ini.
Tidak akan terjadi hal-hal yang setragis ini kalau seandainya
mengerti dan memahami arti hidup ini, mengerti tentang harta kekayaan yang sesungguhnya. Sebab segala
harta kekayaan dalam bentuk apapun
yang kita miliki dalam dunia
tidaklah selamanya akan bersama-sama dengan kita. Ada saatnya ketika roh kita
meninggalkan tubuh fana ini (meninggal dunia), maka segalanya akan kita
tinggalkan di bumi ini. Seperti potongan liryc sebuah lagu “ku tak membawa
apapun juga saat kudatang kedunia, kutinggal semua pada akhirnya saat kukembali
ke Surga”. Dengan kata lain harta kekayaan yang ada dalam dunia ini yang begitu
dikerjar, diburu oleh setiap orang tidaklah kekal adanya, sifatnya hanya
sementara saja.
Ada harta kekayaan yang sesusungguhnya yang seharusnya sangat
perlu dicari, dikerjar, diburu, diusahakan oleh setiap orang, khususnya orang percaya dalam hidup ini.
Karena sifatnya tidak hanya sementara saja, hanya berlaku dibumi ini saja yang
nantinya akan binasa pada saatnya, tetapi suatu harta kekayaan yang sifat dan
nilainya kekal. Adalah menarik sekali bahwa Yesus menaruh perhatian kepada harta kekayaan yang bersifa kekal.
Dalam wahyu 3:14-22 Yesus mengecam jemaat Laodikia yang dalam pengertian yang
salah telah memahami harta kekayaan dalam dunia ini menjadi segala-galanya buat
kehidupan mereka. Sehingga hal inipun mempengaruhi tingkat kerohanian mereka,
iman mereka yang suam-suam kuku. Yesus megecam mereka dengan berkata “ karena
engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin dan tidak panas, Aku akan memuntahkan
engkau dari mulutku” (wahyu 3:16). Ini berupa koreksi dan sekaligus teguran yang sangat keras dari Tuhan Yesus
kepada jemaat di Laodikia
Ada apa dengan Jemaat
Laodikia ??
Untuk mengerti keadaan jemaat Laodikia, terlebih dahulu kita
akan melihat keadaan kota Laodikia pada masa itu. Kota Laodikia, dimana jemaat Tuhan
yang 'unik' ini terletak, didirikan oleh Antiokhus dari Siria untuk istrinya,
Laodike. Sebagai kado untuk sang tersayang, wajarlah bila segala sesuatu
diperhitungkan dan dipersiapkan sebaik-baiknya. Dan memang terbukti Laodikia
segera berkembang menjadi kota yang besar, ramai, dan terkenal. Ada tiga ciri
khas kota ini yang membuatnya terkenal ke mana-mana.
Pertama, Laodikia terkenal sebagai
salah satu pusat kegiatan perbankan dan keuangan terbesar. Karenanya, ia juga
merupakan sebuah kota yang termakmur dan terkaya di dunia. Pada tahun 61,
ketika terjadi gempa bumi hebat dan sebagian kota ini hancur, ia menolak
bantuan dari luar karena merasa cukup kaya untuk membangun kembali dirinya
sendiri.
Kedua, Laodikia termasyhur karena
kerajinan pakaian jadinya, khususnya yang terbuat dari wol. Bulu domba eks
Laodikia terkenal lembut, mengkilap, serta berwarna hitam keungu-unguan. Bulu
domba itu amat indah dan anggun, terutama bila dikenakan sebagai jubah kebesaran
Ketiga, Laodikia juga tersohor
karena mutu sekolah kedokterannya. Dua dokter alumni sekolah ini, Zeuxis dan
Aleksander Filalethes, begitu menjulang reputasinya sehingga wajah dan nama
mereka diabadikan di atas uang logam mereka. Namun, yang membuat prestasi medis
kota ini lebih melambung lagi adalah salep mata dan salep telinga yang mereka
produksi. Tidak heran, orang-orang Laodikia merasa diri sehat selalu.
Pendengaran dan penglihatan mereka istimewa.
Dengan memahami keadaan kota Laodikia
yang pada saat itu dari sisi ekonomi boleh dikatakan sangat makmur,
berkecukupan dalam segala hal, tentu
saja hal ini sangat memperngaruhi pola
pikir, dan pola hidup, serta kerohanian jemaat Tuhan yang tinggal di kota
Laodikia. Itulah sebabnya Yeseus berkata kepada mereka “Karena engkau
berkata:Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan tidak kekurangan
apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang,
miskin, buta dan telanjang” (Wahyu 3:17). Jemaat Laodikia dalam keadaan yang
makmur, berkecukupan dalam banyak hal, bahkan mungkin punya harta kekayaan yang
melimpah berkata bahwa “tidak kekurangan apa-apa lagi” semuanya serba ada, jadi
tidak merasa perlu dan peduli lagi masalah kerohanian mereka, tidak peduli lagi
mencari Tuhan, bersekutu dalam level keinitiman dengan Tuhan.
Hal yang serupa terjadi di zaman kita sekarang
ini. Memang harus diakui bahwa masalah besar bagi negara-negara maju seperti
negara-negara Eropa dan Amerika adalah “terperangkap” dalam pemikiran bahwa “tidak
kekurangan apa-apa”,dan juga tidak perlu apa-apa lagi dalam menambahkan
“kebahagiaannya” termasuk merasa sudah tidak perlu Tuhan lagi. Dan itu sangat
terbukti, dengan pengalaman tinggal di Canada dan Amerika kurang lebih setahun,
saya mengamati kehidupan orang-orang disana yang serba berkecukupan dalam
segala hal. Sehingga salah satu fakator penting kenapa banyak gereja-gereja
kosong pada hari minggu, yang jemaatnya sebagian besar orang-orang yang sudah
lanjut usia, adalah karena sudah merasa nyaman dengan apa yang mereka miliki
sekarang, yaitu harta kekayaan yang melimpah sehingga merasa tidak perlu Tuhan
lagi dalam hidupnya. Merasa “alergi” dengan hal-hal yang bersifat spiritual.
Apa itu harta kekayaan yang
sesungguhnya…???
Yesus sangat mengecam jemaat Laodikia yang dalam
kesombonganya berkata “aku tidak perlu apa-apa lagi” karena sudah mapan dengan
segala harta yang melimpah yang bersifat dan
bernilai sementara saja. Yesus tidak tertarik sama sekali dengan apa
yang selama ini mereka “berhalakan” sampai kepada puncak merasa tidak butuh
Tuhan lagi. Lalu harta kekayaan seperti apa yang Yesus harapkan untuk dimiliki
oleh Jemaat Laodikia ini..??. Dalam wahyu 3:18 Yesus berkata: “maka Aku
menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah
dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya
engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan
lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat”.
Ada tiga jenis harta kekayaan
yang Yesus mau jemaat Laodikia miliki yakni :
“Maka aku menasehatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api”.
Yang jadi pertanyaanya adalah apakah
yang dimaksud dengan Emas yang dimurnikan dengan api ini..?? kita segera akan
mengerti bahwa yang dimaksud dengan “Emas yang dimurnikan dengan api adalah
lambing dari sebuah karakter Ilahi yang telah terbentuk dengan melewati
berbagai proses “padang gurun” dalam hal ini Ayub pernah berkata bahwa: “…seandainya
Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas “ [ Ayub 23:10 ]. Sekilas kita
mengingat tentang pribadi seorang Ayub yang terkenal dengan penderitaan yang
luar biasa menimpa ayub dan keluarganya tapi dia bisa menunjukan karakter ilahi yang telah terbentuk dan teruji
melalui proses yang tidak mudah. Penderitaan yang sedemikian hebat, dan
permasalahan yang begitu pelik tidak membuat seorang ayub bersungut-sungut dan
meninggalkan Tuhan. Ayub tetap sabar, tabah, tekun dalam menanggung penderitaan
yang sedemikian hebat, dan itulah yang membuat Ayub memilki karakter ilahi
dalam dirinya.
Betapa banyak orang Kristen yang tidak mau dan
rela untuk melewati proses “padang gurun”. Kebanyakan anak-anak Tuhan di zaman
modern yang serba instan ini, memilki mental dan karakter yang serba “instan”
juga. Tidak mau hidup dalam proses penderitaan, tidak rela untuk memikul salib
tiap hari, sehingga menghasilkan karakter-karakter yang bukan karakter ilahi
yang tahan uji, tapi menghasilkan karakter karbitan, dan mentalitas kerupuk,
yang cepat rapuh, cepat roboh ketika diterpa dengan badai gelombang kehidupan.
Kebanyakan orang percaya kalau berdoa supaya semakin diberkati, diberikan
muzijat yang luar biasa, doa semacam itu tidak salah. Cuman yang perlu kita
direnungkan adalah adakah kita pernah berdoa supaya Tuhan izinkan masalah
datang dalam kehidupan kita supaya karakter kita terbentuk, diproses timbul
sebagai “emas murni” yang telah dimurnikan dengan api. Adakah kita mengucap
syukur atas setiap masalah yang Tuhan izinkan hadir dalam perjalanan hidup
kita, atau malah sebaliknya kita seperti orang Israel yang bersungut-sungut
dipadang guruan. Hanya karakter ilahi yang bisa kita bawa kesurga . Inilah yang
Yesus mau untuk jemaat Laodikia miliki,
dan Juga setiap orang percaya pada zaman modern sekarang ini yakni membeli
emas yang telah dimurnikan dengan api. Karakter ilahi yang telah dibentuk
melalu suatu proses “padang gurun” kehidupan.
“Dan
juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan
ketelanjanganmu yang memalukan”.
Pakain putih berbicara tentang
kekudusan.Yesus mau supaya jemaat Laodikia memiliki harta kekayaan yang
bernilai kekal yaitu kekudusan. Firman berkata dalam I Petrus 1:16 “Kuduslah
kamu sebab aku kudus”.Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam kekudusan setiap
saat. Naik dari level atau standart manusia biasa ke tantandat-Nya Tuhan. Hidup
sebagaimana Tuhan hidup, berfikir sebagaimana Tuhan berfikir. Banyak orang yang
ketika mendengar tentang kekudusan begitu “ngeri”, sepertinya hal itu sesuatu
yang mustahil, sesuatu hal yang sulit
untuk kita bisa terapkan dan
hidupi ditengah-tengah dunia ini yang penuh dengan cobaan dan godaan untuk kita
jatuh kedalam dosa.
Mungkinkah kita bisa hidup
kudus..???, Kalau Tuhan yang menyuruh kita untuk hidup dalam kekudusan berarti
Tuhan tau bahwa kita punya potensi untuk hidup dalam kekudusan. Inti dari pada
kekudusan adalah “abide in Christ moment by moment”. Tinggal dalam Kristus saat
demi saat, sampai kepada tinggkat mangunggal, bersatu dengan Kristus. Sehingga apa
yang Kristus sukai pasti kita akan sukai, dan apa yang Kristus benci pasti juga
kita benci. Kalau Yesus Kristus mengasihi kitapun ikut mengashi, kalau Yesus
membenci dosa kitapun ikut membenci dosa. Tuhan mau setiap anak-anak Tuhan
untuk hidup dalam kekudusan berapapun harganya yang harus dibayar. Karena
keudusan adalah harta kekayaan yang sesungguhnya yang benilai kekal dan kita
akan membawanya kesurga.
3. Minyak
“Dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat”
Sudah umum kita ketahui dalam Alkitab bahwa minyak adalah
lambang dari pada Roh kudus. Lalu apa kaitanyanya dengan “melumas mata, supaya
engkau dapat melihat”. Menarik untuk kita perhatikan bahwa salah satu nama
sebutan kepada Roh kudus adalah Roh pengetahuan dan juga Roh kebijaksanaan.
. Di dalam pelayanan, Roh Kudus tidak membutakan pikiran manusia sebaliknya
justru mencelikkan mata rohani yang buta , membukakan pikiran dan ksedaran
dalam otak manusia otak manusia yang tertutup. Roh kudus berperan untuk
menginsafkan kita akan dosa yang kita lakukan. Setiap orang percaya yang telah
menerima Yesus kristus sebagai Tuhan dan juruselamat tentunya sudah pasti
memiliki Roh kudus dalam hidupnya. Namun yang menjadi masalahnya bahwa ada
banyak orang percaya yang telah mengalami pertobatan, menerima Yesus sebagai Tuhan juruselamat,
tetapi tidak banyak orang percaya yang mau hidup dipimpin oleh Roh kudus.
Roh kudus adalah Penuntun yang
paling utama, berjalan di depan, memimpin, menyingkirkan rintangan, membuka
pengertian, dan memastikan segala sesuatunya jelas. Dengan kata lain tanpa
pimpinan Roh kudus dalam kehidupan kita, maka kita akan mengalami “kebutaan”
rohani, tidak tahu harus melangkah kemana, harus berbuat apa, harus mengambil
keputusan apa dengan bijak. Untuk itu
perlu hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh (Galatia 5:25), supaya mata hati
kita dicelikkan untuk bisa mampu
melihata hal-hal yang baik dan yang benar. Dia memimpin dalam jalan yang
harus kita jalani dalam semua hal rohani (Yohanes 16:13). Orang yang member
dirinya dipimpin oleh Roh menjadi
pribadi-pribadi yang luar biasa, yang
mampu menyalibkan segala keinginan daging (Galatia 5: 18-21). Orang yang
dipimpin oleh Roh akan menghasilkan ke
Sembilan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23). Tiap harinya kita harus mau untuk
tunduk kepada pimpinan Roh kudus, jangan sampai kita mendukakan-Nya oleh karena
pemberontakan kita untuk berbuat dosa, Sebab Roh kudus adalah Roh yang lemah
lembut. Harus dengar-dengaran kepada
pimpinan Roh kudus, sehingga semakin hari semakin peka mendengar suara-Nya.
Betapa sangat perlu bahkan suatu keharusan bagi setiap anak-anak Tuhan di akhir
zaman ini, untuk mau tunduk kepada pimpinan Roh kudus, sehingga menjalani
kehidupan ini dalam kemenangan sampai pada akhirnya.
Ketiga jenis kekayaan yang
diinginkan oleh Yesus kepada jemaat Laodikian, merupakan keinginan Yesus juga
kepada setiap kita orang percaya. Kiranya kita tidak hanya disbukkan dengan
mengejar harta kekayaan yang fana ini,
menghabiskan seluruh waktu, tenaga, pemikiran hanya mengejar suatu kekayaan
fana yang bersifat sementara. Jangan sampai kita lupa mengejar harta kekayaan
yang sesungguhnya, yang diinginkan Yesus bagi kita untuk kita segera kita miliki
dalam hidup ini.
Amen. God Bless us :)
By: Hadiran Halawa, S.Th
Amin luar biasa pembahasannya...Tuhan yesus memberkati
BalasHapusAmin...
BalasHapusAmin...
BalasHapus