Senin, 14 Januari 2013

KEKAYAAN SESUNGGUHNYA (Wahyu 3:14-22)


Oleh: Hadiran Halawa, S.Th

Memiliki harta kekayaan yang banyak adalah impian kebanyakan orang, memiliki banyak harta adalah hal yang sangat diinginkan, dacari, diharapkan oleh setiap orang dalam hidup ini. Manusia dipacu untuk bekerja siang dan malam untuk mengejar harta kekayaan, memperkaya diri. Tidak jarang manusia saling menyakiti, mengkhianati, membunuh satu dengan yang lain, saudara sekandung bisa saling  bermusuhan bahkan berakhir dengan pembunuhan  hanya karena nafsu memburu harta kekayaan, hampir setiap hari kita membaca dikoran, media surat khabar dan tv bahkan mungkin kita melihat dan mengalinya sendiri, kejahatan manusia yang semakin brutal demi pengejaran akan harta yang fana ini. 

Tidak akan terjadi hal-hal yang setragis ini kalau seandainya mengerti dan memahami arti hidup ini, mengerti tentang  harta kekayaan yang sesungguhnya. Sebab segala harta kekayaan dalam bentuk apapun  yang  kita miliki dalam dunia tidaklah selamanya akan bersama-sama dengan kita. Ada saatnya ketika roh kita meninggalkan tubuh fana ini (meninggal dunia), maka segalanya akan kita tinggalkan di bumi ini. Seperti potongan liryc sebuah lagu “ku tak membawa apapun juga saat kudatang kedunia, kutinggal semua pada akhirnya saat kukembali ke Surga”. Dengan kata lain harta kekayaan yang ada dalam dunia ini yang begitu dikerjar, diburu oleh setiap orang tidaklah kekal adanya, sifatnya hanya sementara saja. 

Ada harta kekayaan yang sesusungguhnya yang seharusnya sangat perlu dicari, dikerjar, diburu, diusahakan oleh setiap orang,  khususnya orang percaya dalam hidup ini. Karena sifatnya tidak hanya sementara saja, hanya berlaku dibumi ini saja yang nantinya akan binasa pada saatnya, tetapi suatu harta kekayaan yang sifat dan nilainya kekal. Adalah menarik sekali bahwa Yesus menaruh perhatian  kepada harta kekayaan yang bersifa kekal. Dalam wahyu 3:14-22 Yesus mengecam jemaat Laodikia yang dalam pengertian yang salah telah memahami harta kekayaan dalam dunia ini menjadi segala-galanya buat kehidupan mereka. Sehingga hal inipun mempengaruhi tingkat kerohanian mereka, iman mereka yang suam-suam kuku. Yesus megecam mereka dengan berkata “ karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin dan tidak panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulutku” (wahyu 3:16). Ini berupa koreksi dan sekaligus  teguran yang sangat keras dari Tuhan Yesus kepada jemaat di Laodikia

Ada apa dengan Jemaat Laodikia ??
Untuk mengerti keadaan jemaat Laodikia, terlebih dahulu kita akan melihat keadaan kota Laodikia pada masa itu. Kota Laodikia, dimana jemaat Tuhan yang 'unik' ini terletak, didirikan oleh Antiokhus dari Siria untuk istrinya, Laodike. Sebagai kado untuk sang tersayang, wajarlah bila segala sesuatu diperhitungkan dan dipersiapkan sebaik-baiknya. Dan memang terbukti Laodikia segera berkembang menjadi kota yang besar, ramai, dan terkenal. Ada tiga ciri khas kota ini yang membuatnya terkenal ke mana-mana.
Pertama, Laodikia terkenal sebagai salah satu pusat kegiatan perbankan dan keuangan terbesar. Karenanya, ia juga merupakan sebuah kota yang termakmur dan terkaya di dunia. Pada tahun 61, ketika terjadi gempa bumi hebat dan sebagian kota ini hancur, ia menolak bantuan dari luar karena merasa cukup kaya untuk membangun kembali dirinya sendiri.

Kedua, Laodikia termasyhur karena kerajinan pakaian jadinya, khususnya yang terbuat dari wol. Bulu domba eks Laodikia terkenal lembut, mengkilap, serta berwarna hitam keungu-unguan. Bulu domba itu amat indah dan anggun, terutama bila dikenakan sebagai jubah kebesaran

Ketiga, Laodikia juga tersohor karena mutu sekolah kedokterannya. Dua dokter alumni sekolah ini, Zeuxis dan Aleksander Filalethes, begitu menjulang reputasinya sehingga wajah dan nama mereka diabadikan di atas uang logam mereka. Namun, yang membuat prestasi medis kota ini lebih melambung lagi adalah salep mata dan salep telinga yang mereka produksi. Tidak heran, orang-orang Laodikia merasa diri sehat selalu. Pendengaran dan penglihatan mereka istimewa.

Dengan memahami keadaan kota Laodikia yang pada saat itu dari sisi ekonomi boleh dikatakan sangat makmur, berkecukupan dalam segala hal,  tentu saja hal ini sangat  memperngaruhi pola pikir, dan pola hidup, serta kerohanian jemaat Tuhan yang tinggal di kota Laodikia. Itulah sebabnya Yeseus berkata kepada mereka “Karena engkau berkata:Aku kaya dan aku telah memperkayakan diriku dan tidak kekurangan apa-apa, dan karena engkau tidak tahu, bahwa engkau melarat, dan malang, miskin, buta dan telanjang” (Wahyu 3:17). Jemaat Laodikia dalam keadaan yang makmur, berkecukupan dalam banyak hal, bahkan mungkin punya harta kekayaan yang melimpah berkata bahwa “tidak kekurangan apa-apa lagi” semuanya serba ada, jadi tidak merasa perlu dan peduli lagi masalah kerohanian mereka, tidak peduli lagi mencari Tuhan, bersekutu dalam level keinitiman dengan Tuhan.

 Hal yang serupa terjadi di zaman kita sekarang ini. Memang harus diakui bahwa masalah besar bagi negara-negara maju seperti negara-negara Eropa dan Amerika adalah “terperangkap” dalam pemikiran bahwa “tidak kekurangan apa-apa”,dan juga tidak perlu apa-apa lagi dalam menambahkan “kebahagiaannya” termasuk merasa sudah tidak perlu Tuhan lagi. Dan itu sangat terbukti, dengan pengalaman tinggal di Canada dan Amerika kurang lebih setahun, saya mengamati kehidupan orang-orang disana yang serba berkecukupan dalam segala hal. Sehingga salah satu fakator penting kenapa banyak gereja-gereja kosong pada hari minggu, yang jemaatnya sebagian besar orang-orang yang sudah lanjut usia, adalah karena sudah merasa nyaman dengan apa yang mereka miliki sekarang, yaitu harta kekayaan yang melimpah sehingga merasa tidak perlu Tuhan lagi dalam hidupnya. Merasa “alergi” dengan hal-hal yang bersifat spiritual.

Apa itu harta kekayaan yang sesungguhnya…???
Yesus sangat mengecam jemaat Laodikia yang dalam kesombonganya berkata “aku tidak perlu apa-apa lagi” karena sudah mapan dengan segala harta yang melimpah yang bersifat dan  bernilai sementara saja. Yesus tidak tertarik sama sekali dengan apa yang selama ini mereka “berhalakan” sampai kepada puncak merasa tidak butuh Tuhan lagi. Lalu harta kekayaan seperti apa yang Yesus harapkan untuk dimiliki oleh Jemaat Laodikia ini..??. Dalam wahyu 3:18 Yesus berkata: “maka Aku menasihatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api, agar engkau menjadi kaya, dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan; dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat”.

Ada tiga  jenis harta kekayaan yang Yesus mau jemaat Laodikia miliki yakni :

1.       Emas 

Maka aku menasehatkan engkau, supaya engkau membeli dari pada-Ku emas yang telah dimurnikan dalam api”.
Yang jadi pertanyaanya adalah apakah yang dimaksud dengan Emas yang dimurnikan dengan api ini..?? kita segera akan mengerti bahwa yang dimaksud dengan “Emas yang dimurnikan dengan api adalah lambing dari sebuah karakter Ilahi yang telah terbentuk dengan melewati berbagai proses “padang gurun” dalam hal ini Ayub pernah berkata bahwa: “…seandainya Ia menguji aku, aku akan timbul seperti emas “ [ Ayub 23:10 ]. Sekilas kita mengingat tentang pribadi seorang Ayub yang terkenal dengan penderitaan yang luar biasa menimpa ayub dan keluarganya tapi dia bisa menunjukan  karakter ilahi yang telah terbentuk dan teruji melalui proses yang tidak mudah. Penderitaan yang sedemikian hebat, dan permasalahan yang begitu pelik tidak membuat seorang ayub bersungut-sungut dan meninggalkan Tuhan. Ayub tetap sabar, tabah, tekun dalam menanggung penderitaan yang sedemikian hebat, dan itulah yang membuat Ayub memilki karakter ilahi dalam dirinya.

 Betapa banyak orang Kristen yang tidak mau dan rela untuk melewati proses “padang gurun”. Kebanyakan anak-anak Tuhan di zaman modern yang serba instan ini, memilki mental dan karakter yang serba “instan” juga. Tidak mau hidup dalam proses penderitaan, tidak rela untuk memikul salib tiap hari, sehingga menghasilkan karakter-karakter yang bukan karakter ilahi yang tahan uji, tapi menghasilkan karakter karbitan, dan mentalitas kerupuk, yang cepat rapuh, cepat roboh ketika diterpa dengan badai gelombang kehidupan. Kebanyakan orang percaya kalau berdoa supaya semakin diberkati, diberikan muzijat yang luar biasa, doa semacam itu tidak salah. Cuman yang perlu kita direnungkan adalah adakah kita pernah berdoa supaya Tuhan izinkan masalah datang dalam kehidupan kita supaya karakter kita terbentuk, diproses timbul sebagai “emas murni” yang telah dimurnikan dengan api. Adakah kita mengucap syukur atas setiap masalah yang Tuhan izinkan hadir dalam perjalanan hidup kita, atau malah sebaliknya kita seperti orang Israel yang bersungut-sungut dipadang guruan. Hanya karakter ilahi yang bisa kita bawa kesurga . Inilah yang Yesus mau untuk jemaat Laodikia miliki,  dan Juga setiap orang percaya pada zaman modern sekarang ini yakni membeli emas yang telah dimurnikan dengan api. Karakter ilahi yang telah dibentuk melalu suatu proses “padang gurun” kehidupan.

2.       Pakaian Putih

“Dan juga pakaian putih, supaya engkau memakainya, agar jangan kelihatan ketelanjanganmu yang memalukan”.
Pakain putih berbicara tentang kekudusan.Yesus mau supaya jemaat Laodikia memiliki harta kekayaan yang bernilai kekal yaitu kekudusan. Firman berkata dalam I Petrus 1:16 “Kuduslah kamu sebab aku kudus”.Tuhan memanggil kita untuk hidup dalam kekudusan setiap saat. Naik dari level atau standart manusia biasa ke tantandat-Nya Tuhan. Hidup sebagaimana Tuhan hidup, berfikir sebagaimana Tuhan berfikir. Banyak orang yang ketika mendengar tentang kekudusan begitu “ngeri”, sepertinya hal itu sesuatu yang mustahil, sesuatu hal yang sulit  untuk kita bisa terapkan  dan hidupi ditengah-tengah dunia ini yang penuh dengan cobaan dan godaan untuk kita jatuh kedalam dosa.

Mungkinkah kita bisa hidup kudus..???, Kalau Tuhan yang menyuruh kita untuk hidup dalam kekudusan berarti Tuhan tau bahwa kita punya potensi untuk hidup dalam kekudusan. Inti dari pada kekudusan adalah “abide in Christ moment by moment”. Tinggal dalam Kristus saat demi saat, sampai  kepada tinggkat  mangunggal, bersatu dengan Kristus. Sehingga apa yang Kristus sukai pasti kita akan sukai, dan apa yang Kristus benci pasti juga kita benci. Kalau Yesus Kristus mengasihi kitapun ikut mengashi, kalau Yesus membenci dosa kitapun ikut membenci dosa. Tuhan mau setiap anak-anak Tuhan untuk hidup dalam kekudusan berapapun harganya yang harus dibayar. Karena keudusan adalah harta kekayaan yang sesungguhnya yang benilai kekal dan kita akan membawanya kesurga.

 3.       Minyak

“Dan lagi minyak untuk melumas matamu, supaya engkau dapat melihat”
Sudah umum kita ketahui dalam Alkitab bahwa minyak adalah lambang dari pada Roh kudus. Lalu apa kaitanyanya dengan “melumas mata, supaya engkau dapat melihat”. Menarik untuk kita perhatikan bahwa salah satu nama sebutan kepada Roh kudus adalah Roh pengetahuan dan juga Roh kebijaksanaan. . Di dalam pelayanan, Roh Kudus tidak membutakan pikiran manusia sebaliknya justru mencelikkan mata rohani yang buta , membukakan pikiran dan ksedaran dalam otak manusia otak manusia yang tertutup. Roh kudus berperan untuk menginsafkan kita akan dosa yang kita lakukan. Setiap orang percaya yang telah menerima Yesus kristus sebagai Tuhan dan juruselamat tentunya sudah pasti memiliki Roh kudus dalam hidupnya. Namun yang menjadi masalahnya bahwa ada banyak orang percaya yang telah mengalami pertobatan,  menerima Yesus sebagai Tuhan juruselamat, tetapi tidak banyak orang percaya yang mau hidup dipimpin oleh Roh kudus. 

Roh kudus adalah Penuntun yang paling utama, berjalan di depan, memimpin, menyingkirkan rintangan, membuka pengertian, dan memastikan segala sesuatunya jelas. Dengan kata lain tanpa pimpinan Roh kudus dalam kehidupan kita, maka kita akan mengalami “kebutaan” rohani, tidak tahu harus melangkah kemana, harus berbuat apa, harus mengambil keputusan apa dengan  bijak. Untuk itu perlu hidup oleh Roh dan dipimpin oleh Roh (Galatia 5:25), supaya mata hati kita dicelikkan untuk bisa mampu  melihata hal-hal yang baik dan yang benar. Dia memimpin dalam jalan yang harus kita jalani dalam semua hal rohani (Yohanes 16:13). Orang yang member dirinya dipimpin oleh Roh  menjadi pribadi-pribadi  yang luar biasa, yang mampu menyalibkan segala keinginan daging (Galatia 5: 18-21). Orang yang dipimpin oleh Roh akan menghasilkan  ke Sembilan buah-buah Roh (Galatia 5:22-23). Tiap harinya kita harus mau untuk tunduk kepada pimpinan Roh kudus, jangan sampai kita mendukakan-Nya oleh karena pemberontakan kita untuk berbuat dosa, Sebab Roh kudus adalah Roh yang lemah lembut. Harus dengar-dengaran  kepada pimpinan Roh kudus, sehingga semakin hari semakin peka mendengar suara-Nya. Betapa sangat perlu bahkan suatu keharusan bagi setiap anak-anak Tuhan di akhir zaman ini, untuk mau tunduk kepada pimpinan Roh kudus, sehingga menjalani kehidupan ini dalam kemenangan sampai pada akhirnya. 

Ketiga jenis kekayaan yang diinginkan oleh Yesus kepada jemaat Laodikian, merupakan keinginan Yesus juga kepada setiap kita orang percaya. Kiranya kita tidak hanya disbukkan dengan mengejar harta kekayaan yang  fana ini, menghabiskan seluruh waktu, tenaga, pemikiran hanya mengejar suatu kekayaan fana yang bersifat sementara. Jangan sampai kita lupa mengejar harta kekayaan yang sesungguhnya, yang diinginkan Yesus bagi kita untuk kita segera kita miliki dalam hidup ini.
Amen. God Bless us :)

By: Hadiran Halawa, S.Th

3 komentar: