Sabtu, 25 April 2020

UJI SETIAP NUBUATAN

Oleh: Hadiran Halawa

Akhir-akhir ini kita telah banyak mendengar nubuatan hamba-hamba Tuhan khususnya dari kalangan Kristen aliran Kharismatik  yang  dibagikan melalui media sosial  terkait  dengan Covid-19 (Virus Corona) yang sedang mewabah diseluruh dunia. Ada beberapa hamba Tuhan yang dengan beraninya bernubuat bahwa Covid-19 akan berakhir pada pertengahan april, ada juga yang bernubuat covid-19 akan segera berakhir setelah perayaan paskah selesai.

Saya secara pribadi sebagai orang Kharismatik percaya bahwa karunia nubuatan masih tetap berlaku sampai hari ini, Alkitab perjanjian baru menyinggung lebih dari tiga puluh kali mengenai nubuat sebagai bagian yang terus menerus dalam gereja, seperti ayat-ayat berikut ini: Kis.2:17-18, Roma 12:6,; 1 Kor. 11:4, 1 Tes.5:20 dll. Tetapi yang menjadi persoalanya adalah ada banyak hamba-hamba Tuhan yang mengclaim dirinya seorang  nabi Tuhan yang dengan terlalu gampangnya menyampaikan nubuatan-nubuatan yang belum tentu benar dari Tuhan.

Lebih cilakanya ada banyak orang Kristen Kharismatik yang kemudian mudah percaya akan nubuatan-nubuatan tersebut kemudian dengan tanpa ragu membagikannya  diberbagai media sosial, seperti facebook, group whatsapp, youtube dll, tanpa terlebih dahulu menyaring  apakah betul nubuatan itu datangnya dari Tuhan atau tidak. Tanpa disadari bahwa dengan dibagikan keberbagai media  sosial maka pastinya akan akan dibaca, didengar oleh semua orang. Apalagi kalau yang menyampaikan pesan nubuatan itu adalah hamba-hamab Tuhan dari luar negeri yang cukup terkenal maka dianggap lebih valid, lebih bisa dipercaya.

Kita tidak bisa menahan atau melarang  pendapat dan pemikiran  banyak orang yang  kemudian mempertanyakan kebenaran dari nubuatan tersebut. Apalagi kalau ternyata nubuatan yang disampaikan oleh para hamba Tuhan tersebut ternyata tidak benar, atau tidak tergenapi. Pasti akan ada konsekuensi logis dibalik dari setiap nubuatan yang tidak tergenapi  yang  telah dibaca dan didengar oleh banyak orang.  Maka tidak heran ada banyak orang yang kemudian menyerang pengajaran kharismatik, mencemooh para hamba-hamba  Tuhan yang bernubuat dengan mengatakan hamba Tuhan sesat , penipu dan lain sebagainya. Itu semua sudah menjadi sebuah konsekuensi logis yang harus diterima.

Saya masih ingat beberapa tahun yang lalu ada beberapa hamba Tuhan yang menubuatkan tentang akhir zaman akan segera tiba, hamba Tuhan tersebut dengan berani menetapkan hari  tanggal dan tahun tibanya akhir jaman, salah satu tanggal yang ditetapkan adalah 23 September 2017. Saya ingat betul tanggal ini, karena waktu itu bertepatan hari pernikahan saya. Bahkan ada seorang hamba Tuhan yang sampai berkata bahwa kalau nubuatan yang dia sampaiakan tidak tergenapi maka dia akan berhenti melayani Tuhan (berkhotbah) dan akan jadi jemaat biasa saja. Saya tidak tau apakah hamba Tuhan tersebut melakukan seperti apa yang dikatakannya atau tidak. Apakah nubuatan-nubuatan soal akhir zaman yang mereka sampaikan ada yang tergenapi, jelas tidak. Buktinya kita masih hidup di bumi sampai hari ini.

Kenapa kita tidak belajar dari sejarah  kegagalan deretan nubuatan yang pernah disampaikan oleh banyak hamba-hamba Tuhan. Kenapa banyak hamba-hamba Tuhan yang menyampaikan sesuatu hal yang melampaui dari apa yang Alkitab katakan.Dengan Jelas Yesus berkata dalam Matius 24: 36, tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat malaikat di sorga dan Anakpun tidak, hanya Bapa sendiri. Bahkan Yesus sendiri dalam kapasitasnya sebagai manusia mengaku bahwa Ia sendiri tidak tau kapan hari dan saatnya. Tetapi kenapa kemudian banyak hamba Tuhan dengan berani  melampaui Firman yang tertulis ini, apakah merasa diri lebih dari Yesus ? semoga tidak.

Setiap nubuatan harus diuji kebenarannya apakah dari Tuhan atau tidak. 1 Tesalonika 5:19-21 berkata; Ujialah segala sesuatu dan peganglah yang baik. Nubuatan harus benar-benar diuji sesuai tidak dengan kebenaran Firman Tuhan. Sebuah contoh misalnya ada sebuah gereja yang nekat mengadakan kebaktian hari minggu di gedung gereja dengan seluruh jemaat yang berkumpul, kemudian dibubarkan paksa oleh pihak kepolisian ketika gemabalanya ditanya kenapa masih nekat beribaah dan kumpulkan orang banyak dalam gedung gereja padahal sudah dilarang oleh pemerintah untuk ibadah di rumah saja karena bahaya Covid-19, lalu  sang gembala berkata karana saya disuruh Tuhan. Jelas kita bisa tau bahwa itu nubuatan paslu, karena tidak sesuai dengan ajaran dari Alkitab, yang menyuruh kita untuk taat kepada pemerintah.

Sering sekali banyak nubutan yang disampaikan oleh hamba-hamba Tuhan gagal tergenapi karena hal ini Mungkin saja hamba Tuhan tersebut tidak dapat membedakan dengan sempurna apa yang berasal dari Allah dan apa yang berasal dari pikiran (keinginan) kita sendiri, sehingga bercampur aduk antara yang dari Allah dan pemikiran diri sendiri. Bahkan seringkali Pikiran (keinginan) diri kita sendiri lebih kuat berbicara sehingga dianggap sebagai suara Tuhan. Oleh sebab itu dibutuhkan memang kepekaan rohani yang lebih tajam untuk membedakanya dan tentu harus diuji dengan kebenaran firman Tuhan, bila perlu minta konfirmasi dari berberapa hamba Tuhan yang bergerak dalam pelayanan karunia yang sama.

Sudah menjadi sebuah kebiasaan hamba-hamba Tuhan yang bergerek dalam karunia nubuatan, kalau menyampaikan pesan dari Tuhan selalu mengawali dengan berkata “Demikian Tuhan berfirman…..” atau “Tuhan berkata kepada saya….” Seolah-olah nubuat mereka sama seperti nubuatan para nabi dalam perjanjian lama yang jelas otoritasnya jauh lebih tinggi ototritasnya dan yang memang Tuhan pakai 100 % untuk menyampaikan pesan bahakan secara tertulis seperti firman yang kita abaca hari ini. Harus disadari bahwa pesan nubuatan hamba-hamba Tuhan sekarang ini, tidaklah sama bobotnya seperti Firman Allah yang diwahyukan seperti dalam Alkitab.

Hamba Tuhan yang bergerak dalam pelayanan nubuatan harus menyadari bahwa bisa saja pesan nubuat yang dia sampaikan salah atau tidak murni dari Tuhan oleh karean itu saat menyampaikan nubuat, lebih baik, lebih bijak dan lebih aman jika diawali dengan berkata, “Saya pikir Tuhan sedang memberi tahu kepada saya bahwa……” atau, “Saya pikir Allah sedang menaruh firman ini dalam hati saya bahwa….”. Cara ini tidak akan mengurangi keefektifan perkataan yang sungguh-sungguh berasal dari Tuhan. Sebab Jika sesuatu pernyataan berasal dari Allah, Ia akan menerangkannya dengan sejelas-jelasnya di dalam hati orang yang akan dipakai menyampaikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar