Oleh: Hadiran Halawa
Tanggapan saya didasarkan dari potongan video kritikan Pdt.Stpehen tong terkait seorang hamba Tuhan yang dalam potongan video tersebut mengatakan bahwa dia dapat pesan dari Tuhan menyuruhnya untuk menghardik virus corona seperti yang Yesus lakukan menghardik angin taufan di Danau Galilea.
Terlepas dari benar tidaknya Pendeta tersebut dapat pesan dari Tuhan yang menyuruhnya berdoa seperti yang dilakukan Yesus menghardik angin taufan di danau Galilea. Menurut saya biarkan saja, nanti waktu yang akan membuktikan apakah benar atau tidak yang disampaikan. Tapi minimal inti dari yang disampaikan yang perlu digaris bawahi adalah mengajak jemaatnya untuk doa peperangan rohani dengan cara seperti yang dia yakini. Peperangan rohani tentu alkitabiah, salah satunya dalam Efesus 6:10-12.
Terkait Efesu 6:10-12 ini saya mengutip pernyataan Pdt.Mangapul Sagala dalam sebuah komentarnya di Diskusi Facabook menanggapi poastingan Tolop Marbun:
"HARUS MEMAHAMI MAKNA EFESUS 6:10 dst. Itulah peperangan rohani. Gagal memahami itu, maka sulit masuk ke dalam peperangan rohani yg benar. Dengan jelas di sana rasul Paulus mengatakan bahwa kita bukan melawan darah & daging. Artinya materi yg kelihatan. Tetapi melawan roh-roh jahat di udara, penghulu dunia yg gelap. Di sinilah PENTINGNYA PENGALAMAN ROHANI. Jika TDK, maka kita hanya dapat berjuang di level materi. Pasti gagal! Mengapa Tuhan Yesus menghardik iblis pada Mat.16:23? Padahal, dalam alam nyata (sebutlah materi), bukankah Petrus yg bicara? Fw. Matius 16:23 (TB) Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus: "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Lebih lanjut Pdt. Mangapul sagal menjelaskan, "Di situlah peperangan rohani terjadi. Tuhan Yesus sanggup melihat melampaui alam nyata (materi), masuk ke alam roh (ingat peperangan rohani, bukan materi). Nah, jika iblis (kuasa gelap) bahkan bisa memakai seorang rasul, yaitu Petrus, apakah si jahat tidak bisa memakai Covid19? Catatan: Petrus, bukan iblis, tapi Iblis memakai Petrus. Tuhan berhasil menghardik iblis yg tidak kelihatan itu. Demikian juga, kita akan gagal dalam peperangan rohani bila kita hanya mampu melihat di level materi, hanya virus"
Apa yang kemudian disalah pahami oleh Pdt. Stephen Tong dan pengikutnya terkait pernyatan hamba Tuhan tersebut yang berkata "Tuhan Menyuruh saya". Mengira bahwa kata Tuhan menyuruh ini..Tuhan bicara langsung kepada Pdt. NN. Dalam video itu tidak dijelaskan apakah Pdt. NN mendegarkan pesan Tuhan langsung secara audible, melalui hati nuranikah atau melalui alam semesta. Tapi menurut hemat saya karena pesan Tuhan tersebut berkorelasi dengan Cerita alkitab yang dikutip, maka bisa saja sebenarnya Pdt. NN dapat pesan Tuhan melalui pembacaan Alkitab, apakah itu salah ? apakah pesan Tuhan lewat Firman yang menjadi Rhema, bukan pesan khusus buat kita ?.
Hal lain yang gagal disalah pahami oleh Pdt. Stephen Tong dan orang banyak yang mendukungnya adalah, bahwa karena Pdt. NN mengatakan disuruh Tuhan untuk Mengahardik Virus Corona dan Krisis Ekonomi seperti Yesus menghardik angin taufan di danau Galilea, maka mereka menuntut hasil yang sama, yaitu jawaban doa secepat kilat, corona dan krisis ekonomi secepat kilat berhenti. Ini lucu menurut saya dan tidak bisa masuk dalam logika berpikir.
yang lebih lucunya lagi mengambil sebuah kesimpulan prematur Pdt.NN tidak dapat pesan dari Tuhan, hanya karena mereka tidak melihat hasil yang sama.
Menuntut hasil yang sama jelas tidak bisa karena hal ini :
- Peristiwa di danau galilea dengan virus corona/krisis ekonomi yang mendunia jelas Tidak appel to appel :
Pelaku : Yesus (Tuhan ) vs Pdt. NN (Manusia)
Cakupan wilayah : Danau galilea vs Seluruh Dunia
Jenis : Angin Taufan vs Virus corona dan Ekonomi
Hasil: Secepat kilat vs belum kelihatan hasilnya.
Jelas hasilnya tidak mungkin sama.
Inti pesan Pdt. NN dalam video adalah mengajak Jemaatnya doa peperangan Rohani. Harus dimengerti bahwa dalam doa peperangan rohani hasil tidak selalu mendapatkan hasil secepat kilat, kadang ada hambatan seperti yang dialami oleh Daniel 10:13, jawaban doa tertunda sampai 21 hari. Kalau benar sperti penjelasan Pdt. Mangapul Sagal perihal Iblis yang bisa memakai Virus Corona, maka jelas tidak bisa menuntut hasil yang sama (secepat kilat)
Murid2 Yesus pernah gagal mengusir roh jahat pada seseorang karena kurang iman, kendati Yesus yang menyuruh mereka secara langsung. Apakah Pdt. ST dan pendukungnya berani mengambil kesimpulan bahwa murid2 Yesus tidak disuruh oleh Tuhan Yesus karena mereka gagal ?. Bisakah hal ini diterima oleh logika berpikir ?
Beberapa tanggapan saya terkait kritikan Pdt.Stephen Tong dalam potoangan video tersebut
1.Pdt. Stephen Tong dalam Kritiknya berkata bahwa tidak boleh “mengcopy” Yesus, yang artinya kita tidak boleh mencontoh pelayanan/pekerjaan seperti yang Yesus lakukan termasuk di dalamnya menyembuhkan orang sakit. Lha..Kalau bukan Yesus yang kita contoh lalu siapa yang mau kita contoh masa si pak Pdt.Stephen Tong. Bukankah kita mengikuti teladan Yesus. peristiwa di danau galilea itu, saya yakin mungkin saja sebenarnya Yesus mengharapkan Murid-muridnya yang selama ini telah diajar, hidup bersama sama dengan Dia tiap-tiap harinya menyaksikan setiap mujizat , merekalah yang seharusnya mulai belajar praktek iman menghardik badai saat itu, terlihat dari respon perkataan Yesus kepada mereka dengan berkata “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya ?”
Bukankah Yesus menyuruh kita untuk melakukan pelayanan seperti yang Dia lakukan :"Sembuhkanlah orang sakit; bangkitkanlah orang mati; tahirkanlah orang kusta; usirlah setan-setan. Kamu telah memperolehnya dengan cuma-cuma, karena itu berikanlah pula dengan cuma-cuma". Matius 10:8
Bukankah Yesus berkata bahwa kalau kita punya iman sebesar biji sesawi kita bisa berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini kesana pindah maka gunung itu akan pindah Matius 17:20. Apakah ayat ini hanya bisa ditafsirkan secara rohani saja yang artinya gunung persoalan. Bukankah gunung Mokattam yang pindah di mesir menjadi bukti real dari pada pembuktian dari ayat tersebut dan bukti tindakan iman hamba2 Tuhan pada masa saat itu.
2. Pdt. Stephen Tong dalam kritiknya melakukan ad hominem dengan menyerang pribadi hamba Tuhan, dengan mengatakan penipu dan perampok uang jemaat. Sangat disayangkan hamba Tuhan sekaliber Pak Tong melakukan serangan pribadi seperti itu, apakah tidak ada cara lain melakukan kiritik yang lebih baik dengan tidak menyerang pribadinya. Apakah benar-benar Pak Tong tau kalau pendeta yang dia maksud memang menipu dan rampok uang jemaat, apakah ada buktinya..kenapa tidak lapor polisi aja kalau begitu biar diproses secara hukum. Lebih bagus begitu kalau ada buktinya, tapi kalau hanya sekedar berasumsi,bisa dikategorikan fitnah, sangat disayangkan.
3. Pdt. Stephen Tong menantang hamba Tuhan untuk melakukan KKR di Istora Senayan yang menurut saya mustahil dilakukan, karena himbaun pemerintah untuk tidak ibadah di gereja, apalagi mengumpulkan orang yang sakit covid diistora Senayan. Sesuatu yang tak masuk diakal, mengingat sifat penyebaran virus itu sangat cepat menular. Itulah makanya kita disuruh di rumah saja dan orang yang terkena covid-19 dikarantina. kita sebagai warga negara yang baik tentu kita harus taat juga kepada pemerintah sebagai otoritas kita. Firman Tuhan menyuruh kita untuk taat kepada pemerintah seperti di Roma 13:1. Tuhan berbicara kepada kita melalui pemerintah untuk tinggal di rumah saja.
Apakah itu satu-satuya nya cara untuk mengetahui seorang hamba Tuhan punya kuasa atau tidak dapat dilihat melalui keberaniannya bikin KKR di Istora senanyan di tengah wabah Covid-19 yang mendunia ?. Ini sangat lucu menurut saya. Apakah memang perlu sebuah pembuktian untuk seorang hamba Tuhan punya kuasa atau tidak ?. Tidak cukupkah firman Tuhan yang meyakinkan kita bahwa setiap kita yang percaya Yesus bukan hanya hamba Tuhan tapi semua orang percaya diberi kuasa. Matius 10: 8 1 Yoh 1:12, Lukas 10:19, Efesus 1:22-23, Matius 16:19, 2 Kor 10:4-6 dll.
4. Pdt. Stephen Tong menantang hamba Tuhan kalau tidak terjadi seperti yang didoakan maka meminta hamba Tuhan tersebut untuk di rajam dengan batu, yang menurut saya ini terlalu berlebihan dan ekstrim. Apakah sebaliknya Pdt. Stphen Tong bersedia diperlakukan hal yang sama yaitu dirajam dengan batu juga kalau ternyata apa yang didoakan oleh pendeta itu ternyata benar terjadi. Haruskah memakai konsekuensi seperti ini untuk menguji benar tidaknya seorang hamba Tuhan dalam menyampaikan pesan yang dari Tuhan kepada jemaat di Gerejanya?. Haruskah bermain taruh-taruhan untuk pembuktian seorang hamba Tuhan punya kuasa atau tidak. Apakah cara-cara demikian alkitabiah, adakah kita temukan cara-cara seperti ini baik dalam PL maupun dalam PB.
5. Pdt. Stpehen Tong berkata bahwa penginjilan melalui kesembuhan bukanlah penginjilan karena tidak memberitakan tentang Yesus yang mati dan bangkit menanggung segala dosa kita dikayu salib. Dari mana Pdt. Stphen Tong tau pelayanan kesembuhan tidak memberitakan tentang kematian , penyaliban dan kebangkitan Kirstus ?. Apakah pernah melakukan penelitian dibeberap KKR Kesembuhan Ilahi Pengkhotbah tidak memberitakan tentang Yesus yang mati, disalib dan di dibangkitkan . Sepengetahuan saya yang juga pernha ikut dalam KKR Kesembuhan Ilahi, setiap KKR Kesembuhan Ilahi selalu Yesus yang jadi berita central yang memungkinkan orang-orang disembuhkan karena iman kepada Yesus yang diberitakan terlebih dahulu melalui Khotbah. Yesus dan para Rasul memakai metode pelayanan penginjilan melalui pelayanan kesembuhan Ilahi. Sehingga kita bisa melihat dalam kitab injil pelayanan Yesus diwarnai dengan menyembuhkan orang sakit , mengadakan mujizat dan tanda-tanda heran demikian juga pelayanan para Rasul. Bukankah harusnya kita mengikuti teladan pelayanan Yesus dan para Rasul.
6. Pdt. Stephen Tong meneriaki pendeta-pendeta diseluruh Indonesia untuk mendengarkan perkataanya. Siapakah Pdt. Stephen Tong, apakah dia” Tuhan” atas pendeta-pendeta yang harus didengarkan. Apakah semua perkataan dan pengajaran Stephen Tong auto benar, maha benar dan tidak pernah salah ?
Semoga Pdt.Stephen Tong tidak merasa lebih Pendeta dari semua pendeta, dan lebih benar dari semua hamba Tuhan.
Harusnya dalam kondisi seperti ini, tokoh2 gereja, hamba2 Tuhan senior memberi teladan untuk bersatu berdoa untuk bangsa kita, bersatu,.merendahkan diri untuk memohon belas kasihan Tuhan supaya Virus corona di bangsa kita cepat berlalu.
Shalom untuk kita semua, mari bersatu dalam doa, tetap jaga kesehatan, di Rumah saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar