Oleh: Hadiran Halawa
“Aku tidak akan meninggalkan
kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” Yohanes 14:18.
Perpisahan adalah sesuatu yang
tidak bisa dihindari oleh setiap manusia. Istilah “tidak ada pertemuan tanpa
perpisahan” sudah merupakan bagian yang tak terpsaihakan dan akan selalu
mewarnai kehidupan manusia. Perpisahan bukanlah sesuatu yang menyenangkan.
Apalagi berpisah dengan orang yang sangat kita cintai atau orang sudah lama
hidup besama-sama dengan kita, tidaklah mudah. Harus diakui bahwa tidak ada kata yang lebih
menyedihkan dari sebuah kata perpisahan. Tidak ada kata yang lebih menyakitkan
selain kata perpisahan.
Para murid Yesus yang baru saja
mengalami sukacita yang luar biasa kerena mereka melihat sang guru telah
bangkit dari antara orang mati, telah mengalahkan maut. Mereka bisa merasakan
kehadiran-Nya lagi setelah terpisah oleh Kematian yang harus dilalui Yesus
selama 3 hari.Peristiwa kematian Yesus tentu telah menjadi pukulan berat bagi
para murid saat itu, mereka sangat berduka tentunya. Tetapi dukacita itu
berubah jadi sukacita yang luar biasa ketika Yesus menampakan diri kepada
murid-muridnya. Selama empat puluh hari setelah kebangkitannya merupakan moment
yang begitu indah dan membahagiakan bagi para murid.
Namun sekali lagi mereka harus
menerima kenyataan bahwa Yesus tidak akan selalu bersama mereka secara fisik.
Yesus sudah mengingatkan mereka akan hal ini bahwa Ia tidak akan selamanya di
dunia bersama dengan mereka secara fisik. Akan ada saatnya harus pulang ke
surga ketempat dimana Yesus berasal. Sebelum penyaliban dan kematianNya Yesus
sudah sedemikian rupa menjelaskan peristiwa yang akan dialamiNya termasuk peristiwa kenaikanNya ke surga.
Seakan tidak mau melihat para
murid-murid-Nya bersedih soal kepergianNya Yesus berkata kepada mereka “Aku
tidak akan meninggalkan kamu sebagai
yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” Yohanes 14:18. Yatim piatu artinya seseorang
yang hidup sebatang kara tanpa ada orang
tua yang mendampingi, membimbing, menemani,mengayomi, melindungi dari segala
mara bahaya, mencukupi segala kebutuhan yang diperlukan, tempat untuk bernaung,
tempat pelarian untuk mengadu, tempat yang bisa merasa aman dan nyaman. Tidak
ada satupun manusia di dunia yang ingin lahir dan hidup sebagai yatim piatu.
Setiap manusia ingin supaya ada orang tua yang selalu ada menemani dan
membimbing.
Sekalipun pada kenyataan-Nya
Yesus harus segera berpisah dengan mereka secara fisik, namun bukan berarti
bahwa Yesus akan membiarkan mereka sendirian. Yesus berkata kepada mereka “Aku
akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang
lain, supaya ia menyertai kamu selama-lama-nya” Yohanes 14:16. Penolong dalam
bahasa Yunani memakai kata “parakletos” artinya, Penolong, penghibur atau
advokat yang mendampingi. Kata “yang lain” Dalam bahasa Yunani memakai kata
Allos. Artinya yang lain dari jenis yang sama. Ada satu kata lagi dalam bahasa
Yunani yang artinya yang memilki arti “yang lain” juga yaitu Heteros yang
artinya yang lain dari jenis yang berbeda.
Analoginya, misalnya saya lagi
makan pisang ambon, terus saya minta pisang ambon satu lagi maka disitu
menggunakan kata allos, yang lain dari jenis yang sama. Tapi kalau saya makan
pisang ambon kemudian saya minta yang lain
misalnya jeruk manis maka “yang lain” disini memakai kata heteros. Yesus tidak
menggunakan kata heteros dalam penjelasannya kepada para murid, tetapi menggunakan kata Allos. Artinya bahwa sekalipun penolong
(parakletos) yang diberikan Bapa itu yang lain dari pada Yesus namun tetap
memiliki jenis yang sama,memiliki sifat yang sama seperti Yesus.
Sebagai manusia yang pernah hidup
dalam dunia yang sarat dengan penderitaan dan ketidak adilan tentu Yesus sangat
mengerti dan memahami betul bahwa kehidupan yang akan dijalani oleh para
murid-murid-Nya termasuk kita orang percaya yang masih ada di dunia tidaklah
gampang. Berbagai penderitaan, pencobaan, kesulitan hidup seakan selalu
mewarnai kehidupan manusia datang silih berganti. Apalagi penganiayaan dan
penderita yang akan dialami oleh orang-orang percaya disegala abad yang pasti
akan slalu ada sebagai konsukuensi
imannya terhadap Kristus Yesus. Itulah sebabnya Yesus berkata bahwa kita tidak
akan ditinggalkan sebagai yatim piatu. Kita tidak akan ditinggalkan sendirian.
Kita tidak akan dibiarkan mengalami segala kesusahan dan penderitaan selama
hidup di dunia.
Ditengah wabah pandemic virus
corona yang sedang melanda dunia sekarang ini, yang telah membuat umat manusia dalam
penderitaaan, dalam kesedihan, kemalangan, dalam ketakutan. Dan yang juga telah
memukul sendi perokonmian semua negera di seluruh dunia, yang menyebabkan
banyak orang yang telah kehilangan perkerjaanya, banyak orang yang jadi
penggangguran dimana-mana, banyak orang yang mungkin susah cari makan sekarang
ini tak terkecuali orang-orang percaya. Ini bukanlah sebuah situasi dan kondisi
yang gampang untuk kita lalui, namun kita tidak perlu berputus asa, tidak
hilang pengharapan, perlu diingat bahwa kita tidak sendirian melalu semua ini.
Ada Tuhan yang selalu bersma kita, yang akan memberi kita kekuatan dan
kesanggupan menjalaninya.
Perkataan Yesus sebelum Ia naik
ke sorga meninggalkan para Murid, mengingatkan kita hari ini yang sedang
berjuang dengan penderitaan hidup yang disebabkan oleh virus corona bahwa kita
tidak sendirian. Ada parakletos yang akan selalu memberi kita penghiburan
dikala duka, ada Parakletos yang akan membimbing kita dikala kita kehilangan
arah, ada parakletos yang akan yang akan mengajar, melindungi, menaungi,
dicukupi, layaknya orang tua yang bertanggung jawab terhadap kehidupan
anak-anaknya. Kita bukan anak yatim piatu yang ditinggal sendirian, hidup sebatang
kara dalam penderitaan dan pergumulan hidup. Parakletos selalu hadir dan slalu
ada untuk kita kapan dan diamanapun. Sebab tidak hanya menyertai kita tetapi
sang Parakletos itu sudah tinggal dalam hidup kita.
Lagu “You will never walk alone” yang
dalam bahasa Indonesia artinya “Kamu tidak akan pernah berjalan sendirian”.
Lagu ciptaan Gerry dan the peacemakers ini telah di-cover oleh banyak
artis terkenal deseluruh dunia. Bahkan
lagu ini telah menjadi lagu wajib klub
sepak bola bergensi di dunia yaitu Liverpool. Di bait pertama dari lagu
tersebut penulis menggambarkan seseorang yang sedang berjalan melalui sebuah
badai, pejalan tersebut harus tetap menegakkan kepalanya dan tidak perlu
takut akan kegelapan sebab diakhir badai ada langgit keemasan. Bait kedua
mengatakan teruslah berjalan melewati angin, teruslah berjalan melewati hujan,
meski mimpi-mimpimu terombang-ambing dan tertiup, teruslah berjalan dengan
harapan dihatimu, dan kamu tidak akan berjalan sendirian.
Lagu karya Gerry ini, menyemangati
kita untuk berjalan terus melewati badai kehidupan dan tidak berputus asa.
Badai sehebat apapun, angin hujan sekencang apapun, kita tidak perlu takut sbab
kita tidak berjalan sendirian ada Roh Kudus yang telah diberikan oleh Allah
Bapa kepada kita yang akan selalu bersama-sam kita, memberi kekuatan dan pertolongan disaat kita membutuhkan. Dengan
kasih karunia-Nya kita bisa melalui dan melewati penderitaan akibat virus
corono. Tangan kasih-Nya akan selalu ada menopang, menolong dan melindungi kita.
Peringatan akan kenaikan Yesus ke
Sorga sekali lagi mengingatkan kita bahwa kita tidak ditinggal sebagai anak
yatim piatu melainkan telah memberikan kita Parakletos yang memampukan kita
untuk melewati berbagai tantangan dan pencobaan selama hidup di dunia ini.
Sehingga kita bisa finish well dan finish strong menyelesaikan semua
pertandingan iman kita dengan baik. Yesus telah menjadi contoh bagi kita dalam
menghadapi segala macam penderitaan selama di dunia, Yesus telah melewatinya
dengan baik, misi Yesus di dunia telah terselesaikan dengan sangat baik, kini
giliran kita sebagai gereja yang juga harus bisa menyelesaikan tugas dan
panggilan kita ditengah dunia yang penuh dengan tantangan dan cobaan. Kita
pasti bisa menyelesaiakan dengan baik sebab kita tidak berjalan sendirian. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar