Senin, 18 Mei 2020

REFLEKSI KENAIKAN KRISTUS : YOU WILL NEVER WALK ALONE

Oleh: Hadiran Halawa

“Aku tidak akan meninggalkan  kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” Yohanes 14:18.

Perpisahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh setiap manusia. Istilah “tidak ada pertemuan tanpa perpisahan” sudah merupakan bagian yang tak terpsaihakan dan akan selalu mewarnai kehidupan manusia. Perpisahan bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Apalagi berpisah dengan orang yang sangat kita cintai atau orang sudah lama hidup besama-sama dengan kita, tidaklah mudah. Harus diakui bahwa tidak ada kata yang lebih menyedihkan dari sebuah kata perpisahan. Tidak ada kata yang lebih menyakitkan selain kata perpisahan.

Para murid Yesus yang baru saja mengalami sukacita yang luar biasa kerena mereka melihat sang guru telah bangkit dari antara orang mati, telah mengalahkan maut. Mereka bisa merasakan kehadiran-Nya lagi setelah terpisah oleh Kematian yang harus dilalui Yesus selama 3 hari.Peristiwa kematian Yesus tentu telah menjadi pukulan berat bagi para murid saat itu, mereka sangat berduka tentunya. Tetapi dukacita itu berubah jadi sukacita yang luar biasa ketika Yesus menampakan diri kepada murid-muridnya. Selama empat puluh hari setelah kebangkitannya merupakan moment yang begitu indah dan membahagiakan bagi para murid.

Namun sekali lagi mereka harus menerima kenyataan bahwa Yesus tidak akan selalu bersama mereka secara fisik. Yesus sudah mengingatkan mereka akan hal ini bahwa Ia tidak akan selamanya di dunia bersama dengan mereka secara fisik. Akan ada saatnya harus pulang ke surga ketempat dimana Yesus berasal. Sebelum penyaliban dan kematianNya Yesus sudah sedemikian rupa menjelaskan peristiwa yang akan dialamiNya  termasuk peristiwa kenaikanNya ke surga.

Seakan tidak mau melihat para murid-murid-Nya bersedih soal kepergianNya Yesus berkata kepada mereka “Aku tidak akan meninggalkan  kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu” Yohanes 14:18. Yatim piatu artinya seseorang yang hidup sebatang kara  tanpa ada orang tua yang mendampingi, membimbing, menemani,mengayomi, melindungi dari segala mara bahaya, mencukupi segala kebutuhan yang diperlukan, tempat untuk bernaung, tempat pelarian untuk mengadu, tempat yang bisa merasa aman dan nyaman. Tidak ada satupun manusia di dunia yang ingin lahir dan hidup sebagai yatim piatu. Setiap manusia ingin supaya ada orang tua yang selalu ada menemani dan membimbing.

Sekalipun pada kenyataan-Nya Yesus harus segera berpisah dengan mereka secara fisik, namun bukan berarti bahwa Yesus akan membiarkan mereka sendirian. Yesus berkata kepada mereka “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya ia menyertai kamu selama-lama-nya” Yohanes 14:16. Penolong dalam bahasa Yunani memakai kata “parakletos” artinya, Penolong, penghibur atau advokat yang mendampingi. Kata “yang lain” Dalam bahasa Yunani memakai kata Allos. Artinya yang lain dari jenis yang sama. Ada satu kata lagi dalam bahasa Yunani yang artinya yang memilki arti “yang lain” juga yaitu Heteros yang artinya yang lain dari jenis yang berbeda.

Analoginya, misalnya saya lagi makan pisang ambon, terus saya minta pisang ambon satu lagi maka disitu menggunakan kata allos, yang lain dari jenis yang sama. Tapi kalau saya makan pisang ambon kemudian saya minta yang lain  misalnya jeruk manis maka “yang lain” disini memakai kata heteros. Yesus tidak menggunakan kata heteros dalam penjelasannya kepada para murid, tetapi menggunakan  kata Allos. Artinya bahwa sekalipun penolong (parakletos) yang diberikan Bapa itu yang lain dari pada Yesus namun tetap memiliki jenis yang sama,memiliki sifat yang sama seperti Yesus.

Sebagai manusia yang pernah hidup dalam dunia yang sarat dengan penderitaan dan ketidak adilan tentu Yesus sangat mengerti dan memahami betul bahwa kehidupan yang akan dijalani oleh para murid-murid-Nya termasuk kita orang percaya yang masih ada di dunia tidaklah gampang. Berbagai penderitaan, pencobaan, kesulitan hidup seakan selalu mewarnai kehidupan manusia datang silih berganti. Apalagi penganiayaan dan penderita yang akan dialami oleh orang-orang percaya disegala abad yang pasti akan slalu ada  sebagai konsukuensi imannya terhadap Kristus Yesus. Itulah sebabnya Yesus berkata bahwa kita tidak akan ditinggalkan sebagai yatim piatu. Kita tidak akan ditinggalkan sendirian. Kita tidak akan dibiarkan mengalami segala kesusahan dan penderitaan selama hidup di dunia.

Ditengah wabah pandemic virus corona yang sedang melanda dunia sekarang ini, yang telah membuat umat manusia dalam penderitaaan, dalam kesedihan, kemalangan, dalam ketakutan. Dan yang juga telah memukul sendi perokonmian semua negera di seluruh dunia, yang menyebabkan banyak orang yang telah kehilangan perkerjaanya, banyak orang yang jadi penggangguran dimana-mana, banyak orang yang mungkin susah cari makan sekarang ini tak terkecuali orang-orang percaya. Ini bukanlah sebuah situasi dan kondisi yang gampang untuk kita lalui, namun kita tidak perlu berputus asa, tidak hilang pengharapan, perlu diingat bahwa kita tidak sendirian melalu semua ini. Ada Tuhan yang selalu bersma kita, yang akan memberi kita kekuatan dan kesanggupan menjalaninya.

Perkataan Yesus sebelum Ia naik ke sorga meninggalkan para Murid, mengingatkan kita hari ini yang sedang berjuang dengan penderitaan hidup yang disebabkan oleh virus corona bahwa kita tidak sendirian. Ada parakletos yang akan selalu memberi kita penghiburan dikala duka, ada Parakletos yang akan membimbing kita dikala kita kehilangan arah, ada parakletos yang akan yang akan mengajar, melindungi, menaungi, dicukupi, layaknya orang tua yang bertanggung jawab terhadap kehidupan anak-anaknya. Kita bukan anak yatim piatu yang ditinggal sendirian, hidup sebatang kara dalam penderitaan dan pergumulan hidup. Parakletos selalu hadir dan slalu ada untuk kita kapan dan diamanapun. Sebab tidak hanya menyertai kita tetapi sang Parakletos itu sudah tinggal dalam hidup kita.

Lagu “You will never walk alone” yang dalam bahasa Indonesia artinya “Kamu tidak akan pernah berjalan sendirian”. Lagu ciptaan Gerry dan the peacemakers ini telah di-cover oleh banyak artis  terkenal deseluruh dunia. Bahkan lagu ini telah menjadi lagu wajib  klub sepak bola bergensi di dunia yaitu Liverpool. Di bait pertama dari lagu tersebut penulis menggambarkan seseorang yang sedang berjalan melalui sebuah badai, pejalan tersebut harus tetap menegakkan kepalanya dan tidak perlu takut akan kegelapan sebab diakhir badai ada langgit keemasan. Bait kedua mengatakan teruslah berjalan melewati angin, teruslah berjalan melewati hujan, meski mimpi-mimpimu terombang-ambing dan tertiup, teruslah berjalan dengan harapan dihatimu, dan kamu tidak akan berjalan sendirian.

Lagu karya Gerry ini, menyemangati kita untuk berjalan terus melewati badai kehidupan dan tidak berputus asa. Badai sehebat apapun, angin hujan sekencang apapun, kita tidak perlu takut sbab kita tidak berjalan sendirian ada Roh Kudus yang telah diberikan oleh Allah Bapa kepada kita yang akan selalu bersama-sam kita, memberi kekuatan  dan pertolongan disaat kita membutuhkan. Dengan kasih karunia-Nya kita bisa melalui dan melewati penderitaan akibat virus corono. Tangan kasih-Nya akan selalu ada menopang, menolong dan melindungi kita.

Peringatan akan kenaikan Yesus ke Sorga sekali lagi mengingatkan kita bahwa kita tidak ditinggal sebagai anak yatim piatu melainkan telah memberikan kita Parakletos yang memampukan kita untuk melewati berbagai tantangan dan pencobaan selama hidup di dunia ini. Sehingga kita bisa finish well dan finish strong menyelesaikan semua pertandingan iman kita dengan baik. Yesus telah menjadi contoh bagi kita dalam menghadapi segala macam penderitaan selama di dunia, Yesus telah melewatinya dengan baik, misi Yesus di dunia telah terselesaikan dengan sangat baik, kini giliran kita sebagai gereja yang juga harus bisa menyelesaikan tugas dan panggilan kita ditengah dunia yang penuh dengan tantangan dan cobaan. Kita pasti bisa menyelesaiakan dengan baik sebab kita tidak berjalan sendirian. Amin


Tidak ada komentar:

Posting Komentar